Minggu, 24 Januari 2021

MAKALAH PERILAKU MAKAN TERNAK KAMBING

 

BAB I

 

PENDAHULUAN

 

Dalam budidaya ternak kambing yang dikelola secara intensif, pakan merupakan salah satu komponen input yang sangat menentukan keberhasilan usaha secara finansial. Salah satu keunikan ternak kambing seperti halnya ternak ruminansia lain adalah sistem cerna yang komplek (poligastrik), sehingga mampu mengubah bahan pakan berserat tinggi (rumput, jerami,dll.) sebagai sumber utama energi dan mengubah senyawa nitrogen yang bukan protein (NBP) seperti urea menjadi protein bernilai bilogis tinggi untuk kebutuhan produksinya. Kelebihan dalam kemampuan memanfaatkan bahan pakan berserat tinggi ini dimungkinkan oleh proises fermentasi secara anaerobik yang diperankan oleh mikroba yang berkembang didalam lambung. Namun, fermentasi anaerobik ini memiliki konsekuensi bahwa efisiensi pemanfaatan pakan lebih rendah dibandingkan proses cerna pada ternak monogastrik. Oleh karena itu, pemilihan bahan pakan pada ternak kambing diutamakan kepada bahan yang tidak bersaing dengan kebutuhan jenis ternak lain (monogastrik), seperti unggas dan babi maupun manusia. Dalam konteks ini, tanaman pakan ternak (hijauan pakan) dan hasil sisa tanaman maupun limbah pertanian dan industri agro menjadi pilihan utama dalam mengembangkan sistem pakan pada usaha ternak kambing (pakan dasar).

Pakan dasar atau pakan pokok memiliki arti bahwa secara kuantitatif bahan tersebut dialokasikan dan dikonsumsi oleh ternak dalam jumlah paling banyak dibandingkan bahan pakan lain. Namun demikian, untuk mendukung produktivitas yang tinggi menurut kapasitas genetiknya, maka suplai nutrisi dari pakan dasar sering tidak mencukupi, baik dalam jumlah asupannya maupun dalam keseimbangan antar berbagai zat gizinya. Oleh karena itu, koreksi terhadap defisiensi maupun ketidak seimbangan nutrien dalam pakan dasar tersebut perlu dilakukan.

 

Pemberian pakan konsentrat ataupun suplemen yang menggunakan bahan baku dengan kandungan nutrisi (protein, energi, mineral) yang tinggi sebaiknya digunakan untuk mengatasai kekurangan nutrisi pada pakan dasar. Oleh karena konsentrasi nutrisinya relatif tinggi, maka biaya penggunaan pakan konsentrat juga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pakan dasar per unit pakan. Dengan demikian penggunaan pakan konsentrat haruslah seefisien mungkin. Efisiensi penggunaan pakan dapat diukur dari rasio antara jumlah pakan yang dikonsumsi ternak dengan output yang dihasilkan. Efisiensi penggunaan pakan yang tinggi dapat dicapai dengan pengelolaan pakan yang tepat, antara lain pengelolaan alokasi jumlah pakan optimal, formulasi konsentrat yang efisien, pemilihan bahan baku yang seimbang secara nutrisi dan layak secara ekonomis serta penentuan waktu dan frekuensi pemberian pakan yang strategis. Kontribusi penggunaan pakan secara efisien sangat besar terhadap efisiensi ekonomik usaha produksi secara keseluruhan.

 

BAB II

PERI LAKU MAKAN TERNAK KAMBING


Seleksi Pakan


Berdasarkan karakter morfofisiologis yang dikembangkan oleh Hoffman, maka dilihat dari perilaku makannya ternak kambing termasuk kedalam kelompok intermediate yaitu memiliki pola makan antara tipe grazer (perumput) seperti sapi, kerbau dan domba dan tipe concentrate selector (peramban murni) yang memilih pakan dengan konsentrasi nutrisi tinggi, seperti jerapah, dikdik dan . Selain itu, ternak kambing juga memiliki kapasitas untuk beradaptasi dengan baik kedalam kelompok perumput maupun kedalam kelompok peramban. Oleh sebab itu, ternak ini memiliki kemampuan adaptif yang tinggi pada berbagai kondisi agroekosistem dan karakteristik pakan yang sangat beragam. Ternak kambing juga cenderung selektif terhadap bagian/fraksi tanaman, sehingga mampu memilih bagian tanaman dengan kandungan zat gizi paling tinggi.

 

Perilaku makan seperti ini membuat kambing memiliki keuntungan komparatif dibandingkan jenis ruminansia lain dan secara budidaya memberi kemudahan dalam mengelola hijauan pakan. Dengan memanfaatkan perilaku

makan tersebut, maka jenis hijauan pakan yang dapat dimanfaatkan menjadi lebih beragam meliputi jenis rumput-rumputan, legum, pakisan maupun tanaman perdu atau pohon.

 

Adaptasi Pakan Berserat Tinggi

Tolkamp and Brouwer (1993) melalukan analisis statistik terhadap data literatur menyangkut kecernaan pakan dan menyimpulkan bahwa kecernaan pakan pada kambing nyata lebih tinggi dibandingkan dengan pada domba, walaupun perbedaan ini relatif kecil (0,8 unit). Perbedaan kecernaan semakin lebar terhadap pakan dengan kandungan protein yang rendah. Faktor yang mempengaruhi kecernaan pakan yang lebih tinggi pada kambing antara lain adalah mastikasi, ruminasi dan waktu tahan pakan.

Studi pustaka yang dilakukan oleh Louca dkk. (1982) menginformasikan bahwa waktu yang digunakan untuk mastikasi dan ruminasi (mengunyah pakan) lebih lama pada kambing dibandingkan dengan domba dan sapi. Waktu mengunyah meningkat tajam sejalan dengan meningkatnya konsumsi pakan berserat (roughage). Disamping itu jumlah bolus yang diregurgitasi juga meningkat tajam.

 

Lamanya pakan didalam saluran pencernaan (waktu tahan pakan), terutama didalam lambung (reticulo-rumen) ditentukan oleh jumlah pakan yang dikonsumsi dan besarnya kapasitas saluran pencernaan. Peningkatan konsumsi pakan mengakibatkan laju pelepasan pakan didalam saluran pencernaan meningkat, atau dengan kata lain waktu tahan menjadi berkurang. Hal ini mengakibatkan kecernaan pakan menurun. Pada kambing dilaporkan bahwa waktu tahan pakan lebih lama dibandingkan pada domba (Devendra, 1981; Louca et al., 1982). Perbedaan waktu tahan terdapat juga antara bangsa kambing. Pada bangsa kambing yang hidup di daerah daerah beriklim sedang (Louca et al. (1982).

Adaptasi Pakan Berprotein Rendah

Ternak ruminansia memiliki mekanisme konservasi N dengan menghambat N yang hilang akibat pembuangan N dari tubuh, serta memacu daur ulang (recycling) N kedalam reticulo-rumen. Daur ulang N kedalam lambung (reticulo-rumen) dapat terjadi melalui air liur yang bercampur dengan pakan yang dikonsumsi, namun yang utama sebenarnya adalah akibat difusi secara langsung dari darah melalui dinding rumen. Permeabilitas dinding rumen terhadap senyawa urea dan ammonia jauh lebih tinggi pada kambing dibandingkan domba. Daur ulang N yang lebih tinggi pada kambing dibandingkan dengan domba juga terjadi akibat tingkat sekresi saliva per kg bahan kering pakan dikonsumsi yang lebih tinggi pada kambing. Perbedaan tingkat daur ulang N juga terjadi antar bangsa kambing, dan lebih tinggi pada bangsa kambing dengan habitat kering. Namun, perbedaan ini tidak terdeteksi, apabila diberi pakan dengan kandungan protein tinggi .

Pada penggunaan pakan berprotein rendah, peristiwa daur ulang N berperan sangat penting dalam menyumbang ketersediaan N bagi kebutuhan mikrobia rumen untuk mencerna pakan secara fermentatif. Penggantian pakan (kandungan protein tinggi) dengan pakan (kandungan protein rendah) mengakibatkan peningkatan 400% transfer urea kedalam reticulo-rumen dari darah. Pada saat yang sama, transfer urea ke usus besar menurum tajam dari 8% menjadi 1% dari total transfer urea kedalam sistim saluramn pencernaan. Informasi ini mempertegas pentingnya daur ulang N dalam mengatasi bahan pakan berprotein rendah.

 

BAB III

SISTEM PEMBERIAN HIJAUAN PAKAN UNTUK

TERNAK KAMBING

Hijauan pakan ternak (HPT) yang paling umum digunakan dalam budidaya kambing adalah jenis rumput-rumputan dan leguminosa. HPT merupakan pakan dasar (pokok), karena merupakan komponen utama dari ransum ternak. Hijauan pakan ternak dapat merupakan jenis tanaman lokal (native), maupun yang diintroduksi (eksotik). Produktivitas jenis introduksi hampir selalu lebih tinggi dibandingkan dengan jenis lokal, sehingga banyak dikembangkan sebagai sumber hijauan. Dari kelompok tanaman lokal jenis rumputan yang disukai kambing antara lain adalah rumput Axonopus compressus (rumput pahit), Cynodon dactylon (rumput kawat), Ottocloa nodusa, sedangkan kelompok introduksi jenis rumput-rumputan yang sangat cocok untuk ternak kambing antara lain adalah Brachiaria ruziziensis, Brachiaria humidicola, Paspalum guonearum, Paspalum ateratum dan Stenotaphrum secundatum.

Dari kelompok leguminosa jenis Stylosanthes guianensis yang termasuk kedalam legum merambat sangat disukai ternak kambing dan memiliki kualitas nutrisi yang baik, karena kandungan proteinnya tinggi dan

mudah dicerna. Tanaman pakan tersebut diatas dapat dikembangkan diareal kebun rumput dan digunakan dengan cara potong-angkut (cut and carry system), atau ditanam diareal pengembalaan (grazing system), atau kombinasi keduanya.

 

Dari jenis leguminosa pohon beberapa yang cocok untuk ternak kambing antara lain Gliricidia sepium (sengon), Leucaeca leucochepala (lamtoro), Calliandra callothyrsus (Kaliandra) dan Indigofera sp. Jenis legumoinosa pohon biasanya tidak digunakan sebagai pakan dasar, namun lebih sering sebagai pakan suplemen untuk memnuhi kebutuhan protein. Jenis leguminosa pohon sangat baik sebagai sumber pakan pada musim kering saat mana ketersediaan jenis rumput dapat menurun dengan tajam. Biasanya ternak kambing membutuhkan waktu adaptasi selama 1-2 minggu untuk dapat mengkonsumsi leguminosa pohon dalam jumlah normal, kecuali jenis lamtoro. Apabila produksi leguminosa pohon cukup besar, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pakan, maka hijauan ini dapat digunakan sebagai pakan dasar.

 

Gambar 1. Ternak kambing melakukan seleksi berdasarkan kualitas gizi dan palatabiltas fraksi tanaman


Metoda ”Potong–Angkut” Dalam Pemanfaatan Tanaman Pakan Ternak

Metoda ”potong-angkut’ sangat umum dilakukan didaerah padat penduduk dengan ketersediaan lahan pengembalaan yang terbatas ataupun pada pola usaha yang sangat intensif. Pada sistem ini ternak kambing

dipelihara didalam kandang sepanjang hidupnya, sehingga sepenuhnya tergantung kepada jenis dan jumlah hijauan yang diberikan. Pada sistem ini ternak kambing hanya dapat melakukan seleksi terhadap pakan secara terbatas tergantung kepada hijauan yang diberikan.

 

Efisiensi pemanfaatan hijauan pakan dengan pola ini akan sangat ditentukan oleh faktor kualitas dan jumlah hijauan yang dialokasikan. Kualitas hijauan pakan merupakan fungsi dari umur tanaman dan rasio daun/batang. Semakin tua umur tanaman, maka semakin rendah kualitas gizinya akibat kandungan protein yang menurun, kandungan serat meningkat dan kecernaan menurun. Semakin tinggi rasio daun/batang, maka kualitas gizi semakin tinggi, karena konsentrasi nutrisi dan kecernaan fraksi daun cenderung lebih tinggi dibandingkan fraksi batang. Kontaminasi atau tercampurnya jenis hijauan lain yang tidak disukai ternak dapat pula menurunkan potensi konsumsi gizi dari total hijauan yang diberikan. Oleh karena itu, seleksi atau pemilihan serta pemilahan berdasarkan umur tanaman dan rasio daun/batang sangat penting dilakukan secara ketat. Rasio daun/batang secaqra praktis dapat dilakukan dengan mudah saat melakukan pemotongan hijauan pakan dan hal ini akan memberikan dampak positif yang nyata bagi produktifitas kambing.


Pada prinsipnya, efisiensi penggunaan pakan akan meningkat sejalan dengan peningkatan konsumsi pakan. Dengan demikian, sasaran agar Gambar 1. Ternak kambing melakukan seleksi berdasarkan kualitas gizi dan palatabiltas fraksi tanaman konsumsi hijauan mencapai taraf yang maksimal perlu selalu dipertimbangkan dan diupayakan dalam pengelolaan pakan. Adanya faktor seleksi oleh ternak kambing pada sistem ’potong angkut’, misalnya komponen daun dan tanaman muda lebih disukai dibandingkan tanaman tua ataupun bagian batang, maka beberapa hal penting perlu diperhatikandalam menyiapkan  pakan   hijauan  dengan  cara  ’potong    angkut’.   Pada  Tabel  1 dipaparkan seberapa banyak dan bagaimana memilih hijauan pakan yang optimal untuk produksi kambing.


Tabel 1. Jumlah pemberian dan cara memilih hijauan pakan untuk ternak kambing secara potong-angkut

 

Jumlah           Kebutuhan Hijauan Pakan

 

1.    Hijauan segar diberikan sebanyak 10-20% dari bobot tubuh yaitu :

a.    Anak sapih diberikan sebanyak 2-3 kg/ekor/hari

b.    Dara/Pejantan Muda diberikan 4-5 kg/ekor/hari

c.     Induk/Pejantan diberikan 5-6 kg/ekor/hari

d.    Pakan hijauan umumnya lebih murah dibandingkan bahan pakan lain

e.    Maksimalkan pemberian dan konsumsi hijauan pakan

f.      Pastikan alokasi hijauan telah mencukupi (harus terdapat sisa pakan pada hari berikutnya ± ≥10% dari jumlah yang diberikan)

Cara Memilih Hijauan Pakan

1.    Pilih tanaman berumur  relatif muda  sekitar 35-42 hari

2.    Imbangan daun/batang setingg mungkin

3.    Utamakan bagian daun dibandingkan batang

4.    Gunakan lebih dari satu jenis; 2-3 jenis hijauan yang disukai ternak

5.    Tanaman legum sangat baik sebagai sumber protein yang murah

 

Jenis hijauan pakan    yang ideal untuk   cara potong-angkut umumnya memiliki sifat tumbuh tegak dan memiliki ukuran batang dan daun yang relatif besar atau lebar. Rumput raja atau rumput gajah termasuk kedalam kategori tersebuti. Untuk jenis tanaman pakan seperti ini, maka sebaiknya dilakukan upaya pengolahan sebelum diberikan kepada kambing agar pemanfaatnnya menjadi optimal.

Gambar 2.  Hijauan pakan yang  dipotong dipilih dari tanaman muda dengan rasio daun/batang  paling tinggi

Namun demikian, terdapat pula jenis hijauan pakan yang sesuai untuk potong angkut namun tidak membutuhkan proses pengolahan/pencacahan sebelum digunakan sebagai pakan kambing, seperti Paspalum guenoarum, Paspalum ateratum,.Brachiaria ruziziensis dan Brachiaria humidicol.

Pada Tabel 2 dibawah ini dipaparkan teknis pengolahan hijauan sebelum diberiukan kepada kambing dan seberapa sering hijauan diberikan untuk menghasilkan performasn kambing yang maksimal.

Tabel 2. Cara pengolahan dan frekuesi pemberian hijauan pakan kepada kambing

Cara Pengolahan Hijauan Potongan

 

  1. Jenis tanaman pakan yang berbatang besar (rumput gajah, rumput raja, Panicum sp,) sebaiknya dicacah menjadi potongan 10-20 cm
  2. Untuk tanaman pakan berbatang kecil (Brachiaria ruziziensis, Paspalum guenoarum, Paspalum ateratum dan Brachiaria humidicola) tidak perlu dicacah dan dapat langsung diberikan
  3.  Waktu pemotongan yang ideal ada pada sore hari

 

Frekuensi Pemberian Pakan Hijauan

 

  1. Efisiensi penggunaan pakan meningkat mengikuti taraf konsumsi (efisiensi meningkat bila konsumsi meningkat)
  2. Upayakan konsumsi pakan  maksimal
  3. Konsumsi pakan meningkat bila frekuensi pemberian pakan meningkat
  4. Frekuensi pemberian hijauan yang ideal adalah 3 x dalam sehari,
  5. Berikan sore hari dalam jumlah terbanyak, pagi hari dalam jumlah sedang dan siang hari dalam jumlah sedikit
  6. Namun, dapat diberikan 2x dalam sehari bila membebankan biaya untuk tenaga kerja.
  7. 7.    Hindari pemberian 1 x dalam sehari.


Sistem Pengembalaan Dalam Pemanfaatan Tanaman Pakan

 

Sistem pengembalaan merupakan alternatif dalam budidaya ternak kambing. Sistem ini dapat menjadi satu-satunya pilihan paling praktis dan ekonomis pada berbagai ekosistem tertentu. Di agroekosistem lahan kering dengan iklim kering sering terdapat padang savana yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman rumput maupun perdu yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan bagi produksi kambing secara pengembalaan. Selain rumput alam yang telah beradaptasi dengan kondisi setempat beberapa tanaman eksotik (introduksi) dapat dikembangkan untuk meningkatkan kapasitas tampung lahan bagi produksi kambing. Beberapa jenis rumput yang dapat dikembangkan diagroekosistem ini antara lain adalah Brachiaria ruziziensis dan Brachiaria humidicola.

Pada sistem perkebunan, terutama kelapa sawit, ternak kambing dapat diintroduksikan sebagai salah satu komponen usaha dalam suatu sistem integrasi tanaman-ternak. Kapasitas tampung lahan antar tanaman kelapa sawit (gawangan) dapat ditingkatkan dengan mengembangkan tanaman pakan ternak yang memiliki toleransi yang baik terhadap naungan. Rumput Stenotaphrum secundatum merupakan salah satu jenis hijauan pakan yang toleran terhadap naungan dan mampu tumbuh dengan baik pada tingkat naungan antara 50-70%.

Sistem pengembalaan memberikan kebebasan bagi ternak untuk melakukan seleksi sendiri terhadap berbagai jenis tanaman pakan yang tersedia ataupun seleksi terhadap komponen tanaman yang dianggap lebih berkualitas. Ternak kambing memiliki sifat selektifitas yang tinggi dan mengutamakan bagian tanaman yang paling berkualitas sebagai pilihan utama

Selama penggembalaan ternak kambing melakukan berbagai aktifitas yang tidak selalu berkaitan langsung dengan mengkonsumsi hijauan, seperti berjalan, bermain dan berbaring sambil melakukan aktifitas ruminasi dan regurgitasi. Oleh karena itu, jumlah pakan yang dikonsumsi selama penggembalaan tergantung kepada waktu efektif yang digunakan untuk mengkonsumsi pakan.

 

Gambar 3.  Penggembalaan ternak kambing merupakan salah satu cara efisien memanfaatkan hijauan pakan

Lamanya waktu yang secara efektif digunakan untuk mengkonsumsi pakan tersebut sangat dipengaruhi oleh cuaca, keragaman tanaman, kepadatan tanaman dan kualitas nutrisi tanaman yang tersedia diareal penggembalaan. Agar konsumsi pakan mencukupi kebutuhan ternak disarankan lama pengembalaan paling tidak 4-6 jam dalam seharí, tergantung kepada ketersediaan hijauan di padang pengembalaan. Waktu pengembalaan yang paling efektif adalah pada saat intensitas sinar matahari mulai menurun yaitu antara pukul 14.00–18.00. Pengembalaan pada pagi dan siang hari harus mempertimbangkan adanya peluang yang lebih tinggi terinfeksi parasit saluran pencernaan dan waktu makan yang tidak efektif akibat intensitas sinar matahari yang tinggi. Infestasi cacaing parasit pada sistem pengembalaan dapat dikendalikan dengan pemberian obat cacing secara reguler (setiap 2-3 bulan). Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam mengelola hijauan pakan dengan pola pengembalaan disajikan pada Tabel 2. Dalam menentukan dan mengelola lokasi pengembalaan perlu diperhatikan prinsip “rotasi” yang bertujuan untuk mengoptimalkan ketersediaan hijauan baik dari segi umur maupun produksi hijauan. Selain itu rotasi dapat memutus rantai proses infeksi cacaing parasit.

 

Tabel 3. Beberapa aspek penting dalam pemanfaatan tanaman pakan ternak untuk ternak kambing secara penggembalaan

Lama Pengembalaan

 

  1. Lama pengembalaan menentukan seberapa banyak hijauan dapat dikonsumsi.
  2. Pengembalaan minimal 6 jam sehari untuk menjamin kecukupan pakan
  3.  Pengembalaan selama 4 jam dapat diterima selama hijauan tersedia cukup banyak
  4. Jumlah hijauan tersedia dilapangan menentukan berapa lama waktu penggembalaan dibutuhkan.

Waktu Pengembalaan

 

  1. Intensitas sinar matahari yang tinggi mengurangi aktifitas merumput.
  2. Gembalakan ternak pada saat intensitas sinar matahai rendah: 09:00 s/d 11:00 dan 14:00 s/d 18:00
  3. Pada pagi hari larva parasit mengkontaminasi tanaman pakan bagian atas; Hindari pengembalaan terlalu pagi.
  4. Proses respirasi tanaman pada malam hari menyebabkan konsentrasi karbohidrat (mudah dicerna) menjadi berkurang; Alokasikan waktu pengembalaan pada sore hari selama mungkin

 

Sistem Penggembalaan

 

  1. Hijauan yang tersedia untuk penggembalaan harus berumur muda untuk menjamin kualitas tinggi.
  2.  Lakukan rotasi penggembalaan, sehingga umur tanaman saat digunakan berkisar antara 35-40 hari.
  3. Rotasi akan menekan populasi cacing parasit diareal penggembalaan
  4. Jumlah ternak per satuan luas areal penggembalaan perlu diatur sesuai dengan ketersediaan hijauan
  5. Gunakan stocking rate (jumlah kambing/satuan luasan) yang tepat untuk mengoptimalkan penggunaan pasture
  6. Hindari over stocking (pengembalaan terlalu berat) untuk mencegah gangguan pertumbuhan tanaman atau understocking ( pengembalaan terlalu ringan) untuk mencegah inefisiensi penggunaan lahan



Kombinasi antara Potong–Angkut dengan Pengembalaan dalam Memanfaatkan Tanaman Pakan

 

Kombinasi antara sistem potong-angkut dengan pengembalaan merupakan salah satu pendekatan yang sangat baik dalam pengelolaan tanaman pakan untuk mengoptimalkan produksi kambing. Dalam sistem ini alokasi waktu pengembalaan berkisar antara 3-4 jam sehari. Hijauan tambahan (potong-angkut) diberikan didalam kandang sebanyak 3,0-7,0 kg/ekor/hari, tergantung bobot badan atau sekitar 10-15% bobot badan. Waktu pemberian hijauan didalam kandang tergantung kepada waktu pengembalaan. Apabila pengembalaan dilakukan pada sore hari, hijauan potong-angkut diberikan sebagian besar pada pagi hari dan sisanya pada sore hari setelah ternak kembali dari areal pengembalaan. Bila pengembalaan dilakukan pada pagi hari, maka hijauan potong angkut seluruhnya diberikan pada sore hari setelah ternak kembali dari areal pengembalaan. Pengembalaan memberikan kesempatan bagi ternak untuk memilih hijauan muda dengan kualitas nutrisi tinggi dan kesempatan untuk bergerak (exercise) yang penting bagi kesehatan ternak. Sistem ini juga memberi prioritas penggunaan rumput alam sebagai sumber utama hijuan dan rumput eksotik yang ditanam di areal pengembalaan sebagai hijauan tambahan dan penyangga, terutama selama musim kemarau saat produksi hijauan alam menurun tajam.


Pemanfaatan Tanaman Pakan Legum Pohon Sebagai Suplemen

Tanaman leguminosa pohon (helai dan tangkai daun) merupakan bahan pakan yang mengandung protein kasar yang tinggi (17-30 %) dan juga sumber energi yang baik untuk ternak kambing. Tanaman ini lebih sering diberikan sebagai pakan tambahan, walaupun dapat digunakan sebagai pakan dasar apabila ketersediannya mencukupi. Dari berbagai jenis leguminosa pohon, Leucaena leucocephala (Lamtoro), Gliricidia sepium (Gamal atau sengon) dan Calliandra calothyrsus (Kaliandra) merupkan jenis legum pohon yang relatif telah banyak digunakan pada ternak kambing. Jenis Indigofera sp merupakan legum pohon yang berkualitas nutrisi tinggi dan potensial dikembangkan ungtuk ternak kambing karena palatabilitasnya (tingkat kesenangan) cukup baik.

 

Gambar 4.  Kaliandra (Calliandra calothyrsus) adalah  jenis tanaman leguminosa pohon  yang berkualitas nutrisi tinggi


Tanaman legum pohon merupakan sumber pakan yang murah bila dikaitkan dengan kandungan protein, vitamin dan energi yang relatif tinggi. Oleh karena itu, jenis tanaman ini sangat dianjurkan menjadi salah satu pilihan sumber pakan bagi produksi ternak kambing. Tanaman ini juga dapat difungsikan dalam konservasi lahan, dan dapat menjadi sumber pakan yang penting selama musim kering yang berkepanjangan atau sumber pakan yang sangat potensial untuk pengembangan ternak di agro-ekosistem lahan kering beriklim kering. Teknis pemanfaatan legum pohon sebagai bahan pakan secara efisien disajikan pada Tabel 3.

 

Gambar 5.  Sengon/Gamal (Gliricidia sepium) adalah jenis tanaman leguminosa pohon berkualitas nutrisi tinggi

 

Tabel  4.  Beberapa  aspek  teknis    pemanfaatan tanaman  pakan ternak leguminosa pohon  untuk ternak kambing

Bagian Tanaman Legum Pohon Yang Dapat Digunakan sebagai Pakan

 

  1. Ternak kambing lebih menyukai bagian helai  dibanding tangkai daun
  2. Kualitas nutrisi helai daun lebih tinggi dibandingkan batang
  3. Helai daun dapat diberikan secara terpisah atau bersamaan dengan tangkai daun
  4. Jangan gembalakan kambing pada areal tanaman legum muda untuk menjamin perkembangan tanaman, karena bagian kulit batang tanaman legum muda rentan terhadap ternak

 

Berapa Banyak Legum Pohon Diberikan?

 

1.      Pedoman umum adalah berikan 0,5 - 1,0 kg per ekor per hari atau:

 

Ternak dewasa

: 1 bagian legum dan 3 bagian rumput (25% legum)

Induk

: 2 bagian legum dan 3 bagian  rumput (40% legum)

Induk bunting

: 3 bagian legum dan 3 bagian rumput (50% legum)

Induk laktasi

: 3 bagian legum dan 3 bagian rumput (50% legum)

 

 

 

Bagaimana Cara Pemberian Legum Pohon?

 

  1. Ternak kambing biasa meramban, sehingga menyukai posisi makan secara tegak.
  2. Potong tangkai daun sepanjang 0,5 – 1,0 m, satukan  dalam ikatan, lalu digantung didalam kandang dengan posisi bagian daun disebelah bawah


Bagaiman Meningkatkan Konsumsi (Palatabilitas) Legum?

 

  1. Layukan selama 6-24 jam sebelum diberikan
  2. Bisakan terlebih dahulu dengan daun dan tangkai daun yang lebih tua
  3. Berikan tanpa pakan lain
  4. Campur ternak yang telah terbiasa dengan yang belum terbiasa dalam satu kandang
  5. Campur dengan molases atau garam sampai terbiasa.
  6. Berikan kepada ternak dalam kelompok

Gambar 6.  Turi (Sesbania glandifora) adalah tanaman leguminosa pohon yang berkualitas nutrisi tinggi

Gambar 7.  Indigofera (Indigofera sp) adalah jenis tanaman leguminosa pohon yang berkualitas nutrisi tinggi


Umumnya, tanaman legum dimanfaatkan sebagai pakan suplemen atau tambahan untuk meningkatkan konsumsi protein pada ternak. Leguminosa pohon mudah tumbuh, bahkan pada tanah yang kurang subur, sehingga mudah dimanfaatkan sebagai sumber protein yang murah serta relatif tersedia sepanjang tahun, terutama pada musim kemarau.

 

 

BAB IV

PENGGUNAAN BAHAN PAKAN ALTERNATIF SEBAGAI

PAKAN DASAR

 

Bahan inkonvensional, seperti limbah atau hasil sisa tanaman dapat juga digunakan sebagai pakan dasar selama bahan tersebut dapat diperoleh dengan biaya yang kompetitif. Beberapa produk limbah pengolahan pertanian dan hasil sisa atau hasil samping tanaman yang dapat digunakan adalah pelepah kelapa sawit, kulit buah kakao, kulit buah markisa dan kulit nenas. Bahan tersebut umumnya memiliki kandungan serat yang tergolong tinggi, sehingga merupakan sumber energi yang dapat digunakan sebagai pakan dasar. Kandungan protein bahan–bahan tersebut umumnya rendah. Beberapa bahan inkonvensional ini, seperti kulit buah nenas, kulit buah markisa, kulit buah kopi termasuk bahan limbah basah (wet by-products), sehingga memerlukan proses pengeringan untuk mencegah kerusakan sebelum diguinakan sebagai pakan. Proses pengeringan dapat dilakukan menggunakan sinar matahari atau dengan mencampur dengan bahan pakan lain yang berkadar air rendah. Metoda pengeringan ini dapat penurunkan biaya. Taraf penggunaan beberapa bahan pakan inkonvensional sebagai pakan dasar disajikan pada Tabel 4.


Tabel 5. Taraf penggunaan hasil sisa/limbah indutri pengolahan pertanian sebagai pakan dasar pada kambing

 

 

 

Bahan Pakan

Taraf Penggunaan (%)

 

 

 

 

Maksimal

Optimal

 

 

 

 

 

Kulit kopi

30

15

 

Kulit kakao

40

20

 

Kulit markisa

45

30

 

Kulit Nenas

40

30

 

 

 

Penggunaan Pakan Konsentrat Pada Kambing

 

Pakan konsentrat adalah bahan pakan atau ramuan dari beberapa bahan pakan yang mengandung zat gizi (protein, vitamin, mineral) dan energi dalam konsentrasi tinggi dan seimbang per satuan berat atau volume.

 

Pemberian  pakan  konsentrat   pada   kambing          sangat   membantu   dalam

 

Pemberian pakan konsentrat pada kambing sangat membantu dalam meningkatkan produktivitas. Hal ini dikarenakan penggunaan pakan dasar saja sering tidak mampu mencapai tingkat produktifitas yang tinggi akibat tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai kemampaun genetik ternak. Oleh karena konsentrasi nutrisinya tinggi maka harga per satuan berat juga relatif  tinggi,sehinggajumlah  pemberiannya juga  perlu dibatasi untuk mencapai    optima biologis maupun optima ekonomik. Pada kambing pemberian konsentrat biasanya berkisar antara  200-300 g per ekor per hari

atau sebanyak 0,5-1,5% dari bobot tubuh. Jumlah ini sebenarnya tergantung kepada: 1) kualitas serta ketersediaan pakan dasar (hijauan), 2) tingkat produktivitas ternak yang diinginkan, dan 3) harga pakan konsentrat. Jika kualitas nutrisi pakan dasar (hijauan) baik, dan tersedia dalam jumlah cukup, maka penggunaan pakan konsentrat dapat disesuaikan menurut kebutuhan.

 

Gambar 8. Berbagai bahan pakan seperti dedak, bungkil kelapa, garam, tepung ikan, bungkil kacang kedele dapat digunakan untuk membuat konsentrat.

Kandungan protein kasar dalam pakan konsentrat untuk ternak kambing dapat dirancang pada kisaran 16-18%, sedangkan kandungan energi dicerna antara 2700-2800 kkal/kg bahan kering pakan. Untuk menyusun formula pakan konsentrat dengan spesifikasi protein dan energi tersebut diatas beberapa bahan pakan sumber protein dan energi harus digunakan secara bersamaan. Bahan utama sumber protein yang mudah diperoleh adalah bungkil kacang kedele dan tepung ikan. Namun, karena harga kedua bahan sumber protein ini tergolong tinggi, maka jarang digunakan untuk ternak kambing ataupun kalau digunakan hanya dalam jumlah yang relatif kecil (1-2%). Bahan sumber protein yang cukup bagus dengan harga relatif lebih murah adalah bungkil kelapa dan bungkil inti sawit. Kedua bahan ini juga merupakan sumber enersi dan mineral yang baik untuk ternak kambing. Bahan baku lain sebagai sumber energi yang tersedia secara lokal adalah dedak halus/dedak kasar, tepung gaplek dan tepung jagung.

Pakan suplemen/konsentrat yang ideal adalah pakan tambahan yang berasosiasi secara positif dengan pakan dasar; artinya bahwa pemberian suplemen mengakibatkan peningkatan konsumsi pakan dasar. Secara ekonomis hubungan asosiasi positif ini penting, karena pakan dasar selalu lebih murah dibandingkan dengan pakan konsentrat per satuan berat. Namun, tidak jarang terjadi bahwa pakan suplemen berasosiasi secara negatif dengan pakan dasar yaitu pemberian suplemen menurunkan konsumsi pakan dasar. Oleh karena pakan dasar umumnya lebih murah dibandingkan dengan suplemen, maka faktor biaya menjadi penting dalam meramu suatu formula suplemen, dan hubungan asosaitif-negatif antara suplemen dengan pakan dasar akan mengurangi tingkat efisiensi ekonmis pakan. Oleh karena itu,

pemilihan bahan baku dalam penyusunan suplemen menjadi penting. Pemberian pakan tambahan atau konsentrat dapat meningkatkan bobot tubuh kambing secara nyata yaitu berkisar anatara 70-110 g/h (tergantung rumpun, jenis kelamin dan umur kambing), dibandingkan dengan tanpa pakan tambahan yang hanya menghasilakn pertambahan bobot tubuh sekitar 35-40 g/h.

Strategi Penggunaan Konsentrat Secara Efisien

Walaupun pemberian konsentrat akan meningkatkan laju pertumbuhan kambing, namun dalam merancang sistem pakan dalam usaha produksi peningkatkan laju pertumbuhan harus mampu mengkompensasi peningkatan biaya pakan. Oleh karena itu, dalam perencanaan pakan perlu selalu mempertimbangkan keselarasan antara optima biologis dan optima ekonomis. Dalam kaitan ini arti efisiensi penggunaan pakan menjadi sangat penting.

 

Untuk memaksimalkan efisiensi penggunaan pakan konsentrat, maka dapat dikembangkan program pemberian konsentrat secara strategis yaitu sistem pengalokasian pakan konsentrat yang berprinsip kepada kebutuhan nutrisi kambing selama periode kristis (puncak produksi) saat mana kebutuhan nutrisi berada pada tingkat paling tinggi. Periode kritis ini adalah menjelang melahirkan, awal masa laktasi, dan awal pasca sapih. Strategi ini bertujuan untuk mengurangi jumlah pemberian konsentrat, dan dengan sendirinya biaya pakan, tanpa mengakibatkan penurunan tingkat produktivitas ternak kambing. Metoda pemberian pakan konsentrat secara strategis tersebut ditampilkan pada Tabel 5.

 

Dengan program ini jumlah suplemen yang diberikan untuk seekor induk bunting pada sistem strategis adalah sebanyak 7,5–15,0 kg, dan jauh berkurang (150-266%) dibandingkan dengan pemberian sepanjang masa kebuntingan yaitu sebanyak 37,5 kg. Hal yang sama akan terjadi pada pemberian suplemen untuk induk laktasi dan fase produktif lainnya.

 

Tabel 6. Pemberian pakan suplemen kepada ternak periode produktif

 

 

Kelompok ternak/

 

Saat Pemberian

 

 

Fase produksi

 

 

 

 

 

Periode

Lama

Jumlah

 

 

Pemberian

Pemberian

Pemberian

 

 

 

(hari)

(g/ekor/hari)

 

Induk Bunting

1-2 bulan

30-60

250

 

 

pra-partus

 

 

 

Induk Laktasi

2 bulan

60

350-400

 

 

pasca partus

 

 

 

Anak pra-sapih

1 bulan

30

150

 

 

pra-sapih

 

 

 

Anak sapih

3 bulan

90

200-250

 

 

pasca sapih

 

 

 

Pejantan

Dewasa

Sepanjang

300-350

 

 

 

waktu

 

 

 

 

 

 

 

Formula pakan konsentrat perlu dirancang berdasarkan berbagai bahan pakan yang tersedia secara lokal dengan biaya yang bersaing. Umumnya bahan yang mudah diperoleh karena tersedia secara komersial adalah produk limbah pengolahan industri seperti dedak, tepung ikan, bungkil kedele, bungkil kelapa, bungkil inti sawit.

 

Bahan ini umumnya berkualitas baik dan merupakan sumber energi atau protein dan mineral. Taraf penggunaan berbagai bahan pakan tersebut dalam formula konsentrat dapt dilihat pada Tabel 6.


Tabel 7. Beberapa bahan pakan dan taraf penggunaannya dalam formula pakan konsentrat untuk ternak kambing

 

 

Bahan pakan

Taraf penggunaan dalam ransum (%)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Maksimal

Optimal

 

 

 

 

 

Dedak halus

100

30

 

Bungkil kelapa

100

30

 

Bungkil kedele

100

10

 

Bungkil inti sawit

30

20

 

Pollard

100

30

 

Tepung ikan

10

2

 

Ampas tahu

100

20

 

Ampas ubi

20

15

 

Garam

3

1

 

 

Gambar 9. Pencampuran bahan untuk membuat konsentrat (suplemen) dapat dilakukan secara manual.


Pembuatan dan Penggunaan Garam dan Mineral Blok

 

Mineral merupakan unsur nutrisi yang penting bagi produksi ternak kambing, terutama untuk pertumbuhan anak, produksi susu dan kebuntingan. Kandungan dan komposisi mineral didalam rumput alam yang diberikan kepada ternak umumnya tidak mampu memenuhi kebutuhan, sehingga perlu diberikan tambahan dari sumber bahan lain. Teknologi mineral blok merupakan cara yang praktis mengatasi kekurangan mineral dari bagan pakan, dan secara biologis sangat bermanfaat bagi ternak. Proses pembuatan mineral blok disajikan pada Tabel 7. Bahan yang diperlukan untuk membuat garam-mineral blok adalah garam (70%), semen (10%) dan mineral komersial seperti ultra mineral (20%).

 Tabel 8. Materi dan prosedur pembuatan garam-mineral blok

 Bahan dan Metoda Pembuatan Garam-Mineral Blok seberat 5,0 kg

  1.  Campur merata 1,0 g mineral komersial (ultra mineral) dengan 3,5 kg garam dapur dan 0,5 kg semen serta air secukupnya
  2.  Masukan campuran bahan kedalam ember plastik yang sebelumnya telah di lapisi dengan lembaran plastik (untuk memudahkan mengeluarkan blok dari ember plastik)
  3. Ambil kawat sepanjang 40 cm yang dibengkokan kedua ujungnya, lalu masukan secara tegak lurus kedalam campuran bahan
  4. Keringkan campuran bahan ditempat terhindar dari  hujan
  5. Setelah kering angkat mineral blok dari ember plastik dan siap digantung didalam kandang

 

Pakan Blok Multi Nutrien (PBMN)

 

Pakan blok multi nutrien adalah jenis pakan konsentrat yang diproses menjadi blok sebelum diberikan kepada ternak. Pada prinsipnya semua bahan baku pakan dapat digunakan untuk membentuk pakan blok. Pembuatan pakan blok mengacu kepada kandungan zat nutrisi yang esensial seperti energi yang mudah cerna (molases, dedak halus, tepung gaplek), unsur nitrogen (NPN; urea), protein lolos cerna dalam rumen (tepung biji kapuk, tepung ikan, tepung darah, daun singkong) dan mineral esensial (S, Na dan P). Rekomendasi konsumsi pakan blok multi nutrien pada kambing adalah sebanyak 250 g/ekor/hari, walaupun angka ini dapat ditingkatkan tergantung kepada status produksi dan jenis kambing.

Pakan blok lebih difungsikan sebagai pakan suplemen untuk pakan basal yang berkualitas rendah, dan bukan diperuntukan sebagai pakan tunggal. Tujuan pakan blok antara lain adalah untuk memacu aktivitas mikroba didalam saluran cerna (rumen), sehingga mampu meningkatkan kecernaan pakan dasar terutama yang berkualitas rendah seperti umumnya produk hasil sisa tanaman. Oleh karena itu, penggunaan pakan blok akan menjadi efektif pada musim kemarau pada saat ketersediaan hijauan pakan terbatas dan ternak semakin tergantung kepada bahan pakan alternatif yang umumnya berkualitas rendah.

 

Molases dan dedak halus merupakan bahan baku pakan yang banyak digunakan sebagai komponen utama pakan blok (Tabel 8). Penggunaan bentonit dalam pakan blok selain dapat berfungsi sebagai pengikat (binder) untuk menghasilkan blok pakan dapat pula digunakan untuk menurunkan laju degradasi urea menjadi amonia. Hal ini akan meningkatkan efisiensi penggunaan N dan mengurangi resiko keracunan urea. Pemberian pakan blok sebaiknya dilakukan secara bertahap sebelum ternak terbiasa. Cara adaptasi yang baik terhadap pakan blok adalah pemberian selama 1 jam untuk memungkinkan ternak mengkonsumsi dalam jumlah terbatas (30 g) selama 3-4 hari. Selanjutnya pakan blok dapat diberikan selama 3 jam untuk memungkinkan konsumsi meningkat menjadi 60 g selama 4-6 hari berikutnya. Selanjutnya ternak dapat diberi akses secara tidak terbatas. Pakan blok juga dapat digunakan untuk sinkronisasi (selaras) degradasi protein dan energi pakan didalam saluran cerna (rumen), sehingga proses fermentasi (pencernaan) berlangsung secara optimal dan sintesis (produksi) protein mikroba dalam rumen yang merupakan sumber utama protein bagi kambing

dapat ditingkatkan. Penggunaan bahan garam (NaCl) dalam pakan ternyata tidak hanya berfungsi sebagai sumber unsur mineral dan meningkatkan konsumsi, tetapi juga berperan dalam menekan laju alir pakan didalam rumen. Kombinasi sinkronisasi degradasi protein dan energi dengan laju alir pakan yang lambat akan lebih semakin meningkatkan sintesis protein mikroba rumen.

 

Tabel 9. Beberapa formula pakan blok yang dapat disusun untuk kambing dengan atau tanpa molasses

 

 

Bahan pakan

 

 

Formula

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1

2

3

4

5

6

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Molases

50,0

45,0

42,0

-

40,1

28,0

 

Dedak halus

20,0

23,0

25,0

-

9,2

25,0

 

Bungkil kelapa

-

-

-

-

 

15,0

 

Tepung gaplek

-

-

-

-

45,6

-

 

Tepung ikan

-

-

-

-

-

5,0

 

Urea

10,0

15

10,0

6,6

-

5,0

 

Semen

5,0

11,0

15,0

-

-

 

 

Garam

5,0

4,5

5,0

4,4

-

7,5

 

Tepung kerang

5,0

15,0

-

8,8

-

13,5

 

MgO

-

6,0

-

-

-

-

 

CaHPO4

-

3,0

-

-

-

-

 

Tepung tulang

5,0

-

-

-

-

-

 

Di-ammonium P

-

-

3

-

-

-

 

Sulfur

-

-

-

-

0,6

-

 

Premix mineral

-

-

-

1,2

0,6

1,0

 

 

 

 

 

 

 

 


 

Pemberian PBMN dengan komposisi seperti disajikan pada formula 3 meningkatkan secara nyata kualitas semen pada domba pejantan yang penting pengaruhnya dalam usaha pembibitan. Beberapa keuntungan penggunaan pakan blok adalah 1) teknik yang sederhana dan efisien dalam konservasi limbah basah sebagai bahan pakan ternak, 2) memudahkan

 

penanganan pakan, 3) menurunkan penggunaan bahan konsentrat konvensional, sehingga dapat menurunkan biaya pakan, 4) meningkatkan sinkronitas antar berbagai nutrien esential pada penggunaan bahan pakan berkualitas rendah dan 5) memungkinkan tingkat penggunaan yang lebih tinggi limbah yang kurang disukai ternak didalam pakan.


BAB V

PAKAN KOMPLIT

 

Pakan komplit atau Total Mixed Ration adalah ransum yang mengandung pakan dasar (hijauan atau sumber serat lain) dan pakan konsentrat dalam satu campuran. Campuran ini dapat dalam bentuk pelet, tepung atau remah. Pakan komplit memiliki kelebihan dibandingkan dengan cara pemberian pakan konvensional yang memisahkan pemberian pakan dasar dengan pakan konsentrat. Sifat selektif/memilih ternak kambing dapat diminimalkan atau dihindari dengan pakan komplit. Dengan teknologi pakan komplit pemanfaatan hasil sisa atau limbah tanaman yang umumnya memiliki palatabilitas rendah dapat dimaksimalkan. Pada Tabel 9 ditampilkan pakan komplit menggunakan berbagai jenis bahan dasar berupa limbah tanaman atau pertanian. Penggunaan kulit buah markisa, misalnya yang palatabilitasnya rendah dapat digunakan sebanyak 40% dalam pakan komplit dan memberikan respon yang baik pada ternak kambing.


 

Gambar 10. Pakan komplit dalam bentuk pelet yang mengandung berbagai jenis bahan sebagai pakan tambahan untuk meningkatkan gizi ternak

Industri pengolahan buah nenas untuk menghasilkan jus nenas menghasilkan produk limbah berupa campuran kulit dan serat perasan daging buah. Produk tersebut dapat digunakan sebagai pakan dasar dalam pakan komplit. Limbah atau hasil sisa ini difermentasi menjadi silase limbah nenas untuk meningkatkan taraf penggunaannya didalam pakan komplit dan memberikan respon yang lebih baik pada kambing. Kulit buah kakao, kulit buah kopi, pelepah kelapa sawit juga merupakan bahan pakan dasar alternatif dalam meyusun pakan komplit untuk ternak kambing.

 

Tabel 10. Respon kambing terhadap penggunaan beberapa limbah pertanian dan agri-industri sebagai pakan dasar dalam pakan komplit (total mixed ration)

 

 

Bahan Dasar  Pakan Komplit

Taraf pakai

Respon

Konversi

 

 

 

 

 

 

(%)

PBBH

pakan

 

 

 

(g)

(g/g)

 

 

 

 

 

 

Kulit buah markisa

15-40

81-105

7-8

 

Silase kulit buah markisa

20-30

53-63

10-11

 

Kulit buah nenas

20-30

65-70

8-10

 

Silase kulit buah nenas

30-40

65-80

7-9

 

Pelepah kelapa sawit

25-35

65-80

8-10

 

Kulit buah kakao

20-30

60-70

9-11

 

Kulit buah kopi

20-30

60-70

9-11

 

 

 

 

 

 

Proses fermentasi juga dapat dilakukan pada bahan pakan inkonvensional lainnya seperti jerami padi, pelepah kelapa sawit dan kulit nenas. Penggunaan kulit nenas sebagai pakan dasar dalam pakan komplit menghasilkan pertambahan bobot tubuh yang tinggi pada kambing . Meningkatnya konsumsi dengan teknologi pakan komplit juga diakibatkan pengaruhnya terhadap stabilisasi fermentasi mikroba rumen yang akan memacu konsumsi pakan.

Bentuk fisik pakan komplit dapat mempengaruhi respon ternak. Ternak kambing, misalnya dilaporkan lebih menyukai bentuk fisik pakan yang kasar (ukuran partikel besar) dibandingkan pakan dalam bentuk tepung dengan ukuran partikel yang kecil, karena ternak ini sangat sensitif terhadap iritasi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh partikel pakan yang halus.

Peningkatan konsumsi pakan dengan penggunaan pakan komplit dalam bentuk pelet perlu dipertimbangkan secara ekonomis karena pembuatan pakan pelet akan membutuhkan biaya yang lebih besar. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pakan komplit terlebih pakan pelet, maka penggunaannya dilakukan pada periode puncak produksi ternak, seperti akhir kebuntingan dan awal masa laktasi serta anak pasca sapih dan pejantan bibit. Penggunaan pakan komplit menggunakan kulit buah markisa sebagai sumber serat dalam bentuk pelet menghasilkan respon yang baik pada kambing. Respon kambing terhadap pakan komplit menggunaan limbah nenas dengan partikel besar sebagi sumber serat dalam ransum sangat baik tercermin dari PBBH dan efisiensi penggunaan pakan yang cukup tinggi.

Optimalisasi Rasio Roughage/Konsentrat Dalam Pakan Komplit

Walaupun konsumsi pakan inkonvensional dapat ditingkatkan secara nyata dengan pakan komplit, namun agar efisiensi pengunaan pakan menjadi maksimal diperlukan rasio yang seimbang antara pakan dasar sebagai sumber serat (roughage) dengan konsentrat. Tinjauan literatur menunjukan bahwa bahwa rasio roughage (R)/konsentrat (K) dalam pakan komplit yang diberikan kepada kambing sangat bervariasi yaitu antara 0,25 – 3,0. Keragaman ini kelihatannya dipengaruhi oleh kualitas roughage yang digunakan. Rasio R/K yang optimal dalam pakan komplit ditentukan oleh hubungan asosiatif antar berbagai jenis bahan pakan yang digunakan. Penggunaan bahan konsentrat dengan kandungan karbohidrat mudah cerna yang relatif tinggi, misalnya dapat menekan fermentabilitas unsur serat didalam roughage. Oleh karena itu, peningkatkan proporsi konsentrat dalam pakan komplit sebenarnya dapat menstimulasi konsumsi roughage (bahan sumber serat), sehingga meningkatkan total konsumsi. Hal ini disebabkan berkurangnya kontrol fisik pakan terhadap konsumsi. Disamping itu, semakin tinggi taraf kecernaan roughage, maka semakin kecil pengaruh proporsi konsentrat terhadap total konsumsi pakan.

 

Gambar 11. Pakan kompplit menggunakan pelepah kelapa sawit sebagai sumber serat (roughage)

Dalam prakteknya rasio R/K dapat disesuaikan dengan tingkat produktifitas ternak. Pada induk kambing laktasi, misalnya proporsi konsentrat dapat disesuaikan dengan jumlah anak yang dilahirkan atau masa laktasi. Alternatif lain adalah menggunakan dua rasio yaitu rasio R/K relatif rendah pada awal laktasi (4-6 minggu ) dan rasio R/K lebih tinggi pada akhir laktasi. Penggunaan dua rasio R/K selama masa laktasi untuk menghindari

underfeeding pada awal masa laktasi maupun over feeding pada akhir fase laktasi dapat diimplementasikan. Disamping itu, untuk menstabilkan kondisi rumen, bila menggunakan rasio R/K rendah, maka frekuensi pemberian pakan sebaiknya ditingkatkan.

 

Taraf protein kasar berbagai pakan komplit yang digunakan dalam berbagai penelitian berkisar antara 15-20%, sedangkan kandungan energi metabolisme berkisar antara 1800-2800 Kkal/kg BK. Kandungan protein dan energi pada pakan komplit untuk kambing potong lebih rendah dibandingkan pada kambing perah. Leguminosa pohon seperti Leucaena leucocephala dapat digunakan sebagai sumber utama serat atau dicampur dengan bahan lain dengan kualitas yang lebih rendah seperti tanaman jagung muda ataupun jerami. Kedua jenis bahan tersebut memiliki kualitas nutrisi yang tergolong baik, sehingga dengan rasio R/K yang tinggi masih mampu memenuhi kebutuhan kambing perah.

 

Pakan komplit dengan rasio R/K yang rendah (berbasis konsentrat) sesuai untuk kambing perah yang membutuhkan ransum dengan konsentrasi nutrisi tinggi selama laktasi. Respon kambing perah seperti PE sangat baik terhadap penggunaan daun Leucaena leucocephala sebagai pakan dasar dengan proporsi 97% (BK) atau 60% maupun sebagai suplemen (20%) dalam pakan komplit berbentuk pelet (panjang 20-25 mm dan diameter 8,0 mm). Konsumsi pakan dilaporkan sangat baik antara 3,3-4,0% dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi antara 154-180g/h. Nilai biologis N sebesar 32,9%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan Leucaena dalam bentuk segar sebesar 20,5%. Proses pengeringan dan pengolahan menjadi pelet kemungkinan menyebabkan meningkatnya nilai biologis N.

 

 

BAB VI

AIR MINUM

 

 

 

Kebutuhan Air Minum

 

Air merupakan unsur sangat penting dan tak tergantikan yang sangat dibutuhkan oleh ternak kambing untuk hidup dan berproduksi. Sebagian besar (70%) tubuh ternak merupakan unsur air. Oleh karena peran air sangat penting untuk kehidupan dan tidak tergantikan oleh unsur lain, maka kekurangan air dapat berakibat fatal. Misalnya, apabila ternak kehilangan air sebanyak 20% dari cairan tubuh akan menyebabkan kematian. Kekurangan air dalam volume yang lebih sedikit akan menggangu proses metabolisma nutrisi, sehingga menurunkan produktivitas, terutama pada induk yang sedang menyususi (laktasi). Pengelolaan air minum untuk ternak kambing disajikan pada Tabel 10.

 

Kebutuhan akan air semakin meningkat pada induk yang sedang menyesusi (laktasi). Dalam fase laktasi tersebut air diperlukan untuk memproduksi susu yang mengandung 80-90 % air. Kekurangan air akan menyebabkan turunnya produksi susu yang selanjutnya akan mengganggu pertumbuhan anak.

Tabel 11. Pengelolaan air minum untuk ternak kambing

 

Bagaimana Hubungan Kebutuhan Air Dengan Status Ternak?

 

  1. Ternak muda membutuhkan air lebih banyak dibandingkan dengan ternak dewasa. Sesuaikan jumlah pemberian air minum dengan status umur ternak
  2. Kebutuhan induk laktasi (menyusui) akan air meningkat tajam. Pastikan air minum tersedia setiap saat dalam jumlah cukup untuk induk yang sedang menyusui anak.

 

 

Berapa Banyak Kebutuhan Ternak Kambing akan Air?

 

  1. Kebutuhan asupan (konsumsi) air berkisar antara 1,5 – 2,5 liter/ekor/hari
  2. Kebutuhan air meningkat pada pemberian pakan yang kering, misalnya pakan komplit

 

Kapan Saat Pemberian Air Minum?

 

  1. Ternak akan mengkonsumsi air setiap saat beberapa kali dalam sehari. Pastikan air minum tersedia setiap waktu.
  2. Ternak tidak akan mengkonsumsi air minum yang telah tercemar kotoran (feses atau urin)
  3. Sediakan selalu air yang bersih, ganti air yang telah terkontaminasi feses atau urin (air seni)

Ternak kambing seperti halnya jenis ternak lain mendapatkan air untuk kebutuhan hidupnya dari bahan pakan yang dikonsumsi. Namun, umumnya jumlah air yang diperoleh dari pakan tidak mencukupi kebutuhan metabolismanya. Oleh karena itu, air minum harus disediakan agar dapat dikonsumsi setiap saat. Pemberian air minum semakin penting, apabila kepada ternak diberikan pakan komplit yang umumnya kering. Pentingnya penyediaan air minum juga perlu diperhatikan pada ternak kambing yang digembalakan. Oleh karena itu, air minum harus selalu tersedia didalam kandang setiao saat.

 

Metabolisma Air

 

Konsumsi air yang tinggi akan memacu laju pelepasan pakan didalam saluran pencernaan, disamping akan mengakibatkan pula semakin rendahnya konsentrasi mikrobia per unit volume cairan rumen. Kedua hal ini dapat memacu penurunan tingkat kecernaan pakan. Terdapat hubungan negatif antara konsumsi air dengan kecernaan pakan berserat tinggi, baik pada kambing dengan habitat kering (kambing Bedouin) maupun pada kambing dari daerah beriklim sedang (kambing Mamber).

 

Konsumsi air pada kambing lebih rendah dibandingkan dengan domba. Hal ini kemungkinan menjadi salah satu penyebab lebih tingginya tingkat koefisien cerna pakan pakan pada kambing. Peranan penting reticulo-rumen sebagai organ penampung air merupakan cara adaptasi oleh kambing didaerah beriklim kering.

Peran sebagai penampung air oleh reticulo-rumen akan memperlambat laju alur cairan rumen yang berakibat kepada 1) semakin banyak waktu tersedia bagi kontak antara mikrobia dengan digesta, dan 2) semakin lama waktu tahan partikel pakan didalam reticulo-rumen terutama partikel berukuran kecil yang biasanya melaju bersama cairan rumen. Kedua peristiwa tersebut akan memacu peningkatan kecernaan pakan.

 

Gambar 12. Selama masa menyusui (laktasi) induk membutuhkan air minum dalam jumlah yang besar untuk memproduksi susu

 

DAFTAR BACAAN

 

Moualem, R., I. Chosniak and A. Shkolnik. 1990. Environmental heat load, bioenergetics and water economy of two breeds of goats: The Mamber goat versus the desert Bedouin goat. Wld. Rev. Anim. Prod. 25:91-95.

Narjisse, H., M.A. El Honsali, J.D. Olsen. 1995. Effect of oak (Quercus ilex) tannins on digestion and nitrogen balance in sheep and goats. Small Rumin. Res. 18:201-206.

Shkolnik, A. 1992. Digestive efficiency: Significance of body size and of adaptation to a stressful environment. In : R.M. Acharya (Ed.) Pre-Conference Proceedings Invited Papers Vol. II, Part I. V International Conference on Goats. Indian Council of Agricultural Research, New Delhi, India. pp.255-260.

Riyawan.my.id 

Minggu, 13 November 2016

ASD

Blog Riyawan
Atrial septal defect (ASD) adalah cacat jantung bawaan di mana darah mengalir antara atrium (ruang atas) jantung. Biasanya, atrium dipisahkan oleh dinding pembatas, septum interatrial. Jika septum ini rusak atau tidak ada, maka darah yang kaya oksigen bisa mengalir langsung dari sisi kiri jantung untuk mencampur dengan darah miskin oksigen di sisi kanan jantung, atau sebaliknya. Hal ini dapat menyebabkan kadar oksigen lebih rendah dari normal dalam darah arteri yang memasok otak, organ, dan jaringan. Namun, ASD mungkin tidak menghasilkan tanda-tanda atau gejala nyata, terutama jika cacat kecil.
Sebuah "shunt" adalah kehadiran aliran bersih dari darah melalui cacat, baik dari kiri ke kanan atau kanan ke kiri. Jumlah shunting ini, jika ada, menentukan signifikansi hemodinamik dari ASD. A "kanan-ke-kiri-shunt" biasanya menimbulkan skenario yang lebih berbahaya.
Selama perkembangan janin, septum interatrial berkembang untuk memisahkan kiri dan atrium kanan. Namun, lubang di septum yang disebut foramen ovale, memungkinkan darah dari atrium kanan masuk ke atrium kiri selama perkembangan janin. Pembukaan ini memungkinkan darah untuk melewati paru-paru janin nonfungsional sementara janin memperoleh oksigen dari plasenta. Sebuah lapisan jaringan yang disebut septum primum bertindak sebagai katup selama foramen ovale selama perkembangan janin. Setelah lahir, tekanan di sisi kanan jantung turun sebagai paru-paru terbuka dan mulai kerja, menyebabkan foramen ovale menutup sepenuhnya. Pada sekitar 25% dari orang dewasa, foramen ovale tidak sepenuhnya menutup. Dalam kasus ini, setiap peningkatan tekanan dalam sistem peredaran darah paru (karena hipertensi pulmonal, sementara saat batuk, dll) dapat menyebabkan foramen ovale tetap terbuka. Hal ini dikenal sebagai patent foramen ovale (PFO), yang tidak selalu jenis defek septum atrium. Namun, terkait erat.

Penyebab ASD
·         Sindrom Down - pasien dengan sindrom Down memiliki tingkat lebih tinggi dari ASD, terutama jenis tertentu yang melibatkan dinding ventrikel. Sebanyak satu setengah dari pasien sindrom Down memiliki beberapa jenis cacat septum.
·         anomali Ebstein - sekitar 50% dari individu dengan Ebstein anomali memiliki shunt terkait antara kanan dan atrium kiri, baik sebagai defek septum atrium atau foramen ovale paten.
·         sindrom alkohol janin - sekitar satu dari empat pasien dengan sindrom alkohol janin memiliki baik ASD atau defek septum ventrikel.
·         sindrom Holt-Oram - baik osteium secundum dan osteum primum jenis ASD dikaitkan dengan sindrom Holt-Oram
·         Sindrom Lutembacher ini - kehadiran ASD bawaan bersama dengan mengakuisisi stenosis mitral.
Blog RiyawanASD akibat terjadinya kesalahan pada jumlah absorbsi dan proliferasi jaringan pada tahap perkembangan pemisahan organ atrium menjadi atrium kiri dan kanan. Akibat adanya celah patologis antara atrium kanan dan atrium kiri, klien dengan defec septum atrium mempunyai beban pada sisi jantung kanan , akibat pirau dari atrium kiri ke atrium kanan. Beban tersebut merupakan beban volume (volume overload). Aliran darah pintas kiri ke kanan pada tipe osteum sekundum dan tipe sinus venosus akan menyebabka keluhan kelemahan dan sesak nafas, umumnya timbul pada usia dewasa muda. Kegagalan jantung kanan serta aritma supra ventrikulear dapat pula terjadi pada stadium lanjut. Namun apabila repurigtusi mitral berat, gejala serta keluhan akan muncul lebih berat dan lebih awal. Gejala ini umumnya ditemukan pada umur 20 – 40 tahun.


MEKANISME ASD
Pada orang sehat yang tidak mengalami ASD, bilik sisi kiri jantung berada di bawah tekanan lebih tinggi dari bilik sebelah kanan karena ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup untuk memompa darah ke seluruh tubuh, sedangkan ventrikel kanan hanya perlu menghasilkan cukup tekanan untuk memompa darah ke paru-paru.
Dalam kasus ASD besar (> 9 mm), yang dapat mengakibatkan kiri ke kanan shunt klinis yang luar biasa, pirau darah dari atrium kiri ke atrium kanan. darah ekstra dari atrium kiri dapat menyebabkan kelebihan beban volume kedua atrium kanan dan ventrikel kanan. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat mengakibatkan pembesaran sisi kanan jantung dan akhirnya gagal jantung.
Setiap proses yang meningkatkan tekanan di ventrikel kiri dapat menyebabkan memburuknya shunt kiri ke kanan. Ini termasuk hipertensi, yang meningkatkan tekanan yang ventrikel kiri harus menghasilkan untuk membuka katup aorta selama sistol ventrikel, dan penyakit arteri koroner yang meningkatkan kekakuan ventrikel kiri, sehingga meningkatkan tekanan pengisian ventrikel kiri selama diastol ventrikel. Shunt kiri ke kanan meningkatkan tekanan pengisian jantung kanan (preload) dan memaksa ventrikel kanan untuk memompa keluar lebih banyak darah dari ventrikel kiri. overloading konstan dari sisi kanan jantung menyebabkan kelebihan beban pembuluh darah paru seluruh. Akhirnya, hipertensi paru dapat berkembang.
Hipertensi paru akan menyebabkan ventrikel kanan untuk menghadapi peningkatan afterload. Ventrikel kanan dipaksa untuk menghasilkan tekanan yang lebih tinggi untuk mencoba untuk mengatasi hipertensi pulmonal. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan ventrikel kanan (dilatasi dan penurunan fungsi sistolik ventrikel kanan).
Jika ASD dibiarkan tidak dikoreksi, hipertensi pulmonal berlangsung dan tekanan di sisi kanan jantung menjadi lebih besar dari sisi kiri jantung. Pembalikan gradien tekanan di ASD menyebabkan shunt untuk membalikkan - shunt kanan-ke-kiri. Fenomena ini dikenal sebagai sindrom Eisenmenger. Setelah shunting kanan-ke-kiri terjadi, sebagian dari darah miskin oksigen akan didorong ke sisi kiri jantung dan dikeluarkan ke sistem pembuluh darah perifer. Hal ini menyebabkan tanda-tanda sianosis.
www.riyawan.com


DIAGNOSA ASD
ASD
Kebanyakan individu dengan ASD signifikan didiagnosis dalam rahim atau pada anak usia dini dengan menggunakan ultrasonografi atau auskultasi jantung terdengar selama pemeriksaan fisik.
Beberapa individu dengan ASD memiliki koreksi bedah ASD mereka selama masa kanak-kanak. Perkembangan tanda dan gejala karena ASD terkait dengan ukuran shunt intracardiac. Individu dengan shunt yang lebih besar cenderung hadir dengan gejala pada usia lebih muda.
Orang dewasa dengan ASD tidak dikoreksi hadir dengan gejala dyspnea pada tenaga (sesak napas dengan latihan minimal), gagal jantung kongestif, atau kecelakaan serebrovaskular (stroke). Mereka dapat dicatat pada pengujian rutin untuk memiliki dada X-ray tidak normal atau EKG abnormal dan mungkin memiliki fibrilasi atrium. Jika ASD menyebabkan shunt kiri ke kanan, pembuluh darah paru di kedua paru-paru dapat muncul melebar di dada X-ray, karena peningkatan aliran darah paru.
1)    Pemeriksaan Fisik
Temuan fisik pada orang dewasa dengan ASD termasuk yang berkaitan langsung dengan shunt intrakardiak, dan mereka yang sekunder untuk gagal jantung kanan yang mungkin ada pada individu-individu.
Setelah auskultasi jantung terdengar, ejection murmur sistolik dapat mendengar yang dikaitkan dengan katup pulmonal, karena meningkatnya aliran darah melalui katup pulmonal bukan kelainan struktural dari daun katup.
Pada orang sehat yang tidak, variasi pernapasan terjadi pada pemisahan bunyi jantung kedua (S2). Selama inspirasi pernapasan, penyebab tekanan intrathoracic negatif meningkat darah kembali ke sisi kanan jantung. Volume darah meningkat pada ventrikel kanan menyebabkan katup pulmonal untuk tetap terbuka lagi selama sistol ventrikel. Hal ini menyebabkan penundaan yang normal dalam komponen P2 dari S2. Selama ekspirasi, penyebab tekanan intrathoracic positif penurunan darah kembali ke sisi kanan jantung. Volume dikurangi dalam ventrikel kanan memungkinkan katup pulmonal menutup sebelumnya pada akhir sistol ventrikel, menyebabkan P2 terjadi sebelumnya.
Pada individu dengan ASD, sebuah membelah tetap S2 terjadi karena kembalinya darah ekstra selama inspirasi akan menyamakan kedudukan antara kiri dan atrium kanan karena komunikasi yang terjalin antara atrium pada individu dengan ASD.
Ventrikel kanan dapat dianggap sebagai terus kelebihan beban karena shunt kiri ke kanan, menghasilkan S2 luas split. Karena atrium dihubungkan melalui defek septum atrium, inspirasi tidak menghasilkan perubahan tekanan bersih antara mereka, dan tidak berpengaruh pada pemecahan S2. Dengan demikian, S2 dibagi ke tingkat yang sama selama inspirasi kedaluwarsa, dan dikatakan "tetap".
2)    Echocardiography
Dalam echocardiography transthoracic, defek septum atrium dapat dilihat pada aliran warna pencitraan sebagai jet darah dari atrium kiri ke atrium kanan.
Jika gelisah garam disuntikkan ke dalam vena perifer selama echocardiography, gelembung udara kecil dapat dilihat pada pencitraan ekokardiografi. Gelembung perjalanan di ASD dapat dilihat baik saat istirahat atau selama batuk. (Bubbles hanya mengalir dari atrium kanan ke atrium kiri jika tekanan atrium kanan lebih besar dari atrium kiri). Karena visualisasi yang lebih baik dari atrium dicapai dengan echocardiography transesophageal, tes ini dapat dilakukan pada individu dengan dugaan ASD yang tidak divisualisasikan pada pencitraan transtorasik. teknik yang lebih baru untuk memvisualisasikan cacat ini melibatkan pencitraan intrakardial dengan kateter khusus yang biasanya ditempatkan dalam sistem vena dan maju ke tingkat jantung. Jenis pencitraan menjadi lebih umum dan hanya melibatkan obat penenang ringan untuk pasien biasanya.

Jika individu memiliki jendela ekokardiografi yang memadai, penggunaan echocardiogram untuk mengukur cardiac output dari ventrikel kiri dan ventrikel kanan secara independen adalah mungkin. Dengan cara ini, fraksi shunt dapat diperkirakan dengan menggunakan ekokardiografi.
3)    Penelitian gelembung transkranial Doppler
Sebuah metode kurang invasif untuk mendeteksi PFO atau ASD selain USG transesophagal adalah transcranial Doppler dengan kontras gelembung. Metode ini mengungkapkan dampak otak dari ASD atau PFO.
4)    Elektrokardiogram
Temuan EKG di defek septum atrium bervariasi dengan jenis cacat individu memiliki. Individu dengan cacat septum atrium mungkin memiliki interval PR yang berkepanjangan (tingkat pertama blok jantung). Perpanjangan interval PR mungkin karena pembesaran atrium umum di ASD dan jarak meningkat karena cacat itu sendiri. Kedua hal ini dapat menyebabkan jarak meningkat konduksi ruas dari nodus SA ke nodus AV.
Selain perpanjangan PR, individu dengan ASD primum memiliki deviasi sumbu kiri kompleks QRS, sementara mereka dengan secundum ASD memiliki deviasi sumbu kanan kompleks QRS. Individu dengan sinus venosus ASD pameran deviasi sumbu kiri gelombang P (tidak kompleks QRS).
Temuan umum di EKG adalah adanya blok cabang berkas tidak lengkap benar, yang begitu khas bahwa jika tidak ada, diagnosis ASD harus dipertimbangkan kembali.

Pengobatan ASD
Blog Riyawan
Setelah seseorang ditemukan memiliki cacat septum atrium, penentuan apakah harus diperbaiki harus dibuat. mortalitas bedah karena penutupan ASD adalah terendah ketika prosedur ini dilakukan sebelum pengembangan hipertensi pulmonal yang signifikan. Tingkat kematian terendah yang dicapai pada individu dengan tekanan sistolik arteri pulmonalis kurang dari 40 mmHg.
Jika sindrom Eisenmenger terjadi, risiko yang signifikan dari kematian ada terlepas dari metode penutupan ASD. Pada individu yang telah mengembangkan sindrom Eisenmenger, tekanan di ventrikel kanan telah mengangkat cukup tinggi untuk membalikkan shunt di atrium. Jika ASD kemudian ditutup, afterload yang ventrikel kanan harus bertindak melawan tiba-tiba meningkat. Hal ini dapat menyebabkan gagal jantung kanan langsung, karena mungkin tidak mampu memompa darah melawan hipertensi pulmonal.
Penutupan ASD pada individu di bawah usia 25 telah terbukti memiliki risiko komplikasi rendah, dan individu memiliki umur normal (sebanding dengan penduduk usia-cocok sehat). Penutupan ASD pada individu antara usia 25 dan 40 yang, tetapi memiliki shunt klinis yang signifikan, masih kontroversial. Mereka yang melakukan prosedur percaya bahwa mereka mencegah kerusakan jangka panjang dalam fungsi jantung dan mencegah perkembangan hipertensi pulmonal.
Metode penutupan ASD termasuk penutupan bedah dan penutupan perkutan.
Meskipun invasif, penutupan bedah sangat bermanfaat karena terapi obat tambahan tidak diperlukan. Hal ini dianggap sebagai standar emas untuk mencegah PFO dan emboli paradoks.
Percutaneous penutupan perangkat melibatkan berlalunya kateter ke dalam jantung melalui vena femoralis dipandu oleh fluoroscopy dan ekokardiografi. Contoh dari perangkat perkutan adalah occluder kardia PFO yang memiliki cakram yang dapat memperluas untuk berbagai diameter pada akhir kateter. kateter ditempatkan di vena femoralis kanan dan dipandu ke atrium kanan. kateter dipandu melalui dinding septum atrium dan satu disc (kiri atrium) dibuka dan ditarik ke tempat. Setelah ini terjadi, disk lainnya (kanan atrium) dibuka di tempat dan perangkat dimasukkan ke dalam dinding septum. Jenis PFO penutupan lebih efektif dibandingkan obat atau terapi medis lain untuk mengurangi risiko tromboemboli masa depan.
Terapi obat dapat digunakan untuk meminimalkan risiko tromboemboli dan stroke di PFO. Antikoagulan, seperti warfarin, biasanya digunakan untuk mengurangi pembekuan darah, sedangkan agen antiplatelet, seperti aspirin, digunakan untuk mengurangi agregasi platelet dan trombosis.
·      Evaluasi sebelum koreksi
Sebelum koreksi ASD, evaluasi terbuat dari keparahan hipertensi pulmonal individu (jika ada sama sekali) dan apakah itu adalah reversibel (penutupan ASD dapat direkomendasikan untuk tujuan pencegahan, untuk menghindari komplikasi seperti dalam pertama tempat. hipertensi pulmonal tidak selalu hadir pada orang dewasa yang didiagnosis dengan ASD pada masa dewasa).
Jika hipertensi pulmonal hadir, evaluasi mungkin termasuk kateterisasi jantung kanan. Ini melibatkan menempatkan kateter dalam sistem vena dari tekanan jantung dan pengukuran dan saturasi oksigen dalam vena kava superior, vena cava inferior, atrium kanan, ventrikel kanan, dan arteri pulmonalis, dan di posisi wedge. Individu dengan paru pembuluh darah resistensi (PVR) kurang dari 7 unit kayu menunjukkan regresi gejala (termasuk NYHA kelas fungsional). Namun, individu dengan PVR yang lebih besar dari 15 unit kayu telah meningkat kematian terkait dengan penutupan ASD.
Jika tekanan arteri pulmonalis lebih dari dua-pertiga dari tekanan sistolik sistemik, shunt kiri ke kanan net harus terjadi setidaknya 1,5: 1 atau bukti reversibilitas shunt ketika diberikan vasodilator arteri pulmonalis sebelum operasi. (Jika fisiologi Eisenmenger telah ditetapkan dalam, shunt kanan-ke-kiri harus terbukti reversibel dengan vasodilator arteri pulmonalis sebelum operasi.)
·      Prosedur Kateter
Sampai awal 1990-an, operasi adalah metode yang biasa untuk menutup semua ASD. Sekarang, karena kemajuan medis, dokter dapat menggunakan prosedur kateter untuk menutup ASD secundum, jenis yang paling umum. Selama prosedur, dokter memasukkan tabung tipis fleksibel ke pembuluh darah di pangkal paha (paha atas) dan benang untuk septum jantung. kateter memiliki kecil, perangkat payung-seperti melipat di dalamnya. Ketika kateter mencapai septum, perangkat didorong keluar dari kateter dan diposisikan sehingga plugs lubang antara atrium. Perangkat ini diamankan di tempat dan kateter ditarik dari tubuh. Dalam waktu 6 bulan, jaringan normal tumbuh di dan atas perangkat. Tidak perlu ada untuk menggantikan perangkat penutupan sepanjang hidup pasien. Dokter sering menggunakan echocardiography (echo) atau transesophageal echo (TEE), serta angiografi, untuk membimbing mereka dalam threading kateter ke jantung dan menutup cacat. TEE adalah tipe khusus dari gema yang mengambil gambar dari jantung melalui kerongkongan. prosedur kateter yang lebih mudah pada pasien daripada operasi karena mereka hanya melibatkan tusukan jarum di kulit dimana kateter dimasukkan. Ini berarti bahwa pemulihan lebih cepat dan lebih mudah. Prospek untuk pasien yang memiliki prosedur ini sangat baik. Penutupan berhasil di lebih dari 90% pasien, dengan tidak ada kebocoran yang signifikan. Jarang, cacat terlalu besar untuk kateter penutupan dan operasi diperlukan.
Blog Riyawan

·      Bedah penutupan ASD
penutupan bedah ASD melibatkan membuka setidaknya satu atrium dan menutup cacat dengan patch di bawah visualisasi langsung.
·      Percutaneous penutupan ASD
Penutupan Percutaneous dari ASD saat ini hanya diindikasikan untuk penutupan ASD secundum dengan pelek yang cukup jaringan di sekitar defek septum sehingga perangkat penutupan tidak melanggar pada kava superior vena, vena cava inferior, atau trikuspid atau katup mitral. The Amplatzer Septal occluder (ASO) umumnya digunakan untuk menutup ASD. ASO terdiri dari dua cakram bulat diri diupgrade terhubung satu sama lain dengan pinggang 4-mm, terdiri dari 0.004- 0,005 inci Nitinol wire mesh penuh dengan kain Dacron. Implantasi perangkat relatif mudah. Prevalensi cacat sisa rendah. Kerugiannya adalah profil tebal perangkat dan perhatian terkait dengan sejumlah besar nitinol (senyawa nikel-titanium) dalam perangkat dan potensi konsekuensi untuk toksisitas nikel.
Penutupan perkutan adalah metode pilihan di sebagian besar pusat.
·      Komplikasi
Karena komunikasi antara atrium yang terjadi pada ASD, entitas penyakit atau komplikasi dari kondisi yang mungkin. Pasien dengan defek septum atrium dikoreksi mungkin pada peningkatan risiko untuk mengembangkan aritmia jantung, serta infeksi pernafasan lebih sering.
·      Penyakit dekompresi
ASD, dan khususnya PFOS, adalah faktor risiko predisposisi untuk penyakit dekompresi di penyelam karena proporsi darah vena yang membawa gas inert, seperti helium atau nitrogen tidak melewati paru-paru. Satu-satunya cara untuk melepaskan gas inert kelebihan dari tubuh adalah untuk lulus darah yang membawa gas inert melalui paru-paru untuk dihembuskan. Jika sebagian dari darah mengandung gas lembam melewati PFO, ia menghindari paru-paru dan gas inert lebih mungkin untuk membentuk gelembung besar dalam aliran darah arteri menyebabkan penyakit dekompresi.
·      Sindrom Eisenmenger
Jika aliran bersih darah ada dari atrium kiri ke atrium kanan, disebut shunt kiri ke kanan, maka peningkatan aliran darah melalui paru-paru terjadi. Awalnya, aliran darah meningkat ini tanpa gejala, tetapi jika terus berlanjut, pembuluh darah paru mungkin kaku, menyebabkan hipertensi paru, yang meningkatkan tekanan di sisi kanan jantung, yang mengarah ke pembalikan shunt ke dalam-ke-kanan meninggalkan shunt. Pembalikan shunt terjadi, dan darah mengalir dalam arah yang berlawanan melalui ASD disebut sindrom Eisenmenger, komplikasi langka dan akhir dari ASD.
·      Embolus Paradoks
Trombus vena (pembekuan di pembuluh darah) cukup umum. Embolizations (dislodgement dari trombus) biasanya pergi ke paru-paru dan menyebabkan emboli paru. Dalam individu dengan ASD, emboli ini berpotensi dapat memasuki sistem arteri, yang dapat menyebabkan fenomena dikaitkan dengan kehilangan akut dari darah ke suatu bagian tubuh, termasuk serebrovaskular kecelakaan (stroke), infark limpa atau usus, atau bahkan ekstremitas distal (yaitu, jari atau jari kaki).
Hal ini dikenal sebagai embolus paradoks karena bahan gumpalan paradoks memasuki sistem arteri bukannya pergi ke paru-paru.

Epidemiologi
Sebagai kelompok, defek septum atrium terdeteksi di satu anak per 1.500 kelahiran hidup. PFOS cukup umum (muncul pada 10-20% dari orang dewasa), namun tanpa gejala, sehingga tidak terdiagnosis. ASD membuat 30 sampai 40% dari semua penyakit jantung bawaan yang terlihat pada orang dewasa.
Ostium secundum atrium rekening defek septum selama 7% dari semua lesi jantung bawaan. Lesi ini menunjukkan laki-laki: perempuan rasio 1: 2


Sumber : Blog Riyawan | Wikipedia | Askep ASD

Sabtu, 12 November 2016

Hemofilia

Blog Riyawan
Haemophilia, juga dieja hemofilia, adalah kelainan genetik sebagian besar diwariskan yang merusak kemampuan tubuh untuk membuat pembekuan darah, sebuah proses yang diperlukan untuk menghentikan pendarahan. Hal ini menyebabkan pendarahan lagi setelah cedera, mudah memar, dan peningkatan risiko pendarahan di dalam sendi atau otak manusia. Mereka yang mengalami penyakit ringan mungkin hanya memiliki gejala setelah kecelakaan atau selama operasi. Perdarahan ke dalam sendi dapat mengakibatkan kerusakan permanen sementara perdarahan di otak dapat mengakibatkan sakit kepala jangka panjang, kejang, atau penurunan tingkat kesadaran.
Ada beberapa jenis hemofilia yaitu:
·         Hemofilia A,
·         Hemofilia B,
·         Hemofilia C,
·         Parahaemophilia,
·         Dan Diperoleh Hemofilia A.
Hemofilia A, adalah kelainan genetik X-linked resesif mengakibatkan kekurangan fungsional pembekuan Factor VIII. Hemofilia B, juga kelainan genetik X-linked resesif yang melibatkan kurangnya fungsional pembekuan Factor IX. Hemofilia C, adalah gangguan genetik autosomal yang melibatkan kurangnya fungsional pembekuan Faktor XI. Hemofilia C tidak sepenuhnya resesif, sebagai individu heterozigot juga menunjukkan peningkatan pendarahan.
Jenis hemofilia dikenal sebagai parahaemophilia adalah bentuk ringan dan langka dan karena kekurangan faktor V. Jenis ini dapat diwariskan atau diperoleh.
Bentuk non-genetik hemofilia disebabkan oleh autoantibodi terhadap faktor VIII dan dikenal sebagai diperoleh hemofilia A. hemofilia didapat dapat dikaitkan dengan kanker, gangguan autoimun dan persalinan berikut.

Hemofilia A mempengaruhi sekitar 1 5.000-10.000, sementara hemofilia B mempengaruhi sekitar 1 dalam 40.000, laki-laki saat lahir. Sebagai hemofilia A dan B adalah X-linked gangguan resesif betina sangat jarang terkena dampak. Beberapa wanita dengan gen nonfungsional di salah satu kromosom X mungkin gejala ringan. Hemofilia C terjadi sama pada kedua jenis kelamin dan sebagian besar ditemukan di Yahudi Ashkenazi. Di tahun 1800-an hemofilia adalah umum dalam keluarga kerajaan Eropa. Perbedaan antara hemofilia A dan B ditentukan pada tahun 1952. Kata ini dari darah berarti haima Yunani αἷμα dan philia φιλία berarti cinta.

Hemofilia biasanya mewarisi dari orang tua seseorang kromosom X dengan gen nonfungsional. Jarang mutasi baru mungkin terjadi selama pengembangan awal atau hemofilia dapat berkembang di kemudian hari karena antibodi membentuk terhadap faktor pembekuan. Jenis lain termasuk, Acquired hemofilia dikaitkan dengan kanker, gangguan autoimun, dan kehamilan. Diagnosis adalah dengan menguji darah karena kemampuannya untuk menggumpal dan tingkat atas faktor pembekuan.

Pencegahan hemofilia dapat terjadi dengan menghapus telur, pemupukan, dan menguji embrio sebelum memindahkannya ke rahim. Pengobatan dengan mengganti faktor pembekuan darah yang hilang. Hal ini dapat dilakukan secara rutin atau selama perdarahan. Penggantian dapat terjadi di rumah atau di rumah sakit. Faktor-faktor pembekuan yang dibuat baik dari darah manusia atau dengan metode rekombinan. Sampai dengan 20% dari orang mengembangkan antibodi terhadap faktor-faktor pembekuan yang membuat pengobatan lebih sulit. Obat desmopresin dapat digunakan pada pasien dengan ringan hemofilia A. Studi terapi gen dalam percobaan manusia awal.

SEJARAH
Abulcasis merupakan Profesional medis pertama yang menggambarkan penyakit ini. Pada abad kesepuluh ia menggambarkan keluarga yang laki-laki meninggal karena pendarahan setelah trauma hanya kecil. Sementara banyak referensi deskriptif dan praktis seperti lain untuk penyakit muncul di seluruh tulisan-tulisan sejarah, analisis ilmiah tidak dimulai sampai awal abad kesembilan belas.

Pada tahun 1803, John Conrad Otto, seorang dokter Filadelfia, menulis sebuah akun tentang "disposisi hemoragik ada di keluarga tertentu" di mana ia disebut laki-laki yang terkena "bleeders". Dia mengakui bahwa gangguan itu turun-temurun dan bahwa itu mempengaruhi sebagian besar laki-laki dan diturunkan oleh perempuan yang sehat. kertas adalah kertas kedua untuk menggambarkan karakteristik penting dari gangguan genetik X-linked (kertas pertama menjadi deskripsi buta warna oleh John Dalton yang mempelajari keluarganya sendiri). Otto mampu melacak penyakit kembali ke seorang wanita yang menetap di dekat Plymouth, NH pada tahun 1720. Gagasan yang mempengaruhi laki-laki bisa lulus sifat tersebut ke anak-anak perempuan tidak terpengaruh mereka tidak dijelaskan sampai 1813 ketika John F. Hay, menerbitkan sebuah akun di The New England Journal of Medicine.

Pada tahun 1924, seorang dokter Finlandia menemukan kelainan perdarahan herediter mirip dengan hemofilia lokal di "Kepulauan Åland", sebelah barat daya dari Finlandia. gangguan perdarahan ini disebut "Von Willebrand Disease".

Istilah "hemofilia" berasal dari istilah "haemorrhaphilia" yang digunakan dalam deskripsi kondisi yang ditulis oleh Friedrich Hopff pada tahun 1828, sementara ia adalah seorang mahasiswa di Universitas Zurich. Pada tahun 1937, Patek dan Taylor, dua dokter dari Harvard, menemukan globulin anti-haemophilic. Pada tahun 1947, Pavlosky, seorang dokter dari Buenos Aires, ditemukan hemofilia A dan hemofilia B menjadi penyakit yang terpisah dengan melakukan tes laboratorium. Tes ini dilakukan dengan mentransfer darah satu hemofilia untuk hemofilia lain. Fakta bahwa ini diperbaiki masalah pembekuan menunjukkan bahwa ada lebih dari satu bentuk hemofilia.
Menurut John C. Otto, 1803
"Sekitar tujuh atau delapan puluh tahun yang lalu, seorang wanita dengan nama Smith, menetap di sekitar Plymouth, New Hampshire, dan ditransmisikan keanehan berikut untuk keturunannya. Ini adalah salah satu, ia mengamati, yang keluarganya sayangnya subjek, dan telah menjadi sumber tidak hanya dari perhatian besar, tetapi sering penyebab kematian. Jika awal setidaknya dibuat pada kulit beberapa dari mereka, sebagai manusia hemorrhagy akhirnya akan terjadi seolah-olah luka terbesar yang ditimbulkan. (...) Jadi terjamin adalah anggota keluarga ini konsekuensi yang mengerikan dari luka setidaknya, bahwa mereka tidak akan menderita diri mereka berdarah pertimbangan apapun, kehilangan hubungan dengan tidak mampu menghentikan debit disebabkan oleh operasi ini. "

TANDA DAN GEJALA
Gejala karakteristik berbeda dengan tingkat keparahan. Gejala umum episode perdarahan internal atau eksternal, yang disebut "berdarah". Orang dengan lebih hemofilia parah menderita pendarahan lebih parah dan lebih sering, sementara orang-orang dengan hemofilia ringan biasanya menderita gejala yang lebih ringan kecuali setelah operasi atau trauma yang serius. Dalam kasus gejala hemofilia moderat adalah variabel yang memanifestasikan sepanjang spektrum antara bentuk parah dan ringan.

Dalam kedua hemofilia A dan B, ada perdarahan spontan tetapi waktu perdarahan normal, waktu protrombin normal, waktu trombin normal, tapi lama waktu tromboplastin parsial. perdarahan internal adalah umum pada orang dengan hemofilia berat dan beberapa individu dengan hemofilia moderat. Jenis yang paling karakteristik dari perdarahan internal berdarah bersama dimana darah masuk ke dalam ruang sendi. Hal ini paling umum dengan penderita hemofilia parah dan dapat terjadi secara spontan (tanpa trauma jelas). Jika tidak segera diobati, perdarahan sendi dapat mengakibatkan kerusakan sendi permanen dan cacat. Perdarahan ke dalam jaringan lunak seperti otot dan jaringan subkutan kurang parah namun dapat menyebabkan kerusakan dan membutuhkan perawatan.

Anak-anak dengan ringan sampai sedang hemofilia mungkin tidak memiliki tanda-tanda atau gejala pada saat lahir terutama jika mereka tidak menjalani sunat. Gejala pertama mereka sering memar sering dan besar dan hematoma dari sering benjolan dan jatuh karena mereka belajar berjalan. Pembengkakan dan memar dari perdarahan pada sendi, jaringan lunak, dan otot juga dapat terjadi. Anak-anak dengan hemofilia ringan mungkin tidak memiliki gejala nyata selama bertahun-tahun. Seringkali, tanda pertama pada penderita hemofilia sangat ringan adalah pendarahan berat dari prosedur gigi, kecelakaan, atau operasi. Wanita yang pembawa biasanya memiliki faktor pembekuan yang cukup dari satu gen normal mereka untuk mencegah masalah pendarahan serius, meskipun beberapa mungkin hadir penderita hemofilia sebagai ringan.

Komplikasi
komplikasi berat jauh lebih umum pada kasus hemofilia berat dan sedang. Komplikasi mungkin timbul dari penyakit itu sendiri atau dari pengobatannya:
·         Perdarahan internal yang mendalam, misalnya perdarahan deep-otot, yang menyebabkan pembengkakan, mati rasa atau nyeri anggota badan.
·         Kerusakan sendi dari haemarthrosis (haemophilic arthropathy), berpotensi dengan sakit parah, cacat, dan bahkan kehancuran pengembangan bersama dan melemahkan arthritis.
·         Transfusi infeksi menular dari transfusi darah yang diberikan sebagai pengobatan.
·         Efek samping pembekuan pengobatan faktor, termasuk pengembangan inhibitor kekebalan tubuh yang membuat penggantian faktor kurang efektif.
·         Perdarahan intrakranial adalah keadaan darurat medis serius yang disebabkan oleh penumpukan tekanan di dalam tengkorak. Hal ini dapat menyebabkan disorientasi, mual, kehilangan kesadaran, kerusakan otak, dan kematian.
Artropati Haemophilic ditandai dengan sinovitis proliferatif kronis dan kerusakan tulang rawan. Jika perdarahan intra-artikular tidak dikeringkan awal, dapat menyebabkan apoptosis kondrosit dan mempengaruhi sintesis proteoglikan. The hipertrofi dan rapuh lapisan sinovial ketika mencoba untuk menghilangkan darah yang berlebihan mungkin lebih cenderung mudah rebleed, yang mengarah ke lingkaran setan hemarthrosis-sinovitis-hemarthrosis. Selain itu, deposisi besi di sinovium dapat menginduksi respon inflamasi mengaktifkan sistem kekebalan tubuh dan merangsang angiogenesis, mengakibatkan tulang rawan dan tulang kerusakan.

Faktor Genetika
Blog Riyawan
Wanita memiliki dua X-kromosom, laki-laki memiliki satu X dan satu kromosom Y. Karena mutasi yang menyebabkan penyakit ini terkait-X resesif, seorang wanita membawa cacat pada salah satu nya X-kromosom mungkin tidak akan terpengaruh oleh hal itu, sebagai setara alel pada kromosom yang lain harus mengekspresikan dirinya untuk menghasilkan faktor pembekuan yang diperlukan, karena untuk X inaktivasi. Namun, kromosom Y pada pria tidak memiliki gen untuk faktor VIII atau IX. Jika gen yang bertanggung jawab untuk produksi faktor VIII atau faktor IX hadir di X-kromosom laki-laki kekurangan tidak ada setara pada kromosom Y untuk membatalkan keluar, sehingga gen kekurangan tidak bertopeng dan gangguan akan berkembang.

Karena laki-laki menerima satu kromosom X dari ibunya, anak seorang perempuan sehat diam-diam membawa gen kekurangan akan memiliki kesempatan 50% mewarisi gen dari dia dan dengan itu penyakit; dan jika ibunya terkena hemofilia, ia akan memiliki kesempatan 100% menjadi hemofilia a. Sebaliknya, bagi perempuan untuk mewarisi penyakit, ia harus menerima dua kekurangan X-kromosom, satu dari ibunya dan yang lainnya dari ayahnya (karena itu yang harus menjadi hemofilia sendiri). Oleh karena itu hemofilia jauh lebih umum di antara laki-laki daripada perempuan. Namun, adalah mungkin bagi operator perempuan untuk menjadi penderita hemofilia ringan karena lyonisation (inaktivasi) dari X-kromosom. anak perempuan hemofilia lebih umum daripada dulu, sebagai pengobatan ditingkatkan untuk penyakit ini telah memungkinkan lebih hemofilia laki-laki untuk bertahan hidup sampai dewasa dan menjadi orang tua. betina dewasa mungkin mengalami menorrhagia (periode berat) karena kecenderungan perdarahan. Pola pewarisan adalah tipe silang. Jenis pola juga terlihat pada buta warna.

Seorang ibu yang carrier memiliki kesempatan 50% dari melewati rusak X-kromosom untuk putrinya, sementara ayah yang terkena akan selalu lulus pada gen yang terkena dampak untuk putrinya. Seorang anak tidak bisa mewarisi gen cacat dari ayahnya. Ini adalah sifat resesif dan dapat diteruskan jika kasus-kasus yang lebih parah dengan pengujian carrier.Genetic dan konseling genetik dianjurkan untuk keluarga dengan hemofilia. pengujian Prenatal, seperti amniocentesis, tersedia untuk wanita hamil yang mungkin menjadi pembawa kondisi.

Seperti dengan semua gangguan genetik, tentunya juga mungkin bagi manusia untuk memperoleh secara spontan melalui mutasi, bukan mewarisi itu, karena mutasi baru di salah satu gamet orang tua mereka. akun mutasi spontan untuk sekitar 33% dari semua kasus hemofilia A. Sekitar 30% kasus hemofilia B adalah hasil dari mutasi gen spontan.

Jika seorang wanita melahirkan anak hemofilia, baik perempuan adalah pembawa untuk kelainan darah atau hemofilia adalah hasil dari mutasi spontan. Sampai tes DNA langsung modern, namun, itu tidak mungkin untuk menentukan apakah seorang wanita dengan hanya anak-anak yang sehat adalah pembawa atau tidak. Umumnya, anak-anak lebih sehat melahirkan, semakin tinggi probabilitas bahwa dia tidak carrier.

Jika laki-laki menderita dengan penyakit dan memiliki anak dengan wanita yang bahkan tidak carrier, putrinya akan menjadi pembawa hemofilia. anak-anaknya, namun, tidak akan terpengaruh dengan penyakit. Penyakit ini X-linked dan ayah tidak bisa lewat hemofilia melalui Y-kromosom. Pria dengan gangguan tersebut kemudian tidak lebih mungkin untuk meneruskan gen untuk anak-anak mereka daripada perempuan pembawa, meskipun semua anak perempuan mereka Sire akan menjadi pembawa dan semua anak mereka ayah tidak akan memiliki hemofilia (kecuali ibu adalah pembawa).

Ada banyak mutasi yang berbeda yang menyebabkan setiap jenis hemofilia. Karena perbedaan perubahan pada gen yang terlibat, orang-orang dengan hemofilia sering memiliki beberapa tingkat faktor pembekuan aktif. Individu dengan faktor aktif kurang dari 1% diklasifikasikan sebagai memiliki hemofilia parah, orang-orang dengan faktor aktif 1-5% memiliki hemofilia moderat, dan mereka dengan hemofilia ringan memiliki antara 5-40% dari tingkat normal faktor pembekuan aktif.

DIAGNOSIS
Hemofilia A dapat menirukan dengan penyakit von Willebrand.
·         Secara signifikan dapat mempengaruhi sebanyak 1 dari 10.000 orang.
·         Jenis 2A, di mana penurunan kadar von Willebrand Factor dapat menyebabkan proteolisis prematur Factor VIII. Berbeda dengan hemofilia, vWD tipe 2A diwariskan dalam mode dominan autosomal.
·         Proteolisis dari Faktor VIII. Berbeda dengan hemofilia, vWD tipe 3 diwariskan secara autosomal resesif mode.
Selain itu, kasus yang parah kekurangan vitamin K dapat hadir gejala yang mirip dengan hemofilia. Hal ini karena vitamin K diperlukan untuk tubuh manusia untuk memproduksi beberapa faktor protein pembekuan. kekurangan vitamin ini jarang terjadi pada orang dewasa dan anak-anak yang lebih tua tetapi adalah umum pada bayi baru lahir. Bayi dilahirkan dengan tingkat alami rendah vitamin K dan belum memiliki flora usus simbiosis untuk benar mensintesis vitamin mereka sendiri K. Perdarahan masalah karena kekurangan vitamin K pada bayi dikenal sebagai "penyakit hemoragik pada bayi baru lahir". Untuk menghindari komplikasi ini, bayi baru lahir secara rutin disuntik dengan suplemen vitamin K.
Faktor Pembekuan
·         Faktor pembekuan biasanya tidak diperlukan dalam hemofilia ringan. Dalam hemofilia moderat faktor pembekuan biasanya hanya dibutuhkan ketika terjadi perdarahan atau untuk mencegah pendarahan dengan peristiwa-peristiwa tertentu. Dalam hemofilia berat penggunaan pencegahan sering direkomendasikan dua atau tiga kali seminggu dan dapat terus hidup. pengobatan cepat perdarahan menurun kerusakan tubuh.
·         Faktor VIII digunakan dalam hemofilia A dan faktor IX di hemofilia B. faktor pengganti dapat berupa terisolasi dari serum manusia darah, rekombinan, atau kombinasi dari keduanya. Beberapa orang mengembangkan antibodi (inhibitor) terhadap faktor pengganti yang diberikan kepada mereka, sehingga jumlah faktor harus ditingkatkan atau produk pengganti non-manusia harus diberikan, seperti faktor babi VIII.
·         Jika seseorang menjadi tahan api faktor pengganti koagulasi akibat beredar inhibitor, ini mungkin sebagian diatasi dengan rekombinan VII faktor manusia.
Pada awal 2008, Amerika Serikat Food and Drug Administration (FDA) menyetujui faktor anti-haemophilic, rekayasa genetika dari gen sel ovarium hamster Cina. Sejak tahun 1993 produk rekombinan faktor (yang biasanya dibiakkan di hamster ovary (CHO) sel kultur jaringan Cina dan melibatkan sedikit, jika ada produk plasma manusia) telah tersedia dan telah banyak digunakan di negara-negara barat kaya. Sementara produk rekombinan faktor pembekuan menawarkan kemurnian dan keamanan yang lebih tinggi, mereka, seperti konsentrat, sangat mahal, dan umumnya tidak tersedia di negara berkembang. Dalam banyak kasus, produk faktor apapun sulit diperoleh di negara-negara berkembang.

Blog Riyawan
Faktor pembekuan yang baik diberikan preventif atau on-demand. Penggunaan pencegahan melibatkan infus pembekuan faktor pada jadwal rutin untuk menjaga tingkat pembekuan yang cukup tinggi untuk mencegah pendarahan spontan. On-demand (atau episodik) pengobatan melibatkan mengobati perdarahan setelah mereka muncul. Pada tahun 2007, sidang membandingkan pengobatan on-demand dari anak laki-laki (<30 bulan) dengan hemofilia A dengan pengobatan profilaksis (infus 25 IU / kg berat badan Faktor VIII setiap hari) sehubungan dengan efeknya pada pencegahan joint penyakit. Ketika anak-anak mencapai usia 6 tahun, 93% dari mereka dalam kelompok profilaksis dan 55% dari mereka dalam kelompok episodik-terapi memiliki indeks gabungan struktur normal pada MRI. pengobatan profilaksis, bagaimanapun, mengakibatkan biaya rata-rata $ 300,000 per tahun. Penulis editorial yang diterbitkan dalam edisi yang sama dari NEJM mendukung gagasan bahwa pengobatan profilaksis tidak hanya lebih efektif dari pada pengobatan permintaan tetapi juga menunjukkan bahwa mulai setelah serius perdarahan-sendi terkait pertama mungkin lebih efektif daripada menunggu sampai usia tetap untuk memulai.

Desmopresin (DDAVP) dapat digunakan pada pasien dengan hemofilia ringan A. Asam traneksamat atau asam aminokaproat epsilon dapat diberikan bersama dengan faktor pembekuan untuk mencegah pemecahan bekuan.

Obat nyeri, steroid, dan terapi fisik dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan di sendi yang terkena.

Kontraindikasi
Antikoagulan seperti heparin dan warfarin merupakan kontraindikasi untuk orang dengan hemofilia karena ini dapat memperburuk kesulitan pembekuan. Juga kontraindikasi adalah mereka obat yang memiliki "pengencer darah" efek samping. Misalnya, obat-obatan yang mengandung aspirin, ibuprofen, atau naproxen sodium tidak harus diambil karena mereka juga dikenal memiliki efek samping perdarahan berkepanjangan.

Juga kontraindikasi adalah kegiatan dengan kemungkinan tinggi dari trauma, seperti sepeda motor dan skateboard. olahraga populer dengan tingkat yang sangat tinggi dari kontak fisik dan cedera seperti sepak bola Amerika, hoki, tinju, gulat, dan rugby harus dihindari oleh penderita hemofilia. olahraga aktif lainnya seperti sepak bola, bisbol, dan basket juga memiliki tingkat tinggi cedera, tapi harus secara keseluruhan kurang kontak dan harus dilakukan dengan hati-hati dan hanya berkonsultasi dengan dokter.

PROGNOSA
Seperti kebanyakan aspek gangguan, harapan hidup bervariasi dengan tingkat keparahan dan perawatan yang memadai. Orang dengan hemofilia berat yang tidak menerima, pengobatan modern yang memadai telah sangat dipersingkat rentang hidup dan sering tidak mencapai kematangan. Sebelum tahun 1960-an ketika pengobatan yang efektif menjadi tersedia, harapan hidup rata-rata hanya 11 tahun. Pada tahun 1980 masa hidup dari hemofilia rata menerima pengobatan yang tepat adalah 50-60 tahun. Hari ini dengan perawatan yang tepat, laki-laki dengan hemofilia biasanya memiliki kualitas yang mendekati normal hidup dengan umur rata-rata sekitar 10 tahun lebih pendek daripada laki-laki tidak terpengaruh.

Sejak 1980-an penyebab utama utama kematian orang dengan hemofilia berat telah bergeser dari perdarahan HIV / AIDS diperoleh melalui pengobatan dengan produk darah yang terkontaminasi. Penyebab utama kedua kematian terkait dengan komplikasi hemofilia parah intrakranial perdarahan yang saat ini menyumbang sepertiga dari semua kematian orang dengan hemofilia. Dua penyebab utama lain dari kematian termasuk infeksi hepatitis menyebabkan sirosis dan obstruksi dari udara atau aliran darah karena perdarahan jaringan lunak.

Epidemiologi
Hemofilia jarang, dengan hanya sekitar 1 contoh di setiap 10.000 kelahiran (atau 1 dari 5.000 kelahiran laki-laki) untuk hemofilia A dan 1 di antara 50.000 kelahiran untuk hemofilia B. Sekitar 18.000 orang di Amerika Serikat memiliki hemofilia. Setiap tahun di AS, sekitar 400 bayi lahir dengan gangguan tersebut. Hemofilia biasanya terjadi pada laki-laki dan kurang sering pada wanita. Diperkirakan sekitar 2500 Kanada memiliki hemofilia A, dan sekitar 500 Kanada memiliki hemofilia B.

TERAPI GEN
Pada mereka dengan hemofilia berat, terapi gen dapat mengurangi gejala kepada mereka bahwa seseorang ringan atau sedang dengan hemofilia mungkin. Hasil terbaik telah ditemukan di hemofilia B. Pada 2016 tahap penelitian awal manusia sedang berlangsung dengan beberapa situs merekrut peserta. Saat ini tidak pengobatan yang diterima untuk hemofilia.


Sumber : Blog Riyawan| Wikipedia | NEJM | Askep Hemofilia