Tampilkan postingan dengan label Simplisia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Simplisia. Tampilkan semua postingan

Rabu, 09 Juli 2014

CORTEX

DIBAWAH INI ADALAH JENIS - JENIS CORTEX

1. ALSTONIAE CORTEX  (MMI)
Pulai adalahnama pohon dengan nama botani ... Baca Selengkapnya

2. ALYXIAE CORTEX (MMI)
Alyxia adalah genus tanaman berbunga ... Baca Selengkapnya

3. BURMANI CORTEX (MMI)
Cinnamomum burmannii (cassia, cassia  ... Baca Selengkapnya

4. CINCHONAE CORTEX (FI)
Cinchona adalah genus beranggotakan ... Baca Selengkapnya

5. CINNAMOMI CORTEX (FI)
Cassia Cina adalah relatif dekat dengan... Baca Selengkapnya

6. GRANATI CORTEX (MMI)
Delima (punica granatum) adalah tanaman ... Baca Selengkapnya

7. GRANATI PERCARPIUM (MMI) / GRANATI FRUCTUS CORTEX
Delima (punica granatum) adalah tanaman ... Baca Selengkapnya

8. LITSEAE CORTEX (MMI)
Mei Chang (Litsea cubeba, Litsea Aromatic) ... Baca Selengkapnya

9. PARAMERIAE CORTEX (MMI)
Tanaman ini banyak tumbuh liar di ... Baca Selengkapnya

10. SYMPLOCI CORTEX (MMI)
Decoctions digunakan terhadap penyakit ... Baca Selengkapnya

11. SYZYGII JAMBOLANI CORTEX (MMI)
Jamblang (Syzygium cumini) atau ... Baca Selengkapnya

Senin, 02 Juni 2014

Ada 5 Macam Cara Pemeriksaan Untuk Menilai Simplisia

Simplisia
1. Secara Organoleptik
                Adalah cara pemeriksaan dengan pancaindera dan meliputi pemeriksaan terhadap bentuk, bau, rasa pada lidah dan tangan, kadang- kadang pengamatan dengan pendengaran, dalam hal ini diperhatikan bentuk, ukuran, warna bagian luar dan bagian dalam, retakan- retakan atau gambaran–gambaran dan susunan bahannya (berserat-serat, bergumpal,dan lain sebagainya). Pemeriksaan secara organoleptik harus dilakukan lebih dahulu sebelum dilakukan pemerikaan dengan cara lain, karena pada umumnya pemeriksaan baru dilanjutkan jika penilaian organoleptik memberikan hasil baik . Pada simplisia bentuk serbuk, pemeriksaan secara mikroskopik dapat dilakukan secara serentak dengan cara organoleptik .
2. Secara Mikroskopik           
    Umumnya meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan terhadap serbuk.
3. Secara Fisika
    Meliputi penetapan daya larut , bobot jenis, rotasi optik, titik lebur, titik beku, kadar air, sifat-sifat simplisia di bawah sinar ultra violet,  pengamatan mikroskopik dengan sinar polarisasi     dan lain   sebagainya.
4. Secara Kimia
                Yang bersifat kwalitatif disebut identifikasi dan pada umumnya berupa reaksi warna atau pengendapan. Sebelum reaksi-reaksi tersebut dilakukan terlebih dahulu diadakan isolasi terhadap zat yang dikehendaki , misalnya isolasi dengan cara pelarutan, penyaringan dan mikrosublimasi. Pemeriksaan secara kimia yang bersifat kwantitatif disebut penetapan kadar.
5. Secara Hayati / Biologi
Pada umumnya bersifat penetapan potensi zat berkhasiat.
Beberapa Istilah Yang Ada Hubungannya Dengan Kegunaan Simplisia Dan Nama Penyakit
1)    Amara                   : Menambah nafsu makan / pahitan
2)    Anhidrotika            : Mengurangi keluarnya keringat
3)    Stomakika             : Memacu enzim – enzim pencernaan
4)    Analgetika             : Mengurangi rasa nyeri
5)    Antelmintika          : Membasmi cacing dari dalam tubuh manusia
6)    Anti fungi               : Membasmi jamur, terutama jamur pada kulit, misalnya Panu 
7)    Anti hipertensi       : Menurunkan tekanan darah.
8)    Anti piretika           : Menurunkan suhu badan
9)    Anti emetika          : Mencegah atau menghilangkan mual atau muntah
10) Anti diare               : Menghentikan buang air besar , mencret atau murus
11) Anti neuralgia        : Menghilangkan rasa sakit / nyeri di kepala
12) Anti reumatika       : Menghilangkan  rasa sakit pada encok / rematik
13) Anti spasmodika   : Pereda / pelawan  keadaan  kejang pada  tubuh (pereda kejang)
14) Anti septika           : Membasmi  kuman ( desinfektika )
15) Antidotum              : Penawar  racun
16) Antitusif                 : Pereda batuk
17) Ekspetoransia       : Mengurangi  batuk berdahak
18) Anti diabetika        : Untuk  mengobati kencing manis
19) Anti hemoroida      : Untuk mengobati wasir
20) Anti iritansia           : Mencegah perangsangan pada kulit dan selaput lendir
21) Astringensia          : Menciutkan selaput lendir atau pori  / pengelat
22) Cardiaka               : Untuk  jantung
23) Cardiotonika          : Untuk penguat kerja jantung
24) Cholagoga             : Membantu fungsi dari empedu
25) Dismenorrhoe       : Untuk mengobati nyeri haid
26) Diaforetika / Sudorifika     : Memperbanyak keluarnya keringat  / peluruh keringat
27) Digestiva               : Merangsang pencernaan makanan
28) Diuretika                : Melancarkan keluarnya air seni / peluruh air seni
29) Dilatator                 : Melebarkan pembuluh darah
30) Depuratif               : Pembersih darah
31) Emenagoga          : Memperbanyak keluarnya haid / peluruh haid
32) Emetika                 : Menyebabkan muntah
33) Gonorrhoe             : Kencing nanah
34) Hair tonic               : Menguatkan atau menyuburkan rambut
35) Holitosis                 : Menyegarkan nafas
36) Hemostatika          : Menghentikan perdarahan
37) Insektisida             : Membasmi serangga
38) Konstipasi              : Sembelit / susah buang air besar
39) Karminativa           : Mengeluarkan angin dari dalam tubuh manusia
40) Laktagoga             : Memperlancar air susu ibu
41) Laktifuga               : Menghentikan atau mengurangi air susu ibu
42) Litotriptika              : Menghancurkan batu pada kandung kemih
43) Laxantia, laksativa, purgativa       : Melancarkan buang air besar / pencahar
44) Skorbut                 : Sariawan, gusi berdarah karena kekurangan vitamin C
45) Vasodilatansia       : Memperlebar pembuluh darah
46) Nephrolithiasis       : Penyakit kencing batu
47) Urolithiasis             : Adanya batu dalam saluran air kemih
48) Parkinson              : Penyakit dengan ciri adanya tremor (gemetar), tangan serta kaki bergemetaran pada waktu diam
49) Parkinsonisme      : Penyakit yang mirip parkinson
50)  Parasimpatolitika : Pelawan efek perangsang saraf parasimpatik
51) Pertusis                 : Batuk rejan / batuk seratus hari
52) Roboransia / tonikum        :Obat kuat
53) Skabicida              : Obat kudis
54) Sedativa                : Obat penenang
55) Hipotiroidisme       : Kekurangan aktivitas dari kelenjar gondok

56) Trikhomoniasis      : Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur yang hidup di atas kulit (dermatofyt), jamurnya adalah Trichofyton                       
Bagian  - Bagian dari Tanaman
                Kormus ( tubuh tanaman ) umumnya  dapat  dibagi  menjadi 3  bagian yaitu radix  (akar), caulis  (batang) dan folium (daun). Di samping itu pada tanaman dapat ditemukan gema (kuncup), flos (bunga), fructus (buah), semen (biji), tubera (umbi), rhizoma (akar tinggal), bulbus (umbi lapis). Cortex (kulit bagian batang atau buah atau buah yang dapat dikelupas), herba (bagian tanaman lunak di atas tanah), pulpa (daging buah), kayu (lignum).

Sumber Prof. H. Maulana Surya I, S.Si., Apt.
Wikipedia.org
Riyawan.com | Kumpulan Artikel Farmasi & Keperawatan

Sabtu, 10 Mei 2014

Pengambilan Contoh Dan Metode Analisis Simplisia

Perlu dipastikan bahwa contoh suatu simplisia harus mewakili  bets yang diuji, untuk mengurangi penyimpangan yang disebabkan oleh kesalahan pengambilan contoh terhadap hasil analisis baik  kwalitatif maupun kwantitatif.  Cara pengambilan contoh berikut merupakan cara paling sederhana yang dapat diterapkan untuk bahan nabati.

Contoh dalam skala besar
Jika pada pengamatan bagian luar wadah, penandaan dan keterangan etiket menunjukkan  bahwa bets dapat dianggap homogen , ambil contoh secara terpisah dari berbagai wadah yang dipilih secara acak sesuai ketentuan dibawah ini.  Jika bets tidak dapat dianggap homogen, bagi menjadi beberapa sub-bets yang sehomogen mungkin, kemudian lakukan  pengambilan contoh pada masing-masing sub-bets seperti  pada bets  yang homogen.
Takaran Simplisia
Catatan:  Bulatkan harga  n  ke angka yang lebih tinggi.
Contoh bahan harus diambil pada bagian atas, tengah dan bawah dari setiap wadah. Jika contoh bahan terdiri dari bagian – bagian  berukuran  1 cm atau lebih kecil  dan untuk semua bahan yang diserbukkan atau digiling, lakukan pengambilan contoh dengan menggunakan suatu alat pengambil contoh yang dapat menembus bahan dari bagian atas ke bagian bawah wadah, tidak kurang dari dua kali pengambilan yang dilakukan pada arah yang berlawanan. Jika bahan berupa bagian dengan ukuran lebih dari 1 cm, lakukan pengambilan contoh dengan tangan. Untuk bahan dalam wadah atau bungkus yang besar pengambilan contoh harus dilakukan pada kedalaman 10 cm, karena kelembaban bagian permukaan mungkin berbeda dengan bagian dalam. Persiapkan contoh dalam skala besar dengan menggabungkan dan mencampurkan setiap contoh yang telah diambil dari setiap wadah yang telah terbuka , dan jaga jangan sampai terjadi kenaikan tingkat fragmentasi atau mempengaruhi derajat kelembaban secara bermakna.

Contoh dalam skala laboratorium
Persiapkan contoh laboratorium dengan membagi contoh  dalam  skala  besar  menjadi empat bagian (Catatan:cara membagi empat adalah dengan menempatkan contoh , yang telah dicampur dengan baik, diratakan dalam bentuk tumpukan segi empat dan sama rata , kemudian dibagi secara diagonal menjadi empat bagian  sama . Ambil kedua bagian yang berlawanan dan campur secara hati-hati . Ulangi proses ini secukupnya sampai diperoleh jumlah yang diperlukan

Contoh untuk pengujian 
Kecuali  dinyatakan lain pada monografi , buat contoh pengujian sebagai berikut :
Perkecil ukuran contoh dalam skala laboratorium dengan membagi empat, jaga agar setiap bagian dapat mewakili. Pada bahan yang tidak digiling atau tidak diserbukkan, giling contoh sehingga melewati pengayak nomor 20, dan campur hasil ayakan . Jika bahan tidak digiling, perkecil sedapat mungkin sehingga  menjadi lebih halus, campur dengan menguling- gulingkan pada kertas atau kain, sebarkan menjadi lapisan tipis dan ambil bagian untuk pengujian .

Bahan Organik Asing
Contoh untuk pengujian 
Kecuali  dinyatakan lain dalam monografi , timbang sejumlah contoh dalam skala laboratorium seperti dibawah ini , usahakan agar bagian yang diambil mewakili (jika perlu dibagi empat).

 Akar, rimpang, kulit batang dan herba                                                                        500 g
 Daun, bunga , biji dan buah                                                                                         250 g
 Potongan bagian tanaman (bobot rata-rata  setiap potongan kurang dari 500 mg)       50 g
      

Tebarkan contoh menjadi suatu lapisan tipis dan pisahkan bahan organik asing dengan tangan  sesempurna mungkin.  Timbang  dan hitung prosentase bahan organik asing terhadap bobot  contoh yang digunakan.

Prof. H. Maulana Surya I, S.Si., Apt
Blog Riyawan | Kumpulan Artikel Farmasi & Keperawatan

Pembuatan Serbuk Simplisia


Cara Pembuatan Serbuk Simplisia
simplisia

Bersihkan simplisia dari bahan organik asing dan pengotoran lain secara mekanik atau dengan cara lain yang  cocok,  keringkan pada suhu yang cocok, haluskan , ayak.Kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan sesuai derajat halus yang ditetapkan..
Simplisia yang  mengandung zat berkhasiat yang tidak tahan  panas, dikeringkan pada suhu serendah mungkin, jika perlu dengan pengurangan tekanan udara.
Pada pembuatan serbuk simplisia yang mempunyai persyaratan potensi dan kadar zat tertentu, misalnya serbuk Digitalis dan serbuk Opium , boleh ditambahkan serbuk sejenis yang mempunyai potensi atau kadar lebih rendah atau lebih tinggi, atau ditambah bahan lain yang cocok, misalnya Laktosa, Pati beras, hingga hasil pengolahan terakhir memenuhi persyaratan.

Artikel Terkait
Cara Budidaya Simplisia

Prof. H. Maulana Surya I, S.Si., Apt.
Blog Riyawan | Kumpulan Artikel Farmasi & Keperawatan

Pemalsuan Dan Penurunan Mutu Simplisia

Pemalsuan umumnya dilakukan secara sengaja, sedangkan penurunan mutu mungkin dilakukan secara tidak sengaja.
Simplisia dianggap bermutu rendah  jika tidak memenuhi persyaratan - persyaratan yang telah ditetapkan,  khususnya persyaratan kadarnya. Mutu rendah ini dapat disebabkan oleh tanaman asal, cara panen dan pengeringan yang salah, disimpan terlalu lama, kena pengaruh kelembaban, panas atau penyulingan.
Simplisia dianggap rusak jika oleh sebab tertentu, keadaannya tidak lagi memenuhi syarat, misalnya menjadi basah oleh air laut, tercampur minyak pelumas waktu diangkut dengan kapal dan lain sebagainya.
Simplisia dinyatakan bulukan jika kwalitasnya turun karena dirusak oleh bakteri, cendawan atau serangga.
Simplisia dinyatakan tercampur jika secara tidak sengaja terdapat bersama-sama bahan-bahan atau bagian tanaman lain, misalnya kuncup Cengkeh  tercampur dengan tangkai Cengkeh, daun Sena tercampur dengan tangkai daun.
Simplisia dianggap dipalsukan jika secara sengaja diganti, diolah atau ditambahi bahan lain yang tidak semestinya. Misalnya minyak zaitun diganti minyak biji kapas,  tetapi tetap dijual dengan nama minyak Zaitun. Tepung jahe yang ditambahi pati terigu agar bobotnya bertambah, ditambah serbuk  cabe agar tetap ada rasa pedasnya, ditambah serbuk temulawak agar warnanya tampak seperti keadaan semula.

Sumber
Prof. H. Maulana Surya I, S.Si., Apt
Blog Riyawan | Kumpulan Artikel Farmasi & Keperawatan