Senin, 16 Juni 2014

Benigna Prostatic Hyperplasia



1.      Pengertian
Benigna Prostatic Hyperplasia adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasia beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar/jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika (Lab/UPF Ilmu Bedah RSUD Dr Soetomo, 1994 : 193).

2.      Data Subyektif
-   Klien mengeluh terjadi penurunan dorongan aliaran urin, ragu-ragu berkemih, nokturia, disuria
-   Klien mengeluh nyeri suprapubis, panggul, punggung bawah

3.      Data Obyektif
-   Hematuria
-   Peninggian tekanan darah
-   Suhu meningkat
-   Terjadi penonjolan prostate

4.      Diagnosa yang Mungkin Timbul
-   Diagnosa I
Gangguan Pola Eliminasi b.d obstruksi mekanik; pembesaran prostat ; dekompensasi otot detrusor; ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi dengan adekuat.
-   Diagnosa II
Gangguan Rasa Nyaman (nyeri) b. d irirtasi mukosa; distensi kandung, kolik ginjal; infeksi urinaria; terapi radiasi.
-   Diagnosa III
Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d. pasca obstruksi diuresis  dari drainase  cepat kandung kemih yang terlalu distensi secara kronis; Endokrin,  ketidakseimbangan elektrolit ( disfungsi ginjal )
Diagnosa IV
Ketakutan/ansietas b.d perubahan status kesehatan (kemungkinan prosedur/ malignansi)
- Diagnosa V
Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d kurang terpapar terhadap informasi, tidak mengenal sumber informasi

5.      Intervensi
-  Diagnosa I
1.  Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-4 jam atau bila pasien tiba-tiba merasa untuk berkemih.
R/  Meminimalkan terjadinya retensi urin yang berlebihan pada     kandung kemih.
2.      Awasi dan catat waktu, jumlah setiap berkemih, perhatikan penurunan haluaran urin.
                  R/  Untuk mengetahui kemampuan ginjal untuk berfungsi secara normal
3.      Palpasi area supra pubik.
R/ Retensi urin dapat diketahui dengan palpasi daerah suprapubik, yaitu teraba  adanya masa pada daerah abdomen bawah.
4.      Anjurkan pasien untuk memberikan cairan  3000 ml/hari (10-15 gelas perhari)
R/ Peningkatan intake cairan dapat mempertahankan perfusi ke ginjal dan kandung kemih dari pertumbuh bakteri.
5.  Observasi tanda-tanda vital setiap jam; Awasi terjadinya hipertensi, edema perifer; perubahan mental; timbang berat badan setiap hari; ukur intake dan output cairan  setiap hari.
                  R/ Kehilangan fungsi ginjal menyebabkan penurunan eliminasi cairan dan akumulasi sisa
                  toksik; dapat berlanjut pada terjadinya gagal ginjal total.
6.      Lakukan kompres hangat atau rendam duduk.
R/ Untuk meningkatkan relaksasi otot, menurunkan edema dan merangsang 
untuk berkemih.
7.      Tindakan kateterisasi  menggunakan Kateter coude
 R/ Mengurangi dan mencegah retensi urin; kateter coude diperlukan karena
 ujungnya lengkung  sehingga memudahkan masuknya selang melalui uretra prostat.          
8.    Kolaborasi pemberian antispasmodik  misalnya oksibutinin klorida (Ditropan ). R/        Menghilangkan spasme kandung kemih sehubungan dengan iritasi kateter.
9.    Memberiakan antibiotik
 R/  Untuk melawan infeksi.
10.   Siapkan untuk drainase urin, misalnya sistostomy.
 R/ Untuk mengalirkan urin selama episode akut dengan azotemia.
11.  Lakukan hipertermi transuretral (pemanasan bagian sentral prostat dengan memasukan  elemen pemanas melalui uretra)
R/ Mengecilkan prostat ( 1 - 2 kali/ minggu )
-          Diagnosa II
1.   Kaji dan catat  kualitas, lokasi dan durasi nyeri. Gunakan skala nyeri (0-10) 0 (tidak ada nyeri) 10 (nyeri yang paling hebat).
R/ Deteksi dini terhadap tanda-tanda infeksi
2.      Jelaskan penyebab rasa sakit dan cara menguranginya
R/ Informasi yang adekuat dapat meningkatkan kooperatif pasien terhadap
tindakan petugas 
3.      Kolaborasi dalam pemberian Analgesik sesuai program.
R/ Pemberian analgesik dapat mengurangi nyeri
4.     Ajarkan teknik mengatasi rasa nyeri; tarik napas dalam dan mengeluarkan perlahan untuk menurunkan stress dan membantu rilaks otot yang tegang
R/ Teknik relaksasi dapat mengurangi nyeri dengan cara meregangkan 
otot-otot pernafasan
5.     Kompres es pada daerah yang sakit untuk mengurangi nyeri
R/  Vasokonstriksi pembuluh darah akan menurunkan aliran darah pada daerah yang sakit
6.     Ciptakan lingkungan yang tenang
R/ Lingkungan yang nyaman dapat mengalihkan nyeri pasien pada objek
-          Diagnosa III
1.     Monitor pengeluaran urin tiap jam.
R/ Diuresis dapat menyebabkan kekurangan volume cairan, karena natrium tidak
cukup diabsorbsi  dalam tubulus ginjal.
2.    Monitor tanda-tanda vital : nadi, tekanan darah; evaluasi pengisian kapiler dan
     membran mukosa oral
R/  Mendeteksi  terjadinya hipovolemik.
3.    Motivasi pasien untuk meningkatkan  intake cairan peroral
R/ Mengimbangi cairan yang keluar akibat diuresis
4.    Berikan posisi semi fowler
R/  Menurunkan kerja jantung, memudahkan homeostasis sirkulasi.
5.    Berikan cairan IV
R/ Menggantikan cairan yang hilang
-          Diagnosa IV
1.    Selalu bersama-sama dengan pasien bina hubungan saling percaya
R/ Menunjukkan perhatian dan keinginan untuk membantu 
2.    Berikan informasi tentang tanda/prosedur dan tes khusus seperti pemasangan kateter, urin berdarah, iritasi pada kandung kemih.
R/  Meningkatkan pemahaman pasien tentang tujuan dari apa yang dilakukan,
sehingga dapat mengurangi rasa takut dan kecemasan
3.      Anjurkan kepada pasien untuk mengungkapkan peraaannya kepada orang terdekat
R/ Mengurangi kecemasan
-          Diagnosa V
1.      Berikan informasi tentang penyakit: pengertian, etiologi, tanda dan gejala penyakit.
R/ Informasi yang adekuat dapat meningkatkan kooperatif pasien terhadap
tindakan petugas
2.    Berikan informasi  kepada pasien bahwa penyakit ini tidak ditularkan secara seksual/atau melalui hubungan seksual.
R/ Informasi yang adekuat dapat meningkatkan kooperatif pasien terhadap
tindakan petugas
3.   Anjurkan  pasien untuk menghindari makanan berbumbu, kopi alkohol, mengemudikan dalam waktu yang lama.
R/ Dapat menyebabkan iritasi dan meningkatkan produksi urin sehingga terjadi
distensi otot blader.
4.     Berikan latihan berkemih kepada pasien post pemasangan kateter.
R/ Latihan dini otot-otot saluran kemih
5.   Anjurkan kepada pasien untuk melakukan kunjungan ulang selama 6 bulan sampai 1 tahun.
R/ Kontrol rutin dapat mencegah proses kekambuhan
Kesimpulan DiagnosaMikrograf menunjukkan hiperplasia nodular (kiri dari pusat) dari prostat dari reseksi transurethral dari prostat (TURP). H & E noda.Pemeriksaan mikroskopis dari berbagai jenis jaringan prostat (diwarnai dengan teknik imunohistokimia): A. Normal (non-neoplastik) prostatic jaringan (NNT). B. hiperplasia prostat jinak. C. High-grade prostatic intraepithelial neoplasia (PIN). D. Prostatic adenocarcinoma (PCA).Prostat dengan lobus median besar menggembung ke atas. Sebuah instrumen logam ditempatkan di uretra (yang melewati prostat). Spesimen ini hampir 7 cm panjang dengan volume sekitar 60 sentimeter kubik pada USG transrectal dan telah dihapus selama prosedur Hryntschak atau prostatektomi transvesical (pengangkatan prostat melalui kandung kemih) untuk benign prostatic hyperplasia.
Pemeriksaan rektal (palpasi prostat melalui dubur) dapat mengungkapkan sebuah prostat yang membesar nyata, biasanya mempengaruhi lobus tengah.
Seringkali, tes darah dilakukan untuk menyingkirkan keganasan prostat: Peningkatan antigen prostat spesifik (PSA) tingkat kebutuhan penyelidikan lebih lanjut seperti reinterpretasi hasil PSA, dalam hal kepadatan PSA dan PSA persentase gratis, pemeriksaan dubur dan ultrasonografi transrectal. Langkah-langkah dikombinasikan dapat memberikan deteksi dini.
USG pemeriksaan testis, prostat, dan ginjal sering dilakukan, sekali lagi untuk menyingkirkan keganasan dan hidronefrosis.
Screening dan prosedur diagnostik untuk BPH mirip dengan yang digunakan untuk kanker prostat. Beberapa tanda-tanda untuk mencari mencakup: [15]

    
Pancaran kencing lemah
    
Pengosongan kandung kemih yang berkepanjangan
    
Mengejan perut
    
Keraguan
    
Kebutuhan untuk buang air kecil tidak teratur
    
Lengkap pengosongan kandung kemih
    
Post-buang air kecil menggiring bola
    
Iritasi saat buang air kecil
    
Sering buang air kecil
    
Nokturia (perlu buang air kecil pada malam hari)
    
Urgensi
    
Inkontinensia (kebocoran urin involunter)
    
Nyeri kandung kemih
    
Disuria (nyeri buang air kecil)
    
Masalah ejakulasi

 
6. Terapi minimal invasif
The European Urology Ulasan diterbitkan pada tahun 2009 bahwa dua dokter-dokter Israel, Yigal Gat dan Menahem Goren, telah mengembangkan metode pembedahan Gat-Goren untuk BPH. Menggunakan teknik radiologi intervensi yang mengurangi volume prostat dan membalikkan gejala BPH, pengobatan, dikenal sebagai terapi super selektif kekurangan androgen intra-prostat (SPAD), melibatkan venography perkutan dan sclerotherapy jaringan vena spermatika internal termasuk vena terkait bypasses dan jaminan retroperitoneal. The European Urology Review juga menyatakan bahwa menggunakan Gat Goren hasil metode tanpa pembedahan menurunnya volume prostat, yang menyebabkan secara signifikan menurun nokturia, meningkatkan aliran urin, dan juga meningkatkan pengosongan kandung kemih, dan tanpa efek samping potensial dan komplikasi dari operasi klasik.
Meskipun obat-obatan sering diresepkan sebagai pilihan pengobatan pertama, ada banyak pasien yang tidak mencapai sukses dengan lini pengobatan. Pasien mungkin tidak mencapai peningkatan berkelanjutan dalam gejala atau mereka mungkin berhenti minum obat karena efek samping. Ada pilihan untuk pengobatan di kantor seorang urolog sebelum melanjutkan ke operasi. Dua jenis yang paling umum dari terapi kantor berbasis transurethral microwave thermotherapy (TUMT) dan transurethral needle ablation (TUNA). Kedua prosedur ini mengandalkan memberikan energi yang cukup untuk menciptakan panas yang cukup untuk menyebabkan kematian sel (nekrosis) dalam prostat. Tujuan dari terapi adalah untuk menyebabkan nekrosis cukup sehingga, ketika jaringan mati diserap oleh tubuh, prostat menyusut, menghilangkan obstruksi uretra. Prosedur ini biasanya dilakukan dengan anestesi lokal, dan pasien kembali pulang hari yang sama. Beberapa urolog telah mempelajari dan menerbitkan data jangka panjang pada hasil dari prosedur ini, dengan data keluar untuk lima tahun. Yang terbaru American Urological Association (AUA) Pedoman Pengobatan BPH pada tahun 2003 daftar terapi minimal invasif termasuk TUMT dan TUNA sebagai alternatif diterima untuk pasien tertentu dengan BPH.
Terapi microwave transurethral (TUMT) awalnya disetujui oleh Amerika Serikat Food and Drug Administration (FDA) pada tahun 1996, dengan sistem generasi pertama oleh EDAP Technomed. Sejak tahun 1996, perusahaan lain telah menerima persetujuan FDA untuk perangkat TUMT, termasuk Urologix, Dornier, Thermatrix, Celsion, dan Prostalund. Beberapa studi klinis telah dipublikasikan pada TUMT. Prinsip umum yang mendasari semua perangkat adalah bahwa antena microwave yang berada dalam kateter uretra ditempatkan di daerah intraprostatic uretra. Kateter terhubung ke kotak kontrol di luar tubuh pasien dan energi untuk memancarkan radiasi gelombang mikro ke dalam prostat untuk memanaskan jaringan dan menyebabkan nekrosis. Ini adalah pengobatan satu kali yang berlangsung sekitar 30 menit sampai 1 jam, tergantung pada sistem yang digunakan. Dibutuhkan sekitar 4 sampai 6 minggu untuk jaringan yang rusak untuk diserap kembali ke dalam tubuh pasien. Beberapa perangkat dilengkapi teknologi beredar pendingin melalui area pengobatan dengan maksud melestarikan uretra sedangkan energi microwave memanaskan jaringan prostat yang mengelilingi uretra.
 
Transurethral needle ablation (TUNA) beroperasi dengan berbagai jenis energi, frekuensi radio (RF) energi, tetapi dirancang sepanjang premis yang sama sebagai perangkat TUMT, bahwa panas perangkat akan menyebabkan nekrosis menghasilkan dari jaringan prostat dan mengecilkan prostat. Perangkat TUNA dimasukkan ke dalam uretra menggunakan lingkup kaku seperti sebuah cystoscope. Energi yang diserahkan ke prostat menggunakan dua jarum yang muncul dari sisi perangkat, melalui dinding uretra dan masuk ke prostat. Perangkat ablasi berbasis jarum sangat efektif memanaskan area lokal dengan suhu cukup tinggi untuk menyebabkan nekrosis. Pengobatan ini biasanya dilakukan dalam satu sesi, tapi mungkin membutuhkan beberapa batang jarum tergantung pada ukuran prostat.
 
7.  Operasi

Jika perawatan medis gagal, dan pasien memilih untuk tidak mencoba terapi kantor berbasis atau dokter menentukan pasien adalah kandidat yang lebih baik untuk reseksi transurethral dari prostat (TURP), pembedahan mungkin perlu dilakukan. Secara umum, TURP masih dianggap standar emas intervensi prostat bagi pasien yang memerlukan prosedur. Hal ini melibatkan menghapus (bagian dari) prostat melalui uretra. Namun setelah operasi endscopic ini ejakulasi kering dan orang menjadi steril. Untuk laki-laki yang ingin ayah seorang anak ini bukan prosedur pilihan. Selama beberapa dekade upaya untuk menemukan metode bedah baru telah menghasilkan pendekatan baru dan jenis energi yang digunakan untuk mengobati kelenjar membesar. Namun beberapa metode baru untuk mengurangi ukuran pembesaran prostat, belum cukup lama untuk sepenuhnya membangun keselamatan mereka atau efek samping. Ini termasuk berbagai metode untuk menghancurkan atau menghapus bagian dari jaringan yang berlebihan ketika mencoba untuk menghindari kerusakan apa yang tersisa. Electrovaporization transurethral dari prostat (TVP), laser yang TURP, ablasi laser visual (VLAP), injeksi etanol, dan lain-lain dipelajari sebagai alternatif.

Teknik-teknik baru yang melibatkan laser dalam urologi telah muncul dalam 5-10 tahun terakhir, dimulai dengan teknik VLAP melibatkan Nd: YAG laser dengan kontak pada jaringan prostat. Sebuah teknologi serupa yang disebut Photoselective Penguapan dari Prostate (PVP) dengan Greenlight (KTP atau LBO kristal) laser yang telah muncul baru-baru ini. Prosedur ini melibatkan daya tinggi 180-watt 532 nm panjang gelombang laser dengan laser serat 650-mikrometer dimasukkan ke prostat. Serat ini memiliki refleksi internal dengan sudut 70 derajat membelokkan. Hal ini digunakan untuk menguapkan jaringan untuk kapsul prostat. Greenlight 532 nm laser menargetkan hemoglobin sebagai kromofor dan biasanya memiliki kedalaman penetrasi 0.8mm (dua kali lebih dalam dari holmium).

Prosedur lain disebut Laser Ablation Holmium dari Prostat (HOLAP) juga telah mendapatkan penerimaan di seluruh dunia. Seperti KTP, perangkat pengiriman untuk HOLAP prosedur adalah sisi-menembak serat 550 um pakai yang mengarahkan balok dari daya tinggi 100-watt laser pada sudut 70 derajat dari sumbu serat. The holmium panjang gelombang 2.140 nm, yang termasuk dalam bagian inframerah dari spektrum dan tidak terlihat dengan mata telanjang. Sedangkan Greenlight bergantung pada hemoglobin sebagai kromofor, air dalam jaringan target adalah kromofor untuk Holmium laser. Kedalaman penetrasi holmium laser adalah <0,4 mm, menghindari komplikasi yang terkait dengan nekrosis jaringan sering ditemukan dengan penetrasi lebih dalam dan kekuatan puncak yang lebih rendah dari Nd: YAG laser digunakan pada 1990-an.

HoLEP, Holmium Laser Enukleasi dari prostat, adalah prosedur lain Laser Holmium dilaporkan membawa risiko yang lebih sedikit dibandingkan dengan TURP baik atau prostatektomi terbuka HoLEP sebagian besar serupa dengan prosedur HOLAP.; perbedaan utama adalah bahwa prosedur ini biasanya dilakukan pada prostat yang lebih besar. Alih-alih terablasi jaringan, laser memotong sebagian dari prostat, yang kemudian dipotong-potong kecil dan memerah dengan cairan irigasi. Seperti prosedur HOLAP, ada sedikit perdarahan selama atau setelah prosedur.

Kedua panjang gelombang, Greenlight dan Holmium, mengikis sekitar satu hingga dua gram jaringan per menit.

Perawatan pasca operasi sering melibatkan penempatan kateter Foley atau stent prostat sementara untuk memungkinkan penyembuhan dan memungkinkan urin mengalir dari kandung kemih.

Singkatnya, teknik bedah yang digunakan adalah:
·        Buka prostatektomi: biasanya tidak dilakukan saat ini, bahkan jika hasilnya sangat baik.
·        Reseksi trans-uretra prostat (TURP): standar emas.
·        Sayatan transurethral dari prostat (TUIP): jarang dilakukan; Teknik ini mirip dengan TURP tetapi kurang definitif.
·        Penguapan Laser prostat: pengobatan umum.
·        Terapi transurethral microwave (TUMT): mirip dengan ablasi laser, tetapi kurang efektif dan jauh lebih sedikit digunakan.
·        Transurethral needle ablation (TUNA): tidak terlalu efektif.
·        Holmium laser yang enukleasi dari prostat (HoLEP): semakin banyak digunakan, mungkin akan menggantikan TURP di masa depan.

Daftar Pustaka
Lab/UPF Ilmu Bedah RSUD Dr Soetomo,  1994 : 193, Pedoman Diagnosis dan Terapi Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo, Lab/UPF Ilmu Bedah RSUD Dr Soetomo Ilmu Penyakit Bedah, Surabaya
Carpenito, Linda Jual. (1995). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Doenges, et al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume I (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan).Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
riyawan.com, wikipedia.org

0 comments:

Posting Komentar