Senin, 23 Juni 2014

CAMPAK


ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KASUS CAMPAK

              I.          KONSEP TEORI
1.1. PENGERTIAN
Morbili/Campak Merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus yang dapat menyerang pada anak.  Terjadinya penyakit ini melalui tiga stadium di antaranya:stadium kataris yang berlangsung 4-5 hari dengan gejala flu, batuk demam, terjadi konjungtivitis, nyeri tenggorokan, pembesaran kelenjar getah bening dan terjadi bercak koplik yaitu bercak putih kelabu yang dikelilingi daerah kemerahan. Stadium yang kedua adalah stadium erupsi merupakan stadium pada morbili yang ditandai dengan adanya titik merah pada palatum durum dan palatum mole, kemudian adanya bercak makulopapuler pada muka tubuh dan anggota gerak. Stadium yang ketiga adalah stadium konvalensi, dimana gejala-gejala sudah mulai menghilang dan meninggalkan bekas seperti adanya hiperpigmentasi.

1.2. PATOFISIOLOGI
Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan proliferasi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus di sekitar kaapiler. Kelainan ini terdapat pada kulit, selaput lender nasofaring, bronkus dan konjungtiva.





1.3. KOMPLIKASI
·         Otitis Media
·         Pneumonia
·         Bronkiolitis
·         Ensefalitis
·         Laringitis obstruksi dan laringotrakhetis

1.4. ETIOLOGI
·         Virus Morbili yang berasal dari secret saluran pernafasan, darah, dan urine dari orang yang terinfeksi. Penyebaran infeksi melalui kontak langsung dari orang yang terinfeksi.
·         Masa inkubasi selama 10-20 hari, dimana periode yang sangat menular adalah hari pertama hingga hari ke-4 setelah timbulnya rash (pada umumnya pada stadium kataral).


1.5. MANIFESTASI KLINIS
·         Stadium Prodromal (Catarrhal)
Demam, malaise, batuk, konjungtivitis, koriza, terdapat bercak koplik berwarna putih kelabu sebesar ujung jarum dikelilingi oleh eritema, terletak di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah, timbul dua hari sebelum munculnya rash. Stadium ini berlangsung selama 4-5 hari.
·         Stadium Erupsi
Koriza dan batuk-batuk bertambah, terjadi eritema yang berbentuk macula-papula disertai meningkatnya suhu badan. Mula-mula eritema muncul dibelakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan di bawah kulit, pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah belakang leher.
·         Stadium konvalensi
Erupsi berkurang dan meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang menghilang dengan sendirinya. Selanjutnya diikuti gejala aanorexia, malaise, limfadenopati

1.6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.6.1.      Darah tepi: jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri
1.6.2.      Pemeriksaan antibodi IgM anti campak
·         Pemeriksaan untuk komplikasi:
·         Ensefalopati/ensefalitis : dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis, kadar elektrolit darah dan analisis gas darah
·         Enteritis: feses lengkap
·         Bronkopneumonia : dilakukan pemeriksaan foto dada dan analisis gas darah.

1.7. PENATALAKSANAAN
·         Pemberian Vit A
·         Istirahat baring selama suhu tubuh meningkat, pemberian antipiretik
·         Pemberian antibiotic pada anak-anak yang beresiko tinggi
·         Pemberian obat batuk dan sedativum

1.8. IMUNISASI/PEMBERIAN VAKSIN CAMPAK
Imunisasi adalah usaha untuk memberikan kekebalan pada anak terhadap penyakit tertentu. Vaksin adalah kuman atau racun yang di masukkan ke dalam tubuh bayi atau anak yang disebut antigen. Dalam tubuh, antigen akan bereaksi dengan antibodi sehingga terjadi kekebalan. Jenis vaksin yang digunakan adalah vaksin campak.
Vaksin campak berisi virus campak yang dilemahkan dan dimasukkan ke dalam tubuh anak.
a)      Tujuan pemberian : Mendapat kekebalan terhadap penyakit campak secara aktif. Vaksin campak mengandung virus campak yang telah dilemahkan.
b)      Cara pemberian : pada usia 9 bulan dan lebih dari 1 tahun, karena campak diberikan hanya 1 kali untuk seumur hidup. Dengan dosis 0,5 cc apabila diberikan kurang dari usia 9 bulan harus diulangi pada usia 15 bulan.

           II.          KONSEP AUHAN KEPERAWATAN
2.1.      PENGKAJIAN
2.2.1        Biodata :
a)      Anak yang sakit.
b)      Orang tua.
2.2.2        Riwayat kesehatan
a)      Keluhan utama.
b)      RPS (demam tinggi, anoreksia, malaise, dll).
c)      Riwayat kesehatan lalu.
d)     Riwayat kesehatan keluarga.
e)      Riwayat kehamilan (anak yang sakit). ANG…..x, imunisasi……x, ada kelainan / tidak.
f)       Riwayat imunisasi (bayi dan anak).
g)      Riwayat nutrisi.
h)      Riwayat tumbuh kembang.
2.2.3        Pola aktivitas sehari-hari
a.       Nutrisi / minum :
·         Dirumah
·         Dirumah sakit
b.      Tidur / istirahat :
·         Dirumah
·         Dirumah sakit
c.       Kebersihan :
·         Dirumah
·         Dirumah sakit
d.      Eliminasi :
·         Dirumah
·         Dirumah sakit
e.       Pemeriksaan fisik:
·         K/U lemah
·         TTV (suhu di atas 38oC)
·         Pemeriksaan mulai dari kepala – musculoskeletal termasuk neurology.
f.       Pemeriksaan penunjang:
·         Pemeriksaan darah
·         Pemeriksaan sel giant
·         Pemeriksaan serologis
2.2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
1)      Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
2)      Ganguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi virus.
3)      Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan adanya demam, tidak enak bedan, pusing, mulut terasa pahit, kadang-kadang muntah dan gatal.
4)      Resiko terjadi komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh yang menurun.
5)      Kerusakan integritas kulit b.d penurunan imunitas
6)      Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit.
2.3.      INTERVENSI / IMPLEMENTASI
1)      Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
Kriteria – standart:
-            Menunjukkan peningkatan berat badan menuju tujuan peningkatan yang tepat.
-            Menunjukkan perilaku / perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang tepat.
Intervensi Keperawatan:
·         Berikan banyak minum (sari buah-buahan, sirup yang tidak memakai es).
Rasional : untuk mengkompensasi adanya peningkatan suhu tubuh dan merangsang nafsu makan
·         Berikan susu porsi sedikit tetapi sering (susu dibuat encer dan tidak terlalu manis, dan berikan susu tersebut dalam keadaan yang hangat ketika diminum).
Rasional : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi melalui cairan bernutrisi.
·         Berikan makanan lunak, misalnya bubur yang memakai kuah, sup atau bubur santan memakai gula dengan porsi sedikir tetapi dengan kuantitas yang sering.
Rasional : untuk memudahkan mencerna makanan dan meningkatkan asupan makanan.
·         Berikan nasi TKTP, jika suhu tubuh sudah turun dan nafsu makan mulai membaik.
Rasional : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh setelah sakit.
2)      Ganguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi virus.
Criteria – standart:
-            Pasien menunjukkan adanya penurunan suhu tubuh mencapai normal.
-            Pasien menunjukkan tidak adanya komplikasi.
Intervensi keperawatan:
·         Memberikan kompres dingin / hangat.
Rasional : untuk membantu dalam penurunan suhsu tubuh pada pasien.
·         Kolaborasi medis untuk pemberian terapi antipiretikum.
Rasional : antipiretikum bekerja untuk menurunkan adanya kenaikan suhu tubuh.
·         Pantau suhu lingkungan, batasi / tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi.
Rasional : suhu ruangan / jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal.
3)      Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan adanya demam, tidak enak bedan, pusing, mulut terasa pahit, kadang-kadang muntah dan gatal.
Kriteria – standart:
-            Pasien menunjukkan kenyamanan, tidak merasa gatal lagi.
-            Badan kelihatan segar dan tidak merasa pusing.
Intervensi keperawatan:
·         Bedaki tubuh anak dengan bedak salisil 1% atau lainnya atas resep dokter.
Rasional : bedak salisil 1% dapat mengurangi rasa gatal pada tubuh anak.
·         Menghindari anak tidak tidur di bawah lampu karena silau dan membuat tidak nyaman.
Rasional : lampu yang terlalu terang membuat anak silau dan menambah rasa tidak nyaman.
·         Selama demam masih tinggi tidak boleh dimandikan dan sering-sering dibedaki.
Rasional : tubuh yang dibedaki akan membuat rasa nyaman pasa pasien.
·         Jika suhu tubuh turun, untuk mengurangi gatal dapat dimandikan dengan PK atau air hangat atau dapat juga dengan bethadine.
Rasional : air hangat / PK dapat mengurangi gatal dan menambah rasa nyaman.
4)      Resiko terjadi komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh yang menurun.
Criteria – standart:
-            Pasien menunjukkan peningkatan kondisi tubuh.
-            Daya tahan tubuh optimal tidak menunjukkan tanda-tanda mudah terserang panyakit.
Intervensi keperawatan:
·         Mengubah sikap baring anak beberapa kali sehari dan berikan bantal untuk meninggikan kepalanya.
Rasional : meninggikan posisi kepala dapat memberikan sirkulasi udara dalam paru.
·         Mendudukkan anak / dipangku pada waktu minum.
Rasional : mencegah terjadinya aspirasi.
·         Menghindarkan membaringkan pasien di depan jendela atau membawanya keluar selama masih demam.
Rasional : menghindarkan anak terkena angin dan menambah suhu tubuh.
5)      Resiko kerusakan integritas kulit b.d ketidakadekuatan sirkulasi perifer, sensori, adanya edema, tekanan, perubahan status metabolik.
Kriteria hasil :
-            Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, emperatur, hidrasi,  pigmentasi)
-            Tidak ada luka atau lesi pada kulit
-            Perfusi jaringan baik
-            Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami.
Intervensi keperawatan:
·         Anjurkan pasien untuk mengenakan pakaian yang longgar
·         Hindari kerutan pada tempat tidur
·         Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
·         Mobilisasi pasien secara teratur
·         Monitor kulit akan adanya kemerahan
·         Oleskan lotion pada daerah yang tertekan
6)      Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit.
Kriteria – standart:
-            Orang tua menunjukkan mengerti tetang proses penyakit.
-            Orang tua mengerti bagaimana pencegahan dan meningkatkan gizi agar tidak mudah timbul komplikasi yang berat.
Intervensi keperawatan:
·         Memberikan penyuluhan tentang pemberian gizi yang baik bagi anak, terutama balita agar tidak mudah mendapat infeksi.
Rasional : memberikan pengetahuan kepada orang tua.
·         Menjelaskan pada orang tua tentang morbili tentang hubungan pencegahan dengan vaksinasi campak dan peningkatan gizi agar tidak mudah timbul komplikasi yang berat.
Rasional : memberikan pengetahuan kepada orang tua tentang pencegahan penyakit anaknya.

2.4.      EVALUASI
2.4.1    Suhu tubuh normal / turun (36,7oC – 37,6oC).
2.4.2    Cairan dan nutrisi dalam tubuh seimbang.
2.4.3    Tubuh tidak merasa gatal.
2.4.4    Tidak ada luka atau lesi pada kulit dan intregitas kulit dapat dipertahankan.
2.4.5    Orang tua / keluarga mengerti mengenai penyakit morbili dan pencegahannya.


DAFTAR PUSTAKA
Riyawan | Kumpulan Artikel Kesehatan
Deslidel, dkk.2011.Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita. Jakarta : EGC.
Alimul, Azis.2006.Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Ed.1 jilid 2. Jakarta : Salemba Medika.
Suri Adi Rita.2001.Buku Pegangan Praktek Klinik Asuhan Keperawatan Pada Anak,Ed 1. Jakarta :Perpustakaan NAS RI.PT FAJAR INTERPRATAMA.
Wong,D.L.2004.Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, edisi 4. Jakarta:EGC.


.

0 comments:

Posting Komentar