Tampilkan postingan dengan label Ilmu Kesehatan Masarakat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ilmu Kesehatan Masarakat. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Mei 2015

Influenza

 Penyakit Influenza
Influenza
Influenza, yang lebih di kenal dengan sebutan flu, adalah penyakit menular yang dikarenakan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerang unggas dan mamalia. Satu penyakit infeksi akut saluran pernapasan terlebih ditandai oleh demam, menggigil sakit otot, sakit kepala dan kerap sertai pilek, sakit tenggorokan dan batuk nonproduktif. Tanda-tanda yang paling umum dari penyakit Influenza yaitu menggigil, demam, nyeri pada tenggorokan, nyeri pada otot, pusing, batuk, letih, dan rasa tak nyaman. Influenza juga dapat menimbulkan mual, dan muntah, terutama pada anak-anak. Masa inkubasi Influenza termasuk singkat. Anda akan mengalami gejala hanya dalam beberapa hari setelah pertama kali terinfeksi. Masa di mana Influenza paling menular adalah sehari sebelum gejala muncul dan sekitar enam hari berikutnya. Gejala-gejala Influenza yang biasa dirasakan penderita di antaranya adalah demam, sakit kepala, batuk-batuk, pegal-pegal, kehilangan nafsu makan, serta sakit tenggorokan. Gejala Influenza akan bertambah parah selama dua sampai empat hari sebelum akhirnya membaik dan sembuh.

Umumnya, influenza ditularkan lewat udara melalui batuk atau bersin, yang bakal menyebabkan aerosol yang mengandung virusInfluenza dapat juga ditularkan lewat kontak langsung dengan tinja burung atau ingus, atau lewat kontak dengan permukaan yang sudah terkontaminasi. Aerosol yang terbawa oleh hawa (airborne aerosols) disangka menyebabkan beberapa besar infeksi, meskipun jalur penularan mana yang paling bertindak dalam penyakin ini belum terang benar.

Sering kita cenderung mengabaikan ketika mulai merasakan gejala Influenza. Padahal gejala ringan saja sudah bisa mengganggu konsentrasi dan produktivitas seseorang. Cara efektif mencegah penularan dan penyebaran penyakit Influenza adalah dengan cahaya matahari, disinfektan, dan deterjen, menjaga kebersihan tangan dengan sabun dapat mengurangi resiko infeksi Influenza. Jaga kebersihan diri dan lingkungan Anda, istirahat, olahraga, dan makan dengan teratur, dan Anda tidak perlu khawatir berlebihan ketika mulai terkena serangan Influenza.

Gejala Influenza yang tidak kunjung membaik bisa menyebabkan terjadinya infeksi sekunder yang disebabkan bakteri. Apabila tidak segera ditangani, penyakit Influenza juga dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti pneumonia, sinusitis, atau radang di dalam telinga, dan bukan tidak mungkin harus dirawat di rumah sakit.

Langkah Pengobatan Untuk Influenza
  • Anda biasanya tidak membutuhkan penanganan medis karena penyakit ini umumnya sembuh sendiri. Beberapa langkah pengobatan yang bisa dilakukan adalah istirahat yang cukup, banyak minum, serta menjaga tubuh agar tetap hangat.
  • Anda juga dapat meminum parasetamol atau ibuprofen untuk menurunkan demam serta mengurangi rasa sakit dan pegal. Anda tidak dianjurkan mengonsumsi antibiotik karena obat ini berfungsi untuk membunuh bakteri sedangkan flu disebabkan oleh virus.

Komplikasi Akibat Influenza
Flu jarang menyebabkan komplikasi serius, tetapi ada beberapa kelompok orang yang sebaiknya berwaspada karena memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi.
Di antaranya:
  • Anak-anak.
  • Ibu hamil.
  • Penderita penyakit serius atau kronis seperti gagal jantungpenyakit paru-paru, atau diabetes.
  • Orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun seperti penderita kanker dan HIV.

Langkah Pencegahan Flu
  • Penyebaran virus Influenza umumnya melalui bersin dan batuk dari penderita atau dari benda yang pernah disentuh penderita. Langkah utama untuk mencegah penyakit Influenza adalah dengan menjaga kebersihan. Jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum makan. Bagi pengguna kendaraan umum, disarankan untuk memakai masker saat bepergian.
  • Langkah pencegahan lainnya adalah dengan vaksinasi. Tetapi cara ini hanya dianjurkan bagi mereka yang lebih rentan mengalami komplikasi Influenza.

Sumber :
^alodokter.com^
^wikipedia.org^
^Blog Riyawan^

Kamis, 09 April 2015

Gejala Stroke dan Penjegahan Stroke


Stroke biasanya muncul secara tiba-tiba tanpa perkenalan, dan kebiasaan hidup tidak sehat merupakan peran utama timbulnya penyakit stroke, adapun cara untuk mencegah adalah dengan merubah kebiasaan hidup yang salah, terutama yang berkaitan dengan kebiasaan makan.
Menurut Potter & Perry (2006) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu empat kejadian yaitu:
1)     Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher.
2)     Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari bagian tubuh yang lain.
3)     Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak
4)     Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.
Akibat dari keempat kejadian diatas maka terjadi penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan, berpikir, memori, bicara, atau sensasi.
Faktor resiko terjadinya stroke menurut Mansjoer (2005) adalah:
1)     Yang tidak dapat diubah: usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, riwayat stroke, penyakit jantung koroner, dan fibrilasi atrium.
2)     Yang dapat diubah: hipertensi, diabetes mellitus, merokok, penyalahgunaan alkohol dan obat, kontrasepsi oral, dan hematokrit meningkat.
Datanganya stroke umumnya akibat dari akumulasi kolesterol dan trombosit pada dinding dalam pembuluh darah, dan dari waktu ke waktu menyebabkan deposito ini untuk penyumbatan pembuluh darah dan akirnya menyebabkan stroke . Serangan stroke hemoragik sering kali berlangsung sangat mendadak, pada saat kita sedang melakukan aktivitas. Biasanya gejala yang terjadi yaitu nyeri kepala,mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, selain gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain. Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes mellitus, atau adanya riwayat stroke dari generasi terdahulu juga faktor utama datanganya penyakit stroke.

Berdasarkan lokasinya di tubuh kita, gejala-gejala Stroke terbagi menjadi berikut:
1)     Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi sensorik
2)     Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.
3)     Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan.

Stroke dapat diklasifikasikan menjadi dua :
1)     Stroke Non Hemoragik Suatu gangguan peredaran darah otak tanpa terjadi suatu perdarahan yang ditandai dengan kelemahan pada satu atau keempat anggota gerak atau hemiparese, nyeri kepala, mual, muntah, pandangan kabur dan dysfhagia (kesulitan menelan). Stroke non haemoragik dibagi lagi menjadi dua yaitu stroke embolik dan stroke trombotik (Wanhari, 2008).
2)     Stroke Hemoragik Suatu gangguan peredaran darah otak yang ditandai dengan adanya perdarahan intra serebral atau perdarahan subarakhnoid. Tanda yang terjadi adalah penurunan kesadaran, pernapasan cepat, nadi cepat, gejala fokal berupa hemiplegi, pupil mengecil, kaku kuduk (Wanhari, 2008).

A. Karena stroke biasanya datang tiba-tiba, sehingga pencegahan merupakan tahap yang paling penting dari cara untuk menghindari cedera secara tiba-tiba, dan ini adalah tips pencegahan datangnya penyakit stoke
1.      Periksa tekanan darah Anda secara rutin
Riset menunjukkan, rajin kontrol tekanan darah mengurangi 40 persen risiko stroke. “Mengontrol tekanan darah tinggi itu vital bagi pencegahan stroke.
2.      Berhenti Merokok dan Berhenti Berkonsumsi Alkohol
Hasil studi memperlihatkan, menjauhi rokok mengurangi risiko datangnya stroke sampai 33 persen dan jauhilah minuman beralkohol, karena minuman tersebut memiliki dampak buruk pada kesehatan secara umum.
3.      Olahraga Secara Teratur
Riset menunjukkan, mereka yang rajin olahraga pada usia antara 25-40 tahun, risikonya terserang stroke berkurang 57 persen. Sedangkan yang mulai latihan saat usianya 40-55 tahun, kesempatannya 37 persen lebih baik untuk terhindar dari stroke.
4.      Mengontrol Diabetes
Anda harus mengontrol diabetes Anda. Dalam kasus ini, penyakit ini tidak diobati, ia dapat merusak pembuluh darah ke seluruh tubuh dan akhirnya menyebabkan aterosklerosis.
5.      Diet Sehat
Berat Badan
Untuk menjaga berat badan sesuai dengan tarif normal, peningkatan berat badan menyebabkan rasio kolesterol darah tinggi, yang diendapkan pada dinding dalam pembuluh darah, menyebabkan pembekuan darah secara umum juga. Apa yang baik bagi jantung Anda, baik pula bagi otak. Menjaga kadar kolesterol berarti menghambat aterosklerosis dan stroke. Makanlah lemak tidak lebih dari 25 persen kebutuhan kalor dan Makanlah makanan yang mengandung potasium, Riset menegaskan, mengkonsumsi makanan kaya potasium sehari-hari, mengurangi risiko stroke 40 persen. Kentang adalah sumber potasium yang baik, selain alpukat, kedelai, pisang, salmon dan tomat.

B. Tanda dan gejala Stroke yaitu:
1)     Adanya serangan defisit neurologis fokal, berupa Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh ·
2)     Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh.
3)     Baal atau mati rasa sebelah badan, terasa kesemutan, terasa seperti terkena cabai, rasa terbakar
4)     Mulut, lidah mencong bila diluruskan ·
5)     Gangguan menelan : sulit menelan, minum suka keselek ·
6)     Bicara tidak jelas (rero), sulit berbahasa, kata yang diucapkan tidak sesuai keinginan atau gangguan bicara berupa pelo, sengau, ngaco, dan kata-katanya tidak dapat dimengerti atau tidak dipahami (afasia).
7)     Bicara tidak lancar, hanya sepatah-sepatah kata yang terucap ·
8)     Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat ·
9)     Tidak memahami pembicaraan orang lain ·
10)  Tidak mampu membaca dan menulis, dan tidak memahami tulisan ·
11)  Tidak dapat berhitung, kepandaian menurun ·
12)  Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh ·
13)  Hilangnya kendalian terhadap kandung kemih, kencing yang tidak disadari ·
14)  Berjalan menjadi sulit, langkahnya kecil-kecil ·
15)  Menjadi pelupa ( dimensia) ·
16)  Vertigo ( pusing, puyeng ), atau perasan berputar yang menetap saat tidak beraktifitas
17)  Awal terjadinya penyakit (Onset) cepat, mendadak dan biasanya terjadi pada saat beristirahat atau bangun tidur ·
18)  Hilangnya penglihatan, berupa penglihatan terganggu, sebagian lapang pandangan tidak terlihat, gangguan pandangan tanpa rasa nyeri, penglihatan gelap atau ganda sesaat
19)  Kelopak mata sulit dibuka atau dalam keadaan terjatuh
20)  Pendengaran hilang atau gangguan pendengaran, berupa tuli satu telinga atau pendengaran berkurang ·
21)  Menjadi lebih sensitif: menjadi mudah menangis atau tertawa
22)  Kebanyakan tidur atau selalu ingin tidur
23)  Kehilangan keseimbangan, gerakan tubuh tidak terkoordinasi dengan baik, sempoyongan, atau terjatuh
24)  Gangguan kesadaran, pingsan sampai tidak sadarkan diri

 Sumber : Riyawan.com | Asuhan Keperawatan Sroke


Sabtu, 26 Juli 2014

EPIDEMIOLOGI

BAB I
EPIDEMIOLOGI


A.      Pengertian

         Epidemiologi berasal dari bahasa latin , epos  atau epi yang berarti pada, demos atau demi yang berarti banyak orang dan logos atau logi yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah epidemilogi adalah ilmu yang mempelajari hal yang menimpa orang atau masyarakat. Dalam hubungan dengan penyakit, khususnya penyakit menular, epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari frekuensi dan penyebaran penyakit menular pada sekelompok manusia serta faktor – faktor yang mempengaruhinya.
          Dengan adanya pengertian bahwa penyakit menular itu  bukan merupakan satu – satunya masalah kesehatan yang mungkin dialami oleh sekelompok manusia atau masyarakat, dalam pengertian modern epidemiologi saat ini diartikan sebagai ilmu yang mempelajari frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor – faktor yang mempengaruhinya.
          Dengan pengertian modern ini maka ruang lingkup epidemiologi menjadi semakin luas, tidak hanya terbatas pada masalah penyakit menular saja melainkan meliputi  juga penyakit tidak menular serta masalah – masalah  kesehatan lainnya. Akan tetapi meskipun demikian , titik berat  perhatian epidemiologi tetap ditujukan pada masalah – masalah  penyakit, karena berbagai masalah kesehatan diluar penyakit itu hanya mempunyai arti bila ada hubungannya dengan penyakit.
  
B.      Manfaat Epidemiologi
         
          Dalam rangka penanggulangan masalah kesehatan khususnya penyakit menular, secara umum manfaat epidemiologi adalah :
1.      Dapat menerangkan sebab – sebab timbulnya peristiwa penyakit serta perkembangan alamiahnya.
Sebagai contoh, dari penyelidikan epidemiologis yang dilaksanakan diperoleh kesimpulan bahwa ledakan penyakit DHF terjadi akibat meningkatnya populasi nyamuk Aides aegypti sebagai vektornya, yang terjadi pada setiap permulaan musim hujan.
2.  Dapat memberikan data yang diperlukan untuk menyusun rencana – rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.
Contoh, dengan diketahuinya pola penyebaran penyakit DHF seperti tersebut di atas, maka dapat disusun program yang sebaik – baiknya untuk melaksanakan pencegahan dan pemberantasannya.
3.    Dapat memberikan data untuk menilai / mengevaluasi kegiatan – kegiatan yang sedang dilaksanakan. Data yang diperoleh dari penyelidikan epidemiologi dapat dimanfaatkan untuk mengadakan evaluasi apakah kegiatan–kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit itu sudah benar dan tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

C.      Riwayat Perjalanan Penyakit
         
          Ada tiga faktor yang berperan pada setiap kejadian penyakit, yaitu :
          1. Manusia sebagai tuan rumah ( host )
          2. Penyebab / hama penyakit ( agent )
          3. Lingkungan yang mempengaruhi  ( enviroment )

Ketiga faktor  itu mempunyai hubungan yang bersifat majemuk dan kompleks, karena ketiga – tiganya mempunyai sifat yang sewaktu – waktu dapat berubah dan juga karena hubungan ini bersifat timbal balik.
          Dalam gambaran yang sederhana, hubungan antara ketiga faktor tersebut di atas adalah sebagai berikut :
1.      Orang berada dalam keadaan sehat, berarti ketiga faktor itu dalam keadaan seimbang.
2.      Orang menderita sakit apabila daya tahannya sebagai host menurun.
3.      Orang menderita sakit apabila kemampuan hama penyakit meningkat.
4.      Orang menderita sakit karena lingkungan berubah ke arah yang merugikan host (negatif).
 Riwayat Perjalanan Penyakit
          Serangan penyakit akan menimbulkan sejumlah gejala pada tubuh host. Dengan mengikuti proses timbul dan naik-turunnya  gejala – gejala itu dapat kita peroleh gambaran dari riwayat alamiah perjalan penyakit (natural history of disease), dari penyakit yang bersangkutan.

Riwayat alamiah perjalan penyakit dapat dibedakan atas 4 tahap, yaitu :
1.    Tahap infeksi, adalah suatu tahapan dimana hama penyakit (agent) sudah masuk ke dalam tubuh tuan rumah (host) tetapi gejala – gejala penyakit ini belum tampak. Tahap inkubasi yang disebut juga masa tunas, untuk beberapa jenis penyakit, lamanya berbeda – beda. Sebagai contoh, penyakit kolera mempunyai masa tunas beberapa jam sampai lima hari.

2.     Tahap penyakit dini, yaitu tahap dimana gejala – gejala penyakit mulai tampak. Disini tuan rumah sudah sakit tetapi sifatnya masih ringan sehingga masih dapat menjalankan aktifitas sehari – hari dan apabila  berobat juga cukup dengan berobat jalan.

3.     Tahap penyakit lanjut, pada tahap ini penyakit bertambah hebat, sehingga tuan rumah tidak dapat lagi beraktifitas secara normal, dan jika berobat juga sudah memerlukan perawatan.

4.     Tahap akhir penyakit, yaitu tahapan dimana perjalanan penyakit ini dapat berupa 5 macam keadaan, yaitu :
a.     Sembuh sempurna, artinya penyakit berakhir dan bentuk maupun fungsi tubuh tuan rumah kembali seperti keadaan sebelum sakit.
b.     Sembuh dengan cacat, disini  penyakit berakhir tetapi tuan rumah mengalami cacat. Cacat ini dapat berbentuk cacat mikroskopik, cacat fisik, cacat fungsional, cacat mental ataupun cacat sosial.
c.   Karier / carrier, berati perjalanan penyakit berhenti, tetapi tubuh tuan rumah tetap mengandung hama penyakit yang bersangkutan, yang sewaktu – waktu dapat menimbulkan sakit lagi serta dapat menulari orang – orang yang ada disekitarnya.
d.    Kronis, disini perjalanan penyakit tampaknya berhenti tetapi sebetulnya tuan rumah tersebut belum sembuh. Gejala – gejala penyakitnya  tidak bertambah berat juga tidak bertambah ringan, disebut juga menahun.
e.  Meninggal dunia, perjalanan penyakit terhenti, tetapi keadaan ini merupakan hal yang tidak dikehendaki oleh setiap tindakan kedokteran.

D.      Rantai Penularan Penyakit
         
          Bagian terbesar penyakit adalah penyakit infeksi, yaitu penyakit yang disebabkan masuknya mikroorganisme patogen ke dalam tubuh manusia. Secara garis besar penyakit infeksi dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1.          Penyakit infeksi yang menular
2.          Penyakit infeksi yang tidak menular
         
          Penyakit menular adalah penyakit yang secara alamiah dapat berpindah dari seeorang kepada orang lain. Penularan terjadi akibat pindahnya hama penyakit dari satu penderita kepada calon penderita, baik secara langsung maupun tidak langsung.
          Beberapa penyakit juga dapat menular dari hewan kepada manusia, seperti misalnya rabies (dari anjing), anthrax (dari ternak), dan pes (dari tikus). Penyakit yang mempunyai sifat demikian disebut zoonosa.
          Penularan suatu penyakit tidak terjadi  begitu saja melainkan memerlukan adanya hal –hal atau syarat – syarat tertentu yang biasa disebut sebagai rantai penularan penyakit. Rantai penularan penyakit adalah rangkaian sejumlah faktor yang memungkinkan proses penularan suatu penyakit  dapat berlangsung.

Faktor yang merupakan mata rantai itu ada 6, yaitu :
1. Adanya sumber penularan
2. Adanya hama penyakit
3. Adanya pintu keluar
4. Adanya cara penularan
5. Adanya pintu masuk
6. Adanya kerentanan

1.      Sumber Penularan
      Sumber penularan atau sumber infeksi adalah tempat dimana hama penyakit hidup dan berkembang biak secara alamiah. Dari sumber infeksi inilah kemudian penyakit itu menular  kepada orang lain.
Sumber penularan penyakit dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu :

a.  Manusia ( Human Reservoir )
Human reservoir dapat berupa :
1.   Orang sakit dengan gejala – gejala yang jelas (kasus klinis)
2.   Orang sakit dengan gejala – gejala yang tidak jelas (kasus sub  klinis)
3.   Karier, yaitu orang yang tidak sakit tetapi tubuhnya mengandung dan mengeluarkan hama penyakit.

Sumber penularan itu mengandung hama penyakit pada berbagai bagian tubuhnya, misalnya dalam darah, paru – paru, hati dan sebagainya. Juga dalam berbagai produk yang dikeluarkannya, misalnya ingus, ludah, dahak (sputum), urine, faeces, nanah , cairan luka dan lain – lain, yang sewaktu – waktu dengan cara tertentu dapat menular kepada orang lain.

      b. Hewan ( Animal  Reservoir )
Beberapa jenis hewan dapat menjadi sumber penularan beberapa macam penyakit, seperti misalnya lembu dan biri- biri (penyakit anthrax), anjing (penyakit rabies), tikus (penyakit pes) dan babi (cacing pita).

      c.   Lain – Lain  Sumber Penularan
Sumber penularan lain misalnya tanah dan udara. Di tanah terdapat berbagai bibit penyakit seperti misalnya spora dari basil tetanus (Clostridium tetani), telur dari cacing – cacing  (cacing ankylostoma, ascaris dan lain – lain), yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Di uadar bebas berterbangan bermacam – macam mikro organisme yang juga dapat menimbulkan penyakit – penyakit seperti streptococcus, staphylococcus dan lain – lain.

2.      Hama Penyakit
Yang dimaksud dengan hama penyakit adalah mikro organisme yang merupakan penyebab  penyakit pada tuan rumah. Hama  penyakit dapat dibedakan atas 4 golongan sebagai berikut, yaitu

a.    Golongan hewan
1.  Protozoa, contohnya Amoeba dysentri, Trypanosoma gambiense, Plasmodium malariae
2.  Cacing – cacing, misalnya Filaria bancrofti, Ancylostoma duodenale, Taenia solium.
3.  Serangga, contohnya Saarcoptes scabii penyebab  penyakit scabies.

b.   Golongan tumbuh – tumbuhan.
1.  Bakteri, misalnya bermacam – macam coccus, basil dan spirillium.
2.  Jamur, contohnya Ptyriasis versicolor penyebab penyakit panu.

c.   Golongan virus, misalnya virus DHF, AIDS dan Campak.

d.   Golongan Rickettsia, misalnya Rickettsia rickettsi penyebab penyakit thypus bercak wabahi.

Hama penyakit ini hidup dalam tubuh tuan rumahnya sebagai parasit. Mereka menimbulkan kerusakan pada sel – sel jaringan tubuh yang ditempatinya, baik secara langsung maupun melalui toksin (racun) yang dihasilkannya.

Disamping yang berisfat patogen sejati (obligat parasit), terdapat juga hama penyakit yang bersifat patogen fakultatif (fakultatif parasit oportunis) seperti misalnya Clostridium tetani dan Staphylococcus  aureus. Clostridium tetani  yang sporanya banyak terdapat di tanah, debu dan benda – benda yang kotor hanya akan  menimbulkan penyakit tetanus apabila secara kebetulan masuk ke dalam luka pada kulit.   Staphylococcus  aure s yang  banyak terdapat di udara bebas, baru akan menimbulkan penyakit (radang) apa bila secara kebetulan sampai pada luka kulit.

3.   Pintu Keluar
Pintu keluar adalah jalan yang dilalui oleh hama penyakit sewaktu keluar / dikeluarkan dari tubuh tuan rumah. Beberapa jenis penyakit infeksi memiliki pintu keluar yang berbeda – beda.

Pintu keluar dapat berupa :

a.      Alat Pernafasan
Yaitu hidung dan mulut, pada waktu penderita bernafas, berbicara, batuk, bersin, mengesang dan atau mendahak. Ini terjadi misalnya pada penyakit TBC paru, influensa dan difteria.

b.      Alat Pencernaan Makanan
Dalam hal ini adalah mulut dan anus pada waktu penderita muntah dan atau berak, misalnya pada penyakit kolera. Pada penyakit dysentri dan thypus perut yang tidak memiliki gejala khas muntah, hama penyakit dikeluarkan hanya melalui anus bersama faeces. Pada penyakit kolera hama penyakit dikeluarkan juga melalui urine penderita.

c.       Alat Kencing dan Kelamin
Ini terjadi pada beberapa jenis penyakit kelamin, misalnya gonorhoea, syphilis, AIDS dan lain – lainnya.

d.      Luka pada Kulit
Luka pada kulit dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu:
1.      Luka akibat terjadinya infeksi dan radang pada kulit (misalnya luka pada penyakit syphylis).
2.      Luka akibat gigitan binatang (misalnya gigitan nyamuk, kutu atau pinjal).
3.      Luka yang dibuat dengan sengaja (misalnya luka bekas suntikan).

Pada luka (ulcus) akibat penyakit syphilis atau penyakit framboesia hama penyakit dikeluarkan bersama cairan luka (exudat). Melalui gigitan nyamuk, kutu dan pinjal dapat terisap keluar hama penyakit yang ada dalam darah penderita, misalnya pada penyakit malaria, typhus bercak pes. Melalui jarum suntik hama beberapa jenis penyakit dapat juga terbawa keluar, seperti misalnya pada penyakit hepatitis infectiosa dan AIDS.

4.   Cara – Cara  Penularan
Yang dimaksud dengan cara penularan penyakit adalah proses – proses yang dialami oleh hama penyakit tersebut sehingga dapat masuk ke dalam tubuh calon penderita. Masing – masing penyakit menular mempunyai cara penularan yang khas, yang satu berbeda dengan yang lain.
Cara – cara penularan tersebut adalah sebagai berikut :

a.          Melalui hubungan orang dengan orang (personal contact)
Personal contact dapat dibedakan atas 5 cara, yaitu :

(1)   Kontak fisik, contohnya penularan penyakit syphilis melalui hubungan seksual.

(2)   Melalui tangan yang terkontaminasi, ini dapat terjadi misalnya pada penyakit kolera, seseorang yang tangannya terkontaminasi dengan produk si penderita, kemudian makan tanpa terlebih dahulu membersihkan tangannya.

              (3)   Melalui benda – benda yang terkontaminasi .
Benda – benda bekas dipergunakan oleh penderita dapat menjadi sarana penularan , seperti misalnya saputangan, handuk, piring, sendok, gelas dan sebagainya, karena benda – benda tersebut telah terkontaminasi dengan produk dari penderita yang sudah barang tentu penuh dengan hama penyakit.

              (4)   Melalui titik ludah (Droplet Infection)
Ini dapat terjadi misalnya pada penyakit TBC paru dan Influensa. Pada saat penderita bersin, batuk atau berbicara, secara tidak disadari akan disemprotkan butir – butir yang amat halus dariludah dan ingusnya ke udara. Penularan akan terjadi apabila butir – butir ludah atau ingus yang mengandung hama penyakit itu terisap oleh orang lain pada saat bernafas.

              (5)   Melalui udara (Air Borne Infection)
Butir – butir ludah dan ingus seperti tersebut di atas mempunyai ukuran / diameter bermacam – macama. Butir – butir yang sangat halus akan terus melayang – layang di udara, sedangkan butir – butir yang cukup besar akan turun dan mengendap di tanah.  Butir – butir yang melayang di udara apabila mengering akan meninggalkan inti yang berisi hama penyakit, yang disebut droplet nuclei, sedangkan butir – butir yang jatuh di tanah apabila mengering akan membentuk debu yang penuh dengan hama penyakit juga. Dengan perantaraan udara / angin baik itu droplet nuclei maupun debu yang terkontaminasi itu akan dapat tersebar sampai jauh, dan akan dapat menimbulkan penularan pada orang banyak melalui pernafasan.

b.      Melaui Air ( Water Borne Infection )
Air dapat menjadi sarana penularan beberapa macam penyakit, misalnya kolera, typhus, parathyphus, dysentri, radang hati menular,lumpuh kanak – kanak dan penyabit karena cacing. Penularan umumnya terjadi  akibat  orang mengkonsumsi air yang telah tercemar oleh faeces manusia, tanpa direbus atau diproses terlebih dahulu (faecal-oral infection).

c.       Melalui Makanan (Food Borne Infection)
Penyakit – penyakit seperti yang telah disebutkan di atas juga dapat menular dengan perantara makanan. Penularan dapat terjadi karena :
-         Makanan telah tercemar dengan hama penyakit akibat diproses oleh orang yang sedang menderita sakit atupun carrier dari penyakit tersebut.
-          Makanan tercemar oleh hama penyakit tersebut dengan perantaraan lalat.
-           Bahan makanan yang dimakan mentah tidak dicuci terlebih dahulu dengan sempurna sebelum  dikonsumsi, padahal sebelumnya telah disiram air sungai / kali dan sebagainya.

Susu sapi dapat juga menjadi sasaran penularan penyakit –penyakit tersebut, misalnya karena diproses oleh karyawan yang sedang sakit ataupun carrier. Disamping penyakit – penyakit yang telah disebutkan di atas, melalui susu sapi dapat juga ditularkan penyakit dari sapi yang bersangkutan, yaitu penyakit Tuberculosis bovinum dan Brucellosis. Itulah sebabnya maka susu sapi harus terlebih dahulu di pasteurisasi sebelum dikonsumsi.

d.      Melalui Serangga (Insect Borne Infection = Arthropod Borne Infection)
Beberapa jenis serangga dapat menjadi vektor beberapa macam penyakit seperti di bawah ini :

e.       Melalui Alat – Alat Kedokteran Yang Tidak Steril
Beberapa jenis alat kedokteran misalnya jarum suntik, jarum tranfusi, jarum vaksinasi dan sebagainya dapat juga menjadi perantara penularan beberapa jenis penyakit. Penularan terjadi misalnya karena jarum bekas menyuntik orang lain, tanpa terlenih dahulu disterilkan. Penyakit – penyakit yang dapat menular dengan cara demikian misalnya penyakit hepatitis infectiosa dan AIDS.
Untuk menghindarkan terjadinya penularan penyakit dengan cara demikian, dewasa ini telah banyak digunakan disposable syringe atau disposable needela, yaitu jarum suntik dan pengisapnya yang sekali pakai harus dibuang.

5.   Pintu Masuk
Yang dimaksud dengan pintu masuk adalah bagian – bagian badan yang dilalui oleh hama penyakit sewaktu masuk ke dalam tubuh calon penderita. Disebut juga pintu infeksi. Pintu masuk itu umumnya sama dengan pintu keluar, yaitu ;

a.          Alat Pernafasan
Yaitu hidung dan mulut, misalnya pada penyakit TBC paru, influensa dan difteria.

b.          Alat Pencernaan Makanan
Yaitu mulut, misalnya pada penyakit kolera, dysentri dan thypus perut

c.     Alat Kencing dan Kelamin
Misalnya pada penularan penyakit gonorhoea, syphilis dan  AIDS

d.     Luka pada Kulit
Dapat berupa luka pada gigitan hewan / serangga, misalnya pada penularan penyakit malaria, DHF dan pes. Atau luka buatan misalnya bekas suntikan, pada penularan penyakit Hepatitis infectiosa dan AIDS.


6.   Kerentanan
Kerentana adalah kesediaan dari tubuh calon tuan rumah untuk menjadi sakit. Tanpa adanya kerentanan maka calon tuan rumah tersebut akanb tetap sehat meskipun mendapat penularan hama penyakit.

Dalam kenyataan hidup sehari – hari meskipun kita dikelilingi dan diserang oleh hama penyakit yang tidak terhitung jumlahnya, kita tidak selalu jatuh sakit. Hal ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan tubuh yang dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu : pertahanan tubuh umum dan pertahanan tubuh khusus yang pembagian selengkapnya adalah sebagai berikut :

Pertahanan Tubuh Umum :
1.   Pertahanan tingkat pertama :
-      kulit yang utuh
-      mukosa yang utuh
-      kuku
-      rambut
-      bulu hidung
-      ekskresi tubuh
2.   Pertahanan tingkat kedua :
-      tonsil
-      hati
-      limpa
-      kelenjar lymphe

Pertahanan Tubuh Khusus :
1.   Yang bersifat seluler :
-      antibodi
-      leukositosis
-      pagositosis
2.   Yang berifat hormonal :
(a)    Bawaan yaitu  konstitusi tubuh dan genetik tubuh

(b)    Didapat :
1.      Bersifat aktif
Buatan     :     immunisasi
Alamiah   :     sembuh dari sakit

2.      Bersifat pasif :
Buatan     :     pemberian serum
Alamiah   :     diperoleh dari ibu

Seseorang yang memiliki sistem pertahanan tubuh sempurna, baik yang umum maupun yang khusus, akan sehat karena tubuhnya mampu mengalahkan semua hama penyakit yang menyerangnya.

Daftar Pustaka
Didik Sarudji, M.Sc.
Drs. Imam Suparni, B.Sc.
Drs. Sri Marhaendra Datta
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Jilid II ( untuk kelas II) Cetakan Kedua
Prof. H. Maulana Surya I., S.Si., Apt
Blog Riyawan | Kumpulan Artikel Farmasi & Keperawatan
Syaiful Anwar, S.KM