Tampilkan postingan dengan label Farmasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Farmasi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 09 November 2022

Hematologi

Bidang kedokteran sangat beragam, yang dapat dilihat dari banyaknya jumlah wilayah kerja di dalamnya. Ada dokter umum yang menangani sebagian besar masalah, yang paling populer dan sering. Tetapi beberapa masalah memerlukan solusi yang kompleks dan kompleks, yang sangat penting untuk memiliki keterampilan khusus. Salah satu bidang tersebut adalah hematologi. Hari ini kami akan memberi tahu Anda apa itu dan apa yang sebenarnya dilakukan oleh ahli hematologi.

Apa itu hematologi?

Dengan kata sederhana, hematologi mempelajari darah manusia dan sistem peredaran darah. Untuk mempelajari topik ini, Anda perlu mempelajari tentang struktur anatomi seseorang, mekanisme spesifik fungsi darah, berbagai kelenjar dan nuansa lain yang tidak dipikirkan oleh dokter umum.

Tidak mengherankan, untuk mempelajari topik ini, Anda perlu membaca materi tambahan. Mereka berisi sejumlah besar data teoretis, memungkinkan akurasi yang lebih tinggi untuk menentukan penyebab penyakit.

Apa yang dirawat oleh ahli hematologi?

Seorang ahli hematologi berurusan dengan perawatan segala sesuatu yang berhubungan dengan darah, yang logis. Peradangan pada sistem peredaran darah, masalah pada kelenjar getah bening, pembekuan darah dan banyak lagi. Semua ini adalah penyakit umum dan alami yang dihadapi oleh banyak orang di seluruh dunia. Dan yang paling tidak menyenangkan, mekanisme lengkap untuk penampilan dan perawatan mereka belum diidentifikasi. Itulah sebabnya ahli hematologi adalah dokter dari kategori terpisah. Dia perlu melakukan penelitian yang sangat kompleks untuk setiap pasien, memecahkan berbagai masalah yang berkaitan dengan diagnosis dan pengobatan.

Dokter di bidang ini sangat diminati karena sifat pekerjaan mereka yang kompleks. Itulah mengapa sekaranglah saatnya untuk mulai belajar dan menaklukkan profesi yang sulit ini. Benar, untuk mempertahankan kualifikasi tinggi, Anda harus terus-menerus mempelajari studi baru dan data teoretis yang cukup sering diterbitkan.

Selasa, 18 Oktober 2022

Simplisia Yang Mengandung Karbohidrat

Sebagai zat aktif, keberadaan karbohidrat di dalam tanaman sangat luas karena peranannya sebagai penghasil energi. Sebagai senyawa tunggal, karbohidrat terkelompok menjadi berbagai golongan dan masing-masing golongan dibedakan lagi berdasarkan bentuk-bentuk gugus fungsional yang bisa mereduksi atau tidak mereduksi seperti yang sudah dijelaskan dalam bab sebelumnya.

A. SIMPLISIA KARBOHIDRAT

1. Monosakarida

a. Glukosa

Nama lainnya adalah dekstrosa atau alfa –D-(+)-glukopiranosa, atau D-glukosa adalah gula yang biasanya diperoleh dengan hidrolisis dari amilum. Dekstrosa mengandung satu molekul air atau anhidrat dengan rumus umum C6H12O6.H2O. Dekstrosa merupakan nama farmasi yang umum dan biasa digunakan dalam perdagangan dan industri. Namun demikian, nama ilmiah yang lazim digunakan dalam kepustakaan kimia dan biokimia adalah glukosa.

Secara alami glukosa terdapat dalam buah anggur (20-30%), buah juniperi (sampai 4%), ceri, stroberi, bluberri dan buah-buahan lain. Glukosa dapat pula diperoleh dengan cara hidrolisis glukosida alami tertentu. Dalam skala industri, glukosa dibuat dengan hidrolisisi amilum dengan asam encer. Setelah dihidrolisisi, asam dinetralkan dengan natrium karbonat dan warna larutan dihilangkan lalu diuapkan dalam hampa udara sampai menjadi sirup (liquid glucose). Dengan proses hidrolisisi yang terjadi tidak secara sempurna maka di dalam larutan tersebut tidak hanya mengandung glukosa saja, tetapi juga berisi disakarida, trisakarida, dan tetrasakarida.

Glukosa berupa kristal monohidrat. Glukosa larut dalam air dan rasa manisnya lebih rendah 25% dibandingkan dengan gula sukrosa (gula pasir). Glukosa digunakan sebagai sumber energi bagi tubuh, pemasok karbon dalam sintesis protein dalam tubuh, penghambat kristalisasi. Glukosa juga merupakan bahan penting dalam industri fermentasi, industri pasta gigi, industri penyamakan, sepuh cermin perak (silvering mirror), pembuatan kembang gula, es krim, dan lain-lain. Dalam farmasi, glukosa digunakan dalam larutan antikoagulan untuk menyimpan darah, sebagai makanan yang dimasukkan secara oral, enema, injeksi sub-kutan dan intravena. Glukosa juga digunakan sebagai pengganti laktosa. Contoh sediaan farmasi glukosa yang digunakan dalam pengobatan antara lain adalah sebagai injeksi dekstrosa, injeksi dekstrosa dan natrium klorida, karutan antikoagulansia dekstrosa, natrium sitrat dan asam sitrat, sirup hipofosfit, tablet dekstrosa dan natrium klorida, injeksi bismuth.

b. Madu (Mel depuratum)

Madu (honey, clarified honey, strained honey) adalah penggetahan gula sakarida yang dikumpulkan dalam indung madu oleh lebah Apis mellifera Linne (famili Appidae). Madu terbentuk dengan cara inversi sukrosa yang dikumpulkan oleh lebah dari nektar bunga.

Sumber madu adalah Apis, atau dalam bahasa latin yang berarti tawon atau lebah, sedangkan mellifera berasal dari dua suku kata latin yang artinya membawa madu. Lebah hidup secara berkelompok yang terdiri dari 10-50.000 individu. Kelompok ini berkumpul membentuk sarang.

Madu merupakan cairan kental seperti sirup, berwarna cokelat kuning muda sampai cokelat merah. Pada waktu masih segar, warna madu bening, tetapi lama-kelamaan menjadi keruh berbutir-butir karena terjadinya kristal dekstrosa. Madu memiliki bau khas, rasa manis dan sedikit getir. Bau dan rasa madu bermacam-macam, tergantung jenis bunga atau nektar, secara mikroskopi, madu menunjukkan adanya butir-butir serbuk sari yang dapat menjadi petunjuk terhadap bunga-bunga asal atau sumbernya.

Kandungan dari madu adalah campuran dekstrosa dan fruktosa dengan jumlah yang sama dan dikenal sebagai gula invert, 50-90% dari gula yang tidak terinversi dan air. Madu juga mengandung 0,1-10% sukrosa dan sejumlah kecil karbohidrat lain, minyak atsiri, pigmen, mineral serta bagian tanaman, terutama butir serbuk sari.

Madu digunakan sebagai bahan pembantu dalam farmasi karena mempunyai sifat-sifat bahan makanan dan demulsen. Madu juga digunakan sebagai bahan pembawa, sama seperti sirup, meskipun madu mempunyai daya kerja pencahar lebih kuat daripada sirup. Madu biasa dipalsukan dengan gula invert buatan, sukrosa, dan glukosa cair perdagangan. Madu dapat pula dipalsukan dengan cara gula invert buatan, sukrosa, dan glukosa cair perdagangan. Madu dapat pula dipalsukan dengan cara pemberian suatu asupan kepada lebah berupa larutan gula sukrosa yang bukan berasal dari nektar. Pemeriksaan kandungan sakarosa, aktivitas enzim diastase, kadar furfural dan adanya sisa asam. Periksa juga keberadaan dan jenis polen. Syarat madu (diringkas dari S II 0156-88 dan Ekstra Farmakope Indonesia 1974), secara organoleptik merupakan khas madu, kadar air maksimum 25%, gula pereduksi minimum 60%, sukrosa maksimum 10%, aktivitas enzim diastase minimum 3 unit Gothe DN, hidroksi metil furfural maksimum 40 mg/kg, keasaman maksimum 40 ml NaOH 1 N per kh. Kadar padatan maksimum 0,5%, kadar abu maksimum 0,5%, desktrin maksimum 0,5%, asam benzoat negatif. Dalam sediaan farmasi, madu biasa digunakan dalam sediaan cair obat batuk.

c. Sorbitol

D-Sorbitol (sorbit/D-glusitol) merupakan gula alkohol yang terdapat pada buah Sorbus aucuparia (Rosaceae) dan sedikit dalam air kelapa (Cocos nucifera). Digunakan untuk pemanis pada sediaan diet dan pasta gigi. Sorbitol hanya sedikit yang diabsorpsi dan sulit dimetabolisme sehingga nilai kalorinya lebih rendah dari glukosa. Secara industri, sorbitol dibuat dengan mereduksi glukosa. Pemakaian sorbitol lainnya adalah sebagai pelembap pada sediaan kosmetik dan pembentuk gel transparan.

2. Disakarida

a. Sukrosa

Sukrosa adalah gula yang diperoleh dari batang tanaman Saccharum officinarum Linn., famili Graminae atau dari umbi Beta vulgaris Linne, famili Chenopodiaceae atau dari sumbersumber lain dan tidak mengandung bahan tambahan. Sukrosa mempunyai rumus molekul C12H22O11. Berbeda dengan disakarida lain, sukrosa tidak mereduksi. Lagipula (+)-sukrosa tidak membentuk osazon, tidak terdapat dalam bentuk anomer dan dalam larutan tidak menunjukkan mutarotasi. Semua kenyataan ini menunjukkan bahwa sukrosa tidak mengandung gugus aldehida atau gugus keton yang bebas. Bila dihidrolisis dengan asam encer atau karena daya kerja enzim invertase (dari ragi), akan menghasilkan jumlah yang sama D(+)-glukosa dan D(-)-fruktosa. Hidrolisis disertai dengan penggantian tanda rotasi dari positif menjadi negatif. Ini pula sebabnya hidrolisis ini disebut inversi dari (+)-sukrosa, sedangkan campuran (+)-glukosa dan D(-) fruktosa yang memutar bidang polarisasi ke kiri disebut gula invert. Sebagai komponen dari sukrosa, D(+)-glukosa dan D(-)-fruktosa yang rotasinya berlawanan arah ke kanan dan ke kiri biasa disebut dekstrosa dan levulosa. Sukrosa juga disebut saccharum atau gula dan tersebar luas dalam tanaman. Secara komersial gula dibuat dari tebu atau bit, dapat pula diperoleh dari maple (Acer saccharum, famili Aceraceae), dari berbagai palem dan sumber lain. Untuk membuat sukrosa, batang tebu digiling atau diiris-iris, disarikan dengan air, lalu sarinya dimurnikan dengan pemanasan bersama-sama dengan kapur yang akan menetralkan asam (suasana larutan yang asam cenderung menghidrolisis sukrosa) dan membantu mengendapkan protein. Kelebihan kapur dihilangkan dengan karbondioksida. Selanjutnya, cairan tersebut diuapkan di dalam hampa dan gula dibiarkan mengkristal. Cairan induk (mother liquid), molase (tetes), merupakan sumber karbo yang penting dan murah untuk bahan baku industri fermentasi, antara lain sebagai bahan baku vetsin (penyedap masakan). Sukrosa dalam batang tebu atau umbi bit tidak dihidrolisis karena batang dan umbi akar tersebut tidak mempunyai alfa-glukosidase dan beta-fruktosidase. Dari segi kalori, tidak ada tanaman pertanian lain yang menghasilkan jumlah kalori lebih besar daripada tebu dan bit. Tebu dan bit dapat menghasilkan 17 juta kalori per hektar. Sebagai perbandingan, gandum hanya menghasilkan 5 juta kalori per hektar. Sukrosa berupa kristal berbentuk kubus, tidak berwarna, tidak berbau, rasa manis, stabil di udara, bereaksi netral terhadap lakmus, mudah larut dalam air, dan agak sukar larut dalam alkohol. Pada bidang farmasi, sukrosa digunakan untuk menutupi rasa obat (memberi rasa manis). Dalam kadar yang lebih tinggi dari 60%, sukrosa bisa berfungsi sebagai bahan pengawet karena tekanan osmosenya tinggi sementara tekanan uapnya rendah. Itulah sebabnya sirup asli yang terbuat dari bahan gula tidak diperlukan pengawet. Gula sukrosa sering dipakai sebagai bahan pemicu fermentasi etanol, butanol, gliserol, asam sitrat, dan asam levulinat. Sukrosa juga mampu menambah kelarutan beberapa senyawa yang sukar larut dalam air, untuk bahan penyalut tablet, serta bahan pembantu pembuatan granulasi. Sukrosa penting sebagai bahan makanan dan juga sebagai pemanis. Namun, sukrosa tidak boleh dikonsumsi oleh para penderita diabetes. Dalam saluran pencernaan, sukrosa tidak diserap sebelum mengalami hidrolisis oleh enzim invertase menjadi glukosa dan fruktosa. Oleh karena invertase tidak terdapat dalam sel tubuh binatang, maka bila binatang disuntik dengan sukrosa, maka sukrosa yang keluar dari dalam urin masih dalam keadaan tidak diubah. Beberapa contoh sediaan farmasi sukrosa adalah sirup USP, BP, NF dan sirup kompleks.

b. Laktosa

Laktosa atau gula susu adalah gula yang diperoleh dari susu. Gula ini dikristalkan dari air dadih (whey) yang diperoleh dari hasil samping pembuatan keju. Kristal yang tidak murni ini dilarutkan kembali dalam air, dihilangkan warnanya dengan karbo adsorben dan dikristalkan kembali. Laktosa adalah bahan makanan dan bahan farmasi. Laktosa tidak berbau dan rasanya agak manis. Laktosa stabil di udara, tetapi mudah menyerap bau, larut dalam air, sedikir larut dalam etanol dan tidak larut dalam kloroform. Laktosa mempunyai rumus molekul C12H22O11, merupakan gula yang mereduksi, mampu membentuk osazon, terdapat dalam bentuk alfa dan beta serta mengalami mutarotasi. Apabila diberi asam sulfat atau diberi emulsin (hanya memecah hubungan beta saja) maka laktosa akan terurai dan berubah menjadi D(+)-glukosa dan D(+)-galaktosa dalam jumlah yang sama. Jadi, laktosa adalah suatu beta glukosida yang terbentuk karena penggabungan satu molekul D(+)-glukosa dan D(+)-galaktosa. Dari hasil hidrolisis laktosazon dan asam laktobionat dapat disimpulkan bahwa laktosa merupakan galaktosida bukan glukosida. Sementara gugus yang mereduksi adalah gugus glukosa bukan galaktosa. Laktosa dapat dihidrolisis dengan enzim spesifik, yaitu laktase, tetapi tidak dapat dihidrolisis oleh maltase, sukrase atau diastase. Laktosa juga berbeda dengan gula lain karean laktosa sangat mudah mengalami fermentasi membentuk asam laktat dan asam butirat. Oleh karena sifatnya yang inert, maka laktosa sering digunakan sebagai bahan pengencer tablet, pengencer obat keras (opium), dan pengencer obat lainnya. Laktosa kurang manis dibandingkan dengan sukrosa, tetapi lebih mudah dihidrolisis. Laktosa digunakan sebagai bahan makanan untuk bayi dan berguna untuk memelihara mikroflora usus sebab merupakan substrat yang baik bagi laktobasili. Laktosa juga mudah diubah menjadi asam laktat oleh Lactobacillus bulgaricus dan ini pulalah antara lain yang menyebabkan susu bisa berasa asam. Produk yang mengandung laktosa antara lain Saccharated Ferroud Carbonat NF dan Ipecac and Opium Powder NF, BP dan susu lembu juga merupakan sumber laktosa.

3. Polisakarida

a. Amilum

Barangkali tidak ada satu senyawa organik lain yang tersebar begitu luas sebagai kandungan tanaman seperti halnya amilum. Dalam jumlah yang besar, amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi kentang. Amilum berbentuk granul atau butir-butir kecil dengan lapisan-lapisan yang karakteristik. Lapisan-lapisan ini serta ukuran dan bentuk granul seringkali khas bagi beberapa spesies tanaman sehingga dapat digunakan untuk penentu identitas tanaman asalnya.

Tanaman yang mengandung amilum, digunakan dalam farmasi seperti Zea mays (jagung), Oryza sativa (beras), Solanum tuberosum (kentang), Triticum aesticum (gandum), Ipomoea batatas (ketela rambat) dan Manihot utilissima (ketela pohon).

Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yang tidak larut air (amilopektin). Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang diisolasi dari Zea mays (Graminae), Triticum aesticum (Graminae), dan Solanum tuberosum (Solanaceae). Granul amilum jagung berbentuk poligonal, membulat dan sferoidal dan mempunyai garis tengah 35 mm. Amilum gandum dan kentang mempunyai komposisi yang kurang seragam, masing-masing mempunyai dua tipe granul yang berbeda. Pada bidang lain, amilum digunakan sebagai bahan perekat kertas, perekat pakaian, sebagai kanji untuk pakaian dan penggunaan lain. Amilum juga digunakan sebagai bahan pemula dalam pembuatan glukosa cair, dektrosa, dan dekstrin. Amilum adalah pelengkap nutrien, demulsen, absorben, dan protektif. Sediaan amilum yang terdapat dalam pasaran adalah Volex.

b. Gum dan musilago

Gum merupakan hidrokoloid tanaman yang digolongkan menjadi garam-garam dari polisakarida anionik dan nonionik. Senyawa ini berupa massa amorf bening yang seringkali dihasilkan oleh tanaman tinggi sebagai penutup luka setelah pohon dilukai. Hidrokoloid juga terdapat di dalam kecambah biji atau bagian tanaman oleh jasad renik tertentu. Oleh karena sifatnya hidrofilnya, sejumlah turunan selulosa semisintetik yang digunakan dapat dianggap sebagai gum hidrokoloid yang bersifat khusus. Komposisi penyusun gum adalah heterogen dan khas. Pada hidrolisis, biasanya terurai menjadi arabinosa, galaktosa, glukosa, manosa, ksilosa, dan berbagai asam uronat. Asam uronat mungkin membentuk garam dengan kalsium, magnesium, dan kation yang lain. Substituen metil eter dan ester sulfat lebih jauh akan mengubah sifat hidrofilnya. Pada bidang farmasi, gum dipakai untuk berbagai keperluan antara lain sebagai komponen perekat gigi atau perekat lain, pencahar, pengikat tablet, emulgator, bahan penggelatin, bahan pensuspensi, bahan pengental, dan stabilizer. Bila terjadi masalah dalam penggunaan hidrokoloid biasanya disebabkan timbulnya perubahan hidrasi dari polimer, misalnya gum akan mengendap dari larutannya karena penambahan etanol dan atau larutan timbal sub-asetat. Musilago dan gum dibedakan atas dasar bahwa gum mudah larut dalam air, sedangkan musilago tidak larut, tetapi membentuk massa yang berlendir.

c. Gum Arab ( gum akasia)

Gum arab merupakan eksudat dari ranting Acacia senegal (Fabaceae) yang dilukai. Cabang atau ranting dilukai sampai kambium, eksudat yang keluar dibiarkan mengering kemudian dipanen setelah 30 hari. Gum arab diperdagangkan dalam bentuk serpihan atau butiran berwarna putih kekuningan dan tidak berbau.

Gum arab tersusun dari arabin yang merupakan garam kalsium, kalium atau magnesium dari asam arabat. Asam arabat jika dihidrolisis akan menghasilkan L-arabinosa, D-galaktosa, asam D-glukoronat dan L-ramnosa. Selain itu juga mengandung enzim-enzim oksidase, peroksidase dan pektinase yang dapat menimbulkan masalah pada penggunaannya. Berfungsi sebagai stabilisator emulsi, pengenyal lozenges dan permen (juga untuk mencegah pengkristalan gula). Larutan gum arab memiliki viskositas yang rendah dan stabil pada jangkah pH 2-10 serta tidak diendapkan oleh alkohol kurang dari atau sama dengan 60%.

d. Gum Tragakan

Gum tragakan merupakan eksudat yang keluar dari cabang Astragalus spp. (A.gummifer, A.kurdicus, A.brachycalyx, famili dari Fabaceae) yang dilukai. Negara penghasilnya adalah Persia, Siria dan Afganistan. Tragakan diperdagangkan dalam bentuk keping-kepingan semi transparan, berwarna putih sampai putih kekuningan. Tragakan tersusun dari komponen larut air yang disebut tragakantin dan komponen tidak larut air yang disebut basorin. Keduanya merupakan polimer dari asam galakturonat, galaktopiranosa, arabfuranosa dan lain-lain. Tragakantin tidak mengandung gugus metoksi sedangkan basorin mengandung 5-35% gugus metoksil. Tragakan mengembang dalam air, namun hanya sedikit yang larut. Berfungsi sebagai bahan pengemulsi, pengikat tablet dan untuk industri tekstil.

4. Pektin

Pektin diperoleh dari ampas perasan buah apel (mengandung pektin 15-20% berat kering) dan sari kulit buah jeruk (mengandung pektin 20-30% berat kering). Ampas apel dihidrolisis pada suhu 60-90⁰C dengan derajat keasaman tertentu (pH 2,5). Pektin yang dihasilkan dipisahkan dengan sentrifugasi. Pektin alam terdapat dalam bentuk serbuk halus sampai kasar, warna putih kekuningan, hampir tidak berbau dan berlendir. Pektin larut dalam 20 bagian auir, larutannya kental, keruh, koloidal, dan asam (terhadap lakmus). Satu bagian pektin dipanasi dengan 9 bagian air membentuk gel yang liat.

Pektin berasal dari bahasa Yunani yang artinya membeku atau mengental. Senyawa ini ditemui pada dinding sel jaringan seluruh tanaman yang berfungsi sebagai perekat interseluler. Merupakan campuran dari metil ester galakturonat, galaktan dan araban yang diperoleh dari hasil hidrolisis protopektin. Protopektin merupakan komponen lamela tengah dan dinding primer sel tumbuhan. Protopektin ini tidak larut air, tetapi akan diubah dan larut bila dibiarkan dalam air mendidih di bawah tekanan.

Kegunaannya terutama untuk industri makanan (es krim, selai dan sirup) serta untuk suplemen fiber dan obat diare.


B. HASIL PENYARIAN RUMPUT LAUT

1. Agar

Penghasilnya adalah ganggang merah (Rhodophyceae) antara lain: Gelidium amansii, Gelidium cartilagenum (Geladiaceae), Pterocladi sp (Gelidiaceae), Gracilaria confervoides (Gracilariaceae). Ganggang dipanen dari ganggang liar atau dari hasil budidaya. Negara penghasil utama adalah Jepang dan Amerika.

Agar terdiri dari campuran agarosa dan agaropektin. Agarosa merupakan polimer galaktosa yang netral sedangkan agaropektin merupakan polisakarida tersulfonasi (polimer dari galaktosa dan galakturonat yang teresterisasi sulfat)

Bersifat tidak larut dalam air dingin tapi larut dalam air panas. Pemanasan 0,5-1% agar akan menghasilkan gel pada pendinginan dan pH larutan 1% adalah 2.

Berfungsi untuk mengatasi konstipasi kronik dan sebagai media kultur. Agarosa digunakan untuk elektroforesa dan kromatografi. Pemakaian lainnya adalah untuk makanan.

2. Karagen

Nama lainnya adalah chondrus, irish moss. Karagen atau karaginan adalah istilah yang diberikan untuk hidrokoloid yang sekerabat dekat dengan yang diperoleh dari bermacammacam ganggang merah atau gulma laut. Sumber utama untuk karaginan adalah Chondrus crispus Linne dan Gigartina mamillosa (Gigartinaceae). Secara fisik, karaginan dan agar hampir sama. Adapun perbedaan sifat kimianya adalah karaginan mengandung ester sulfat yang tinggi. Karaginan dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen yang meliputi kkaraginan, i-karaginan, dan l-karaginan. K-karaginan dan i- karaginan cenderung berorientasi terpilin yang stabil bila dalam larutan, tetapi l-karaginan tidak. Jadi k-dan i-karaginan merupakan pembentuk gel yang baik dan l-karaginan lebih berfungsi sebagai pengental.

Karaginan banyak digunakan untuk pembentuk gel dan memberikan stabilitas kepada emulsi dan suspensi. Ini dikarenakan adanya susuanan yang teguh dan kemampuan pembersih yang baik dari hidrokoloid, terutama untuk formulasi pasta gigi. Karaginan juga cocok untuk demulsen, pencahar dan komponen pembantu dalam sediaan makanan.

3. Algin (natrium Alginat)

Merupakan polimer dari asam D-manuronat dan asam L-glukuronat. Penghasilnya adalah ganggang coklat (Laminaria digitata dan Macrocystis pyrifera dari famili Lessoniaceae). Algin tidak berasa dan tidak berbau. Larut mudah dalam air membentuk koloid yang kental. Biasanya digunakan untuk pengemulsi dalam industri es krim, permen coklat dan lain-lain

a. Plantaginis semen (Psillium seed)

Merupakan biji dari Plantago psillium, Plantago ovata dan Plantago indica (Plantaginaceae). Bentuk yang paling banyak diperdagangkan adalah husk (sekam) dari biji Plantago. Biji Plantago mengandung 10-30% hidrokoloid yang terletak pada bagian luar kulit biji. Hidrokoloid tersebut dapat dipisahkan menjadi fraksi polisakarida netral dan polisakarida asam. Biasanya digunakan untuk suplemen dietary fiber dan bulk laksative dan harus disertai dengan banyak minum air.

b. Suplemen fiber

Fiber adalah komponen dinding sel tumbuhan yang tidak tercerna. Fiber tersusun dari berbagai jenis karbohidrat dan lignin. Fiber dapat dikelompokkan menjadi yang larut air, yang terdiri dari pektin, gom. Yang tidak larut air yang tersusun dari selulosa dan hemiselulosa. Sumber terbaik untuk fiber larut air untuk tujuan non laksan adalah psilium, gum guar, glucommanan, gum karaya dan pektin. Fiber dapat mengikat asam empedu sehingga menurunkan kadar kolesterol dan LDL (low density lipoprotein). Sedangkan HDL (high density lipoprotein) tetap tidak berubah. Fiber juga memperlambat pengosongan lambung sehingga mengurangi laju peningkatan kadar gula darah, memperlama rasa kenyang serta menyempurnakan pencernaan. Selain itu, fiber juga mempercepat laju pengosongan usus besar sehingga mengurangi resiko kanker kolon. Fiber dapat menyebabkan konstipasi jika tidak disertai minum air yang banyak. Sumber fiber banyak terdapat pada bahan makanan nabati seperti sayur-mayur, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

RINGKASAN

Contoh karbohidrat jenis monosakarida adalah glukosa, madu, sorbitol, manitol, xylitol. Untuk jenis disakarida contohnya adalah sukrosa, laktosa. Untuk contoh polisakarida ada amilum, gum dan musilago, pektin. Selain itu hasil penyarian laut yang meliputi agar, karagen dan algin. Contoh lainnya adalah Plantaginis semen dan suplemen fiber. Semuanya mempunyai manfaat yang penting dalam bidang kefarmasian. Seperti halnya amilum, yang digunakan sebagai bahan pengisi tablet, bahan pengikat dan bahan penghancur.

 

LATIHAN SOAL

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi pembelajaran di atas, kerjakanlah latihan berikut!

1) Jelaskan bagaimana cara membedakan gula asli dengan gula palsu!

2) Apa saja kandungan dari madu?

3) Mengapa pektin disebut sebagai bahan hidrokoloid?

4) Apa tanaman penghasil mannitol?

5) Apakah fiber itu?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Syarat madu asli (diringkas dari S II 0156-88 dan Ekstra Farmakope Indonesia 1974), secara organoleptik merupakan khas madu, kadar air maksimum 25%, gula pereduksi minimum 60%, sukrosa maksimum 10%, aktivitas enzim diastase minimum 3 unit Gothe DN, hidroksi metil furfural maksimum 40 mg/kg, keasaman maksimum 40 ml NaOH 1 N per kh. Kadar padatan maksimum 0,5%, kadar abu maksimum 0,5%, desktrin maksimum 0,5%, asam benzoat negatif.

2) Kandungan dari madu adalah campuran dekstrosa dan fruktosa dengan jumlah yang sama, air. Madu juga mengandung 0,1-10% sukrosa dan sejumlah kecil karbohidrat lain, minyak atsiri, pigmen, mineral serta bagian tanaman, terutama butir serbuk sari.

3) Pektin merupakan campuran dari metil ester galakturonat, galaktan dan araban yang diperoleh dari hasil hidrolisis protopektin. Sementara itu, protopektin ini bersifat tidak larut air, tetapi akan diubah dan larut bila dibiarkan dalam air mendidih di bawah tekanan yang menjadikan pektin bersifat hidrokoloid.

4) Manitol terdapat dalam ‘manna yang merupakan getah/eksudat dari Fraxinus ornus, familia Oleaceae.

5) Fiber adalah komponen dinding sel tumbuhan yang tidak tercerna

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Selulosa diperoleh dari….

A. Ekstraksi daun

B. Ekstraksi biji

C. Bantuan larutan perak

D. Bantuan larutan tembaga

E. Bantuan larutan kloroform

2) Sifat selulosa adalah sebagai berikut, kecuali….

A. Selulosa mudah dihidrolisis

B. Hidrolisis akan terjadi pada suhu tinggi, tekanan tinggi dan kadar asam rendah

C. Hidrolisis akan terjadi pada suhu tinggi, tekanan tinggi dan kadar asam tinggi

D. Hidrolisis akan terjadi pada suhu rendah, tekanan tinggi dan kadar asam tinggi

E. Hidrolisis akan terjadi pada suhu rendah, tekanan rendah dan kadar asam rendah

3) Berikut merupakan perbedaan musilago dan gum, kecuali….

A. Musilago mudah larut dalam air

B. Gum sukar larut dalam air

C. Musilago membentuk lendir

D. Gum membentuk lendir

E. Gum berbentuk larutan yang jernih

4) Berikut merupakan tanaman penghasil amilum yang banyak digunakan dalam bidang kefarmasian, kecuali….

A. Zea mays

B. Solanum tuberosum

C. Ipomoea batatas

D. Manihot utilissima

E. Andrographis paniculata

5) Apabila amilum bereaksi dengan iodium menghasilkan hasil yang positif akan memberikan perubahan warna….

A. Hijau

B. Ungu

C. Merah muda

D. Kuning

E. Jingga

 

 

Senin, 17 Oktober 2022

KARBOHIDRAT

 

PENGERTIAN KARBOHIDRAT

Karbohidrat merupakan produk pertama yang terbentuk dalam fotosintesis tumbuhan. Dari karbohidrat ini dengan berbagai reaksi organik dapat disintesis sejumlah besar konstituen lain.

Senyawa karbohidrat merupakan golongan senyawa karbon yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen dengan rumus umum Cn (H2O)n dengan gugus fungsi polihidroksi dan gugus aldehid atau keton. Dimana perbandingan antara atom H dan O pada umumnya sama dengan air (H2), yaitu dua berbanding satu.

Dalam proses fotosintesis, karbohidrat merupakan produk metabolit primer pertama yang terbentuk sehingga sangat cocok dijadikan titik tolak dalam setiap pembicaraan mengenai konstituen dari obat nabati. Lagipula, dengan reaksi-reaksi organik, karbohidrat dapat disintesis oleh tanaman menjadi bermacam-macam konstituen yang lain.

Pada tanaman, karbohidrat termasuk metabolit primer karena terlibat dalam metabolisme tanaman menjadi senyawa lain untuk mendapatkan energi yang diperlukan tanaman. Karbohidrat dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu gula dan polisakarida. Gula dapat dibagi lagi menjadi:

1. Monosakarida : karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi gula lebih sederhana

2. Disakarida : karbohidrat yang apabila dihidrolisis memberikan 2 monosakarida

3. Trisakarida : karbohidrat yang apabila dihidrolisis memberikan 3 monosakarida

4. Tetrasakarida : karbohidrat yang apabila dihidrolisis memberikan 4 monosakarida, dan seterusnya

Beberapa pustaka menyebutkan, bahwa gula dengan lebih dari satu, satuan monosakarida adalah oligosakarida. Batas anatara oligosakarida dan polisakarida berbagai pustaka, ada yang berlainan. Ada yang menyebutkan bahwa oligosakarida mengandung satuan gula monosakarida sampai 7, ada juga yang menyebutkan sampai 10.

Monosakarida sendiri dapat digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon dalam molekulnya. Jumlah atom C dalam monosakarida adalah 3 sampai 9 buah, namun yang umum di dalam tumbuhan adalah 5-7 buah. Monosakarida dengan 3 atom C disebut triosa, dengan 4 atom C disebut tetrosa. Jika jumlah atom C adalah 5 diberi nama penotsa dengan rumus umumnya menjadi C5H10O5. Pentosa terdiri dari beberapa isomer antara lain ribosa, arabinosa dan silosa. Sedangkan monosakarida dengan jumlah atom C sebanyak 6 disebut heksosa dengan rumus umumnya C6H12O6, terdiri dari beberapa isomer antara lain glukosa, fruktosa, galaktosa, ramnosa, manosa, dan lain-lain. Contoh monosakarida dengan 7 atom C yaitu heptosa adalah sedoheptulosa.

Monosakarida utama dalam tumbuhan adalah glukosa dan fruktosa. Selain itu, terdapat juga galaktosa, xylosa dan rhamnosa dalam jumlah yang lebih kecil. Di dalam tumbuhan glukosa, terdapat sebagai β-D-isomernya.

Contoh disakarida ialah sakarosa yang tersusun atas glukosa-fruktosa, laktosa (glukosagalaktosa) dan maltosa (glukosa-glukosa). Oligosakarida yang terdiri dari 3 unit monosakarida antara lain gentianosa (glukosa-glukosa-fruktosa) terdapat pada Gentiana sp., ramniosa (ramnosa-ramnosa-galaktosa) yang terdapat pada Rhamnus sp.

Polisakarida merupakan molekul yang kompleks, berbobot molekul tinggi. Ke dalam golongan polisakarida ini termasuk pati, inulin dan selulosa. Polisakarida dapat dihidrolisis bila menghasilkan komponen heksosa, maka disebut heksosan, misalnya pati dihidrolisis menghasilkan glukosa, disebut glukosan, inulin dihidrolisis menghasilkan fruktosa, disebut fruktosan. Polisakarida terdiri dari ratusan sampai ribuan unit monosakarida. Contohnya, amilosa (polimer glukosa melalui ikatan α-1,4), selulosa (polimer glukosa melalui ikatan β1,4), amilopektin (polimer glukosa melalui ikatan α-1,4) yang diselingi percabangan melalui ikatan α-1,6) dan lain-lain.

Gula dan pati sangat penting dalam ekonomi dan kehidupan manusia, karena digunakan sangat luas dalam makanan dan dalam farmasi.

Sifat umum gula adalah larut dalam air, berbentuk kristal, dan terasa manis. Selulosa adalah polisakarida lain yang membentuk dinding sel primer dari tumbuhan. Rangka selulosa terbentuk dari glukosa dengan ikatan satu sama lainnya β-1,4 (pati α-1,4 dan α-1,6). Bersama-sama selulosa terdapat juga hemiselulosa, yang juga polisakarida berbobot molekul tinggi, tetapi jauh lebih mudah larut dan lebih mudah dihidrolisis dari pada selulosa. Selulosa dapat digunakan sebagai bahan emulgator, seperti karboksimetilselulosa (CMC), tilosa, etilselulosa dan lain-lain. Gom dan musilago (lendir) sejenis dengan hemiselulosa, penting dalam farmasi. Dari gom dan musilago setelah dihidrolisis dapat dihasilkan pentosa misalnya arabinosa, maka gom dan musilago dapat digolongkan ke dalam pentosan. Pentosa lain adalah xilan, yang terdapat dalam bagian kayu pohon tertentu. Contoh pentosa (monosakarida) adalah arabinosa, xilosa, ribosa.

1. Biosintesis Karbohidrat

Karbohidrat merupakan produk fotosintesis, yaitu proses biologi yang mengubah energi elektromagnetik menjadi energi kimia dalam tumbuhan hijau fotosintesis terdiri dari dua golongan reaksi:

a. Reaksi cahaya, yang mengubah energi elektromagnetik menjadi potensial kimia

b. Reaksi enzimatik, yang menggunakan energi dari reaksi cahaya untuk mereaksikan karbondioksida menjadi gula.

2. Kegunaan Umum Karbohidrat

Dalam bidang kefarmasian, karbohidrat memiliki berbagai fungsi antara lain sebagai zat pembantu: pemberi bentuk pengisi pada sediaan kapsul dan tablet, bahan pemanis, pensuspensi dan lain-lain.

Dalam kehidupan manusia, karbohidrat sangat dibutuhkan karena bisa berperan sebagai makanan (amilum), pakaian (selulosa), pemukiman (kayu, selulosa), kertas (selulosa) dan lain-lain. Sementara di bidang farmasi, karbohidrat banyak digunakan antara lain sebagai sirup, bahan pensuspensi, kultur media bakteri, dan bahan penolong pembuatan tablet.

Beberapa karbohidrat dan turunannya dapat berperan sebagai bahan obat, contohnya pektin yang digunakan untuk pengobatan diare. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa beberapa jenis karbohidrat memiliki efek farmakologis sebagai imunostimulan dan pencegah kanker.

Fiber merupakan simplisia karbohidrat (kecuali sebagian kecil yang merupakan turunan lignin) yang kembali populer dan terbukti memiliki berbagai khasiat. Karena manfaatnya yang begitu banyak, maka karbohidrat penting dibicarakan dalam farmakognosi.

LATIHAN SOAL

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi pembelajaran di atas, kerjakanlah latihan berikut!

1) Jelaskan apa yang disebut dengan karbohidrat?

Jawaban : Karbohidrat merupakan produk pertama yang terbentuk dalam fotosintesis tumbuhan. Dimana, golongan senyawa ini tersusun dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen dengan rumus umum Cn (H2O)n dengan gugus fungsi polihidroksi dan gugus aldehid atau keton. Perbandingan antara atom H dan O pada umumnya sama dengan air (H2), yaitu dua berbanding satu.

2) Sebutkan fungsi karbohidrat dalam bidang kefarmasian?

Jwb: Dalam bidang kefarmasian, karbohidrat memiliki berbagai fungsi antara lain sebagai zat pembantu: pemberi bentuk pengisi pada sediaan kapsul dan tablet, bahan pemanis, pensuspensi dan lain-lain

3) Apa fungsi karbohidrat dalam proses fotosintesis?

Jwb : Pada tanaman, karbohidrat termasuk metabolit primer karena terlibat dalam metabolisme tanaman menjadi senyawa lain untuk mendapatkan energi yang diperlukan tanaman

4) Sebutkan biosintesis karbohidrat!

Jwb : Biosintesis karbohidrat terdiri dari dua macam proses yaitu: a) Reaksi cahaya, yang mengubah energi elektromagnetik menjadi potensial kimia b) Reaksi enzimatik, yang menggunakan energi dari reaksi cahaya untuk mereaksikan karbondioksida menjadi gula

5) Sebutkan penggolongan gula!

Jwb: Gula dapat dibagi menjadi:

a) Monosakarida : karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi gula lebih sederhana

b) Disakarida : karbohidrat yang apabila dihidrolisis memberikan 2 monosakarida

c) Trisakarida : karbohidrat yang apabila dihidrolisis memberikan 3 monosakarida

d) Tetrasakarida : karbohidrat yang apabila dihidrolisis memberikan 4 monosakarida, dst

RINGKASAN

Karbohidrat merupakan produk pertama yang terbentuk dalam fotosintesis tumbuhan. Dari karbohidrat ini dengan berbagai reaksi organik dapat disintesis sejumlah besar konstituen lain. Pada tanaman, karbohidrat termasuk metabolit primer karena terlibat dalam metabolisme tanaman menjadi senyawa lain untuk mendapatkan energi yang diperlukan tanaman.

Sabtu, 15 Oktober 2022

SIMPLISIA

 

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan (mineral). Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhsn atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia murni (Depkes RI, 2000). Simplisia nabati sering berasal dan berupa seluruh bagian tumbuhan, tetapi sering berupa bagian atau organ tumbuhan seperti akar, kulit akar, batang, kulit batang, kayu, bagian bunga dan sebagainya. Di samping itu, terdapat eksudat seperti gom, lateks, tragakanta, oleoresin, dan sebagainya.

Simplisia pada umumnya dipergunakan untuk keperluan pengobatan, tetapi tidak berlaku bagi bahan yang dipergunakan untuk keperluan lain yang dijual dengan nama yang sama. Namun, simplisia yang dijelaskan disini adalah simplisia nabati yang secara umum merupakan produk hasil pertanian tumbuhan obat setelah melalui proses pasca panen dan proses preparasi secara sederhana menjadi bentuk produk kefarmasian yang siap dipakai atau siap diproses selanjutnya, yaitu:

1. Siap dipakai dalam bentuk serbuk halus untuk diseduh sebelum diminum (jamu)

2. Siap dipakai untuk dicacah dan digodok sebagai jamu godokan (infus)

3. Diproses selanjutnya untuk dijadikan produk sediaan farmasi lain yang umumnya melalui proses ekstraksi, separasi dan pemurnian.

Simplisia sebagai produk hasil pertanian atau pengumpulan tumbuhan liar (wild crop) tentu saja kandungan kimianya tidak dapat dijamin selalu ajeg (konstan) karena disadari adanya variabel bibit, tempat tumbuh, iklim, kondisi (umur dan cara) panen, serta proses pasca panen dan preparasi akhir. Walaupun ada juga pendapat bahwa variabel tersebut tidak besar akibatnya pada mutu ekstrak nantinya dan dapat dikompensasi dengan penambahan/pengurangan bahan setelah sedikit prosedur analisis kimia dan sentuhan inovasi teknologi farmasi lanjutan sehingga tidak berdampak banyak pada khasiat produknya. Usaha untuk mengajegkan variabel tersebut dapat dianggap sebagai usaha untuk menjaga keajegan mutu simplisia. Dalam perkembangan selanjutnya, tahapan usaha menjamin keajegan kandungan kimia diserahkan pada tahapan teknologi fitofarmasi. Produk tumbuhan obat dari tahap pertanian, yaitu simplisia berubah posisi menjadi bahan dasar awal serta ekstrak sebagai bahan baku obat dan produk sediaan.

Variasi senyawa kandungan dalam produk hasil panen tumbuhan obat (in vivo) disebabkan oleh aspek sebagai berikut:

1. Genetik (bibit)

2. Lingkungan (tempat tumbuh, iklim)

3. Rekayasa agronomi (fertilizer, perlakuan selama masa tumbuh)

4. Panen (waktu dan pasca panen)

Besarnya variasi senyawa kandungan meliputi baik jenis ataupun kadarnya sehingga timbul jenis (spesies) lain yang disebut kultivar. Namun sebaliknya bahwa kondisi dimana variabel tersebut menghasilkan produk yang optimal atau bahkan unggulan secara kimia, maka dikenal obsesi adanya bibit unggul dan produk unggulan serta daerah sentra agrobisnis, dimana tumbuhan obat unggulan tersebut ditanam.

Proses pemanenan dan preparasi simplisia merupakan proses yang dapat menentukan mutu simplisia dalam berbagai artian, yaitu komposisi senyawa kandungan, kontaminasi, dan stabilitas bahan. Namun demikian, simplisia sebagai produk olahan, variasi senyawa kandungan dapat diperkecil, diatur dan diajegkan. Hal ini karena penerapan iptek pertanian pasca panen yang terstandar.

Dalam hal simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap dikonsumsi langsung, dapat dipertimbangkan 3 konsep untuk menyusun parameter standar umum:

1. Simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya memenuhi 3 parameter mutu umum suatu bahan (material), yaitu kebenaran jenis (identifikasi), kemurnian (bebas dari kontaminasi kimia dan biologis) serta aturan penstabilan (wadah, penyimpanan dan transportasi)

2. Simplisia sebagai bahan dan produk konsumsi manusia sebagai obat tetap diupayakan memenuhi 3 paradigma seperti produk kefarmasian lainnya, yaitu quality-safetyefficacy (mutu-aman-manfaat)

3. Simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang bertanggung jawab terhadap respon biologis harus mempunyai spesifikasi kimia, yaitu informasi komposisi (jenis dan kadar) senyawa kandungan.

Standarisasi simplisia mempunyai pengertian bahwa simplisia yang akan digunakan untuk obat sebagai bahan baku harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam monografi terbitan resmi Departemen Kesehatan (Materia Medika Indonesia). Sedangkan sebagai produk yang langsung dikonsumsi (serbuk jamu dsb) masih harus memenuhi persyaratan produk kefarmasian sesuai dengan peraturan yang berlaku. Standarisasi suatu simplisia tidak lain merupakan pemenuhan terhadap persyaratan sebagai bahan dan penetapan nilai berbagai parameter dari produk seperti yang ditetapkan sebelumnya. Dalam bentuk bahan dan produk kefarmasian baru, yaitu ekstrak, maka selain persyaratan monografi bahan baku (simplisia), juga diperlukan persyaratan parameter standar umum dan spesifik.

Parameter spesifik ekstrak yang sebagian besar berupa analisis kimia yang memberikan informasi komposisi senyawa kandungan (jenis dan kadar) nantinya lebih banyak tercantum di buku khusus monografi ekstrak tumbuhan obat.

Demikian juga dari data analisis kimia ini, dapat menentukan aspek bisnis sebagai komoditi produk galenik dan proses teknologi fitofarmasi dalam rangkaian produksi produk jadi mengandung ekstrak.

Berdasarkan trilogi mutu-aman-manfaat, maka simplisia sebagai bahan baku ekstrak tetap harus lebih dahulu memenuhi persyaratan monografinya.

Dan kemudian dalam proses seterusnya, produk ekstrak juga harus memenuhi persyaratannya, yaitu parameter standar umum dan spesifiknya dalam buku monografi. Dalam farmakognosi, selain tumbuhan yang benar-benar digambarkan sebagai sumber simplisia untuk obat, juga dipelajari sumber simplisia untuk pangan dan tumbuhan beracun, karena sering sulit memberi batasan jelas antara tanaman pangan, tanaman obat dan tanaman beracun. Sebagai contoh, tumbuhan sumber kafein, dan rempah-rempah, lebih digolongkan kepada tumbuhan pangan daripada tumbuhan obat, meskipun diketahui keduanya bahwa beberapa senyawa metabolit sekunder yang dikandungnya mempunyai aktivitas biologi dan dapat bersifat toksik pada pemberian dengan dosis kuat pada manusia.

Demikian pula, beberapa jenis tanaman pangan yang telah jelas masuk dalam golongan tanaman pangan ditelaah dalam farmakognosi, karena nilai nutrisinya. Selain itu, beberapa tanaman yang digolongkan dalam tumbuhan beracun pada penggunaan dosis rendah dapat digunakan sebagai obat, misalnya kurare, digitalis, tanaman sumber racun anak panah Strychnos nuxvomica, dan lain-lain. Jenis tanaman lain adalah golongan tanaman industri, seperti tanaman sumber minyak, lemak, minyak atsiri, serat, karet dan lain-lain juga digunakan dalam farmasi meskipun lebih banyak sebagai bahan baku bagi industri sabun, parfum, tekstil dan lain-lain. Bidang fitokimia telah berkembang dengan pesat.

Meskipun demikian, masih banyak tumbuhan yang perlu diteliti. Pada penelitian bahan alam, untuk menjadi suatu obat diperlukan berbagai bidang seperti botani, fitokimia, farmakologi, kimia medisinal, klinik dan farmasetika (untuk dijadikan bentuk modern). Simplisia hewan, seperti halnya dengan simplisia dari tumbuhan diperoleh dari hewan piaraan atau hewan liar.

Hewan liar harus diburu, misalnya ikan paus, menjangan dan lain-lain. Untuk mendapatkan simplisia dengan kondisi optimum maka diusahakan sejauh mungkin hewan untuk simplisia berasal dari hewan piaraan seperti pada tumbuhan dibudidaya, misal tawon untuk menghasilkan madu yang baik.

Bahan obat seperti lanolin, produk susu, hormon, produk endokrin dan beberapa enzim diperoleh dari hewan piaraan seperti domba, sapi, babi dan sebagainya. Sebagai sumber produk kelenjar hewan dan enzim biasanya rumah penjagalan, dan dalam jumlah besar dapat dijadikan bahan obat dalam farmasi. Mengenai proses dan pemurnian bahan dari hewan tergantung dari simplisia masing-masing.


Latihan Soal dan Jawabanya

1) Proses pemanenan dan preparasi simplisia merupakan proses yang dapat menentukan mutu simplisia dalam berbagai artian, yaitu…

A. stabilitas

B. suhu

C. lingkungan

D. panen

E. lingkungan

2) Simplisia dengan kondisi optimum adalah...

A. Mawar hutan

B. Lebah madu

C. Gading gajah

D. Kelembak

E. Koka

3) Tanaman yang digolongkan dalam tumbuhan beracun pada penggunaan dosis rendah dapat digunakan sebagai obat adalah…

A. Strychnos nuxvomica

B. Andrographis paniculata

C. Orthosiphon stamineus

D. Myristica fragrans

E. Alpinia galangal

4) Aspek safety pada pemenuhan kebutuhan konsumsi suatu sediaan jamu pada manusia ditunjukkan oleh… 

A. Tidak terjadi kematian setelah meminum produk tersebut

B. Ada efek yang diinginkan

C. Simplisia yang dihasilkan jamu tersebut adalah produk yang berkualitas

D. Benar jenisnya

E. Bebas dari kontaminasi

5) Aspek efficacy pada pemenuhan kebutuhan konsumsi suatu sediaan jamu pada manusia ditunjukkan oleh….

A. Tidak terjadi kematian setelah meminum produk tersebut

B. Ada efek yang diinginkan

C. Simplisia yang dihasilkan jamu tersebut adalah produk yang berkualitas

D. Benar jenisnya

E. Bebas dari kontaminasi

Soal Uraian

1) Uraikan apa yang dimaksud dengan simplisia?

2) Apa kaitan Materia Medika Indonesia dalam pembuatan simplisia?

3) Apa saja yang mempengaruhi variasi senyawa kandungan dalam produk hasil panen tumbuhan obat?

4) Apa yang dimaksud dengan standarisasi simplisa?

5) Mengapa simplisia sebagai bahan baku ekstrak harus tetap lebih dahulu memenuhi persyaratan monografinya?

Jawaban Latihan Soal Uraian

1) Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan

2) Materia Medika Indonesia merupakan pedoman bagi simplisia yang akan dipergunakan untuk keperluan pengobatan, tetapi tidak berlaku bagi bahan yang dipergunakan untuk keperluan lain yang dijual dengan nama yang sama

3) Genetik (bibit),Lingkungan (tempat tumbuh, iklim), Rekayasa agronomi (fertilizer, perlakuan selama masa tumbuh), Panen (waktu dan pasca panen)

4) Standarisasi simplisia merupakan pemenuhan penetapan persyaratan sebagai bahan baku (awal) dan penetapan nilai berbagai parameter dari produk yang akan dijadikan suatu sediaan obat. Dimana persyaratan tersebut harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam monografi terbitan resmi Departemen Kesehatan (Materia Medika Indonesia). Sedangkan sebagai produk yang langsung dikonsumsi (serbuk jamu dsb) masih harus memenuhi persyaratan produk kefarmasian sesuai dengan peraturan yang berlaku.

5) Untuk memenuhi aspek safety, quality dan efficacy untuk dikonsumsi manusia. RINGKASAN Dalam buku Materia Medika Indonesia, ditetapkan definisi bahwa simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan (mineral). Simplisia sebagai produk hasil pertanian atau pengumpulan tumbuhan liar (wild crop) tentu saja kandungan kimianya tidak dapat dijamin selalu ajeg. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses standarisasi yang tidak lain merupakan pemenuhan terhadap persyaratan sebagai bahan dan penetapan nilai berbagai parameter dari produk seperti yang ditetapkan di monografi Materia Medika Indonesia.

Kamis, 05 Mei 2022

Soal Farmakognosi (XII FKK)

 

  1. Tahapan pembuatan simplisia yang benar adalah...

  1. Pencucian – sortir basah – pengeringan – perajangan – penyimpanan

  2. Sortir basah – pengeringan – pencucian – perjangan – penyimpanan

  3. Pengumpulan bahan baku – pencucian – sortir basah – perajangan – pengeringan

  4. Pengumpulan bahan baku – sortir basah – pencucian – perajangan – pengeringan

  5. Perajangan – pengeringan – sortir basah – pengemasan – penyimpanan 

  1. Proses pengeringan simplisia yang mengandung alkaloida umumnya dikeringkan pada suhu...

  1. Suhu kurang dari 700 C

  2. Suhu lebih dari 750 C

  3. Suhu antara 450 dan 600 C

  4. Suhu sedang

  5. Suhu panas

  1. Obat bahan alam yang telah terbukti aman dan khasiat secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, serta bahan baku dan produk jadi sudah di standarisasi adalah...

  1. Jamu

  2. Jamu saintifik

  3. OHT

  4. Herbal

  5. Fitofarmaka 

  1. Syarat kadar air yang terkandung dalam simplisia adalah...

  1. Tidak lebih dari 5 %

  2. Tidak lebih dari 10 %

  3. Tidak lebih dari 15 %

  4. Tidak lebih dari 20 %

  5. Kurang dari 25 %

  1. Berikut yang termasuk ekstraksi cara dingin adalah...

  1. Infundasi

  2. Sokletasi

  3. Maserasi

  4. Refluk

  5. Digesti

  1. Sediaan cair yang dibuat melalui penyarian dengan menggunakan air sebagai pelarutnya dan dilakukan dengan pemanasan pada suhu 900 C selama 15 menit adalah…

  1. Maserasi

  2. Dekokta

  3. Digestive

  4. Perkolasi

  5. Infusa 

  1. Fungsi air ekstra dalam pembuatan sediaan infusa adalah…

  1. Menambah berat infusa

  2. Menambah volume infusa

  3. Mengurangi zat berkhasiat

  4. Melembapkan simplisia

  5. Sebagai stabilisator 

  1. Ilmu yang mempelajari cara pembuatan sediaan obat bahan alam secara sederhana adalah…

  1. Ilmu resep

  2. Farmasetika

  3. Farmakologi

  4. Ilmu galenika

  5. Maserasi 

  1. Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia disebut…

  1. Ekstrak

  2. Perkolasi

  3. Tingtur

  4. Aqua aromatic

  5. Olea pinguia 

  1. Metode infundasi dilakukan pada suhu…

  1. 600 C

  2. 700 C

  3. 800 C

  4. 900 C

  5. 1000 C


  1. Sediaan infuse simplisia tidak boleh di simpan lebih dari 24 jam karena…

  1. Kadar minyak atsiri sudah berkurang

  2. Menimbulkan bau tidak sedap

  3. Mudah tercemar oleh kuman dan kapang

  4. Terjadi endapan

  5. Berubah warna 

  1. Kecuali dinyatakan lain, infuse yang tidak mengandung bahan berkhasiat keras dibuat dengan menggunakan … % simplisia.

  1. 9

  2. 10

  3. 11

  4. 12

  5. 13 

  1. Infuse simplisia yang mengandung minyak atsiri disaring…

  1. Setelah dingin

  2. Sebelum dingin

  3. Ketika masih panas

  4. Dalam keadaan panas

  5. Langsung setelah dibuat 

  1. Infuse simplisia yang mengandung glikosida antrakinon ditambahkan larutan…

  1. Natrium bikarbonat P 10%

  2. Natrium karbonat P 10%

  3. Asam sitrat P 10%

  4. Etanol 90%

  5. Etanol 96% 

  1. Air aromatik merupakan larutan jenuh minyak atsiri dalam…

  1. Air

  2. Etanol

  3. Gliserol

  4. Air-etanol

  5. Aqua gliserinata 




  1. Gambar di bawah ini logo obat tradisional kategori…



  1. Jamu

  2. OHT

  3. Fitofarmaka

  4. Simplisia

  5. Obat herbal 

  1. Bentuk obat tradisional generasi pertama, kecuali…

  1. Tanaman segar

  2. Rajangan

  3. Param

  4. Pilis

  5. Kapsul OT

  1. Yang termasuk obat tradisional generasi ketiga adalah…

  1. Tablet OT

  2. Krim OT

  3. Kapsul OT

  4. Sari jamu

  5. Effervescent 

  1. Kepanjangan 4T dalam penggunaan yang aman obat tradisional adalah…

  1. Tepat bahan, tepat dosis, tepat waktu penggunaan, tepat cara penggunaan

  2. Tepat obat, tepat penyarian, tepat waktu, tepat minum 

  3. Tepat pembuatan, tepat bahan, tepat cara meracik, tepat cara minum 

  4. Tepat penyimpanan, tepat obat, tepat dosis, tepat bahan 

  5. Tepat minum, tepat dosis, tepat minum, tepat meracik

  1. Koyo adalah sediaan obat tradisional berupa plester yang dilapisi serbuk simplisia atau sediaan galenika sebagai obat luar pada kulit. Merupakan obat tradisional generasi ke…

  1. 1

  2. 2

  3. 3

  4. 4

  5. 5