1.
Pengertian
Diare adalah kehilangan cairan dan
elektrolit secara berkebihan yang terjadi karena frekuensi 1x/ lebih BAB dengan
bentuk tinja encer atau cair (Suriadi dan Rita Yuliani, 2001 : 82)
2.
Data Subyektif
-
Frekuensi BAB
meningkat
-
Bentuk dan
konsistensi dapat cair dan berlendir/berdarah dan dapat pula disertai gejala
panas,
-
Muntah,
anoreksia, nausea
-
Lemas
-
Kulit kering, kapiler refill melambat, warna kemerahan/lecet
(terutama sekitar anus)
3.
Data Obyektif
-
Peningkatan jantung, nadi, TD menurun, nadi kecil dan cepat serta meningkat
suhu tubuh
-
Pernafasan
cepat, dalam dan teratur
4.
Diagnosa yang Mungkin Timbul
-
Diagnosa I
Kekurangan volume
cairan s/d. out put yang berlebihan
-
Diagnosa II
Pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan s/d. penurunan intake, peningkatan absorpsi nutrisi dan cairan
-
Diagnosa III
Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan
hipo/hiperperistaltik
5.
Intervensi
-
Diagnosa I
1. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam sampai
keadaan stabil dan tentukan penyebab
dari kekurangan cairan dan elektrolit.
R/ Kehilangan
cairan yang aktif secara terus menerus akan mempengaruhitanda-tanda vital dalam mempertahankan aktivitas.
2. Observasi keadaan kulit melalui warna, kelembaban
dan turgor. Pertahankan
terapi IV untuk mengganti cairan dengan menggunakan
cairan koloid,
kristaloid dan berikan cairan PO sesuai kebutuhan.
R/ Koloid
menghindari ruang intra vaskuler dan mengumpulkan cairan dariinterstitium ke dalam pembuluh darah, menggantikan intra extra seluler dan
mendistribusikan keluar intra vaskuler dan interstitium.
3. Monitor asupan dan pengeluaran tiap jam dan
laporkan bila terdapat
pengeluaran yang menghebat.
R/ Volume
cairan menurun dan hipovolemik yang diakibatkan oleh penurunanplasma sebagai mengakibatkan penurunan aliran kearah ginjal.
4. Timbang pasien tiap hari pada waktu yang sama
R/ Berat
badan merupakan indikator untuk kesimbangan cairan tubuh yangmelalui proses asupan dan pengeluaran.
5. Observasi BJ urine tiap 8 jam
R/ Pemekatan
urine merupakan respon terhadap kurangnya air sebagaimanapelepasan ADH dalam berespon terhadap osmolitas cairan tubuh.
6. Pantau serum elektrolit adanya kelebihan cairan
selama penggantian cairan
dan laporkan jika ada tanda-tanda gangguan
keseimbangan cairan dan
elektrolit serta keadaan yang memburuk.
R/ Kondisi
yang memburuk dari gangguan elektrolit atau adanya keluaran urine yang menurun,
pemekatan urine, hipotensi, peningkatan
nadi dan tensi, kelemahan dan perubahan status mental.
-
Diagnosa II
1. Bersama pasien dan keluarga tentukan berat badan
ideal anak sesuai
dengan tahap pertumbuhannya dan program diit yang akan
dilakukan anak.
R/ Keikutsertaan keluarga secara aktif dalam
menentukan asupan nutrisi menyebabkan keluarga berperan aktif dalam tindakan
berikutnya.
2. Lakukan program kerjasama dengan ahli gizi dalam
menentukan diit anak
berikan porsi kecil dengan frekuensi sering.
R/ Penentuan
diit/kalori yang dikonsumsi oleh anak sangat berperan dalam peningkatan berat
badan, berikan porsi kecil dengan frekuensi sering meminimalkan metabolisme
dalam tubuh.
3. Ajarkan pada orang tua dan keluarga untuk
memonitor pemasukan
dan pengeluaran makanan anak.
R/ Mencatat
asupan oral dan keinginan pasien mempermudah deteksi dini asupan yang tidak
adekuat.
4. Bantu anak dan keluarga dalam mengidentifikasi
acuan makan makanan yang
tinggi protein dan karbohidrat.
R/ Penambahan
beberapa makanan kecil akan menambah peningkatan asupan kalori.
5. Ajarkan kebersihan oral dan ruangan yang bersih
sebelum makan
R/ Kondisi
oral dan ruangan yang bersih akan meningkat rasa dan selera makan.
6. Timbang berat badan anak tiap hari, monitor asupan
dan keluaran
R/ Berat
badan merupakan indikator dari keseimbangan asupan dan keluaran.
-
Diagnosa III
1. Rubah/ganti posisi tidur tiap 3 jam
R/ Perubahan
posisi dapat merangsang peristaltik usus sehingga mengurangi distensi abdomen.
2. Lakukan kompres hangat pada daerah perut
R/ Dengan
kompres hangat, distensi abdomen akan mengalami relaksasi, pada kasus
peradangan akut/peritonitis akan menyebabkan penyebaran infeksi.
3. Meminimalkan tangis anak
R/ Dengan
menangis memudahkan udara masuk di dalam lambung sehingga memperberat distensi
abdomen
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat
dan monitor
efek samping obat tersebut.
R/ Efek
farmakologis pada anak ditentukan oleh sensitivitas individual
Daftar Pustaka
Suriadi, Skp dan Yuliana,
Rita, Skp (2001), Asuhan Keperawatan pada Anak, Fajar Intrapratama,
Jakarta., riyawan.com
wahh kalau warning komentarnya di larang marah ,justru ane malah salut ,bisa di jadikan Daftar pustaka makalah kesehatan neh ,apalgi dah dapat ijin copas sama adminnya ,maksih min ... salam kenal ajah
BalasHapusSalam kenal juga.
HapusMksh atas kunjunganya Gan.